Aku Hadir dalam Rindumu - AHDR (3)

Catatan Akhir Pekan "Aku Hadir Dalam Rindumu" merupakan seri tulisan.

Edisi sebelumnya :  Aku Hadir dalam Rindumu (2)

Oleh: Kang Iman (Dr. Iman Subasman (@imansubasman) Konsultan Evaluasi Pendidikan Islam)

Kemampuan seseorang dalam menjaga lisan adalah rahmat besar dariNya. Menjaga lisan berarti menghentikan uraian kata-kata yang buruk, berupa hinaan, fitnah, kebencian, ketidaksukaan juga lontaran yang merendahkan orang lain. Kesulitannya adalah karena lisan sesuai fungsinya adalah untuk menyampaikan pesan dalam komunikasi dan sekaligus menjadi juru bicaranya hati. Apa yang terucap dari lisannya setidaknya menggambarkan dominasi keadaan hatinya.

Lingkungan memang menjadi sebuah ancaman dalam tekad menjaga lisan, seorang yang hidup bersama dalam lingkungan hujatan akan terbawa menghujat, lingkungan yang sibuk dengan berita fitnah,kedengkian dan sibuk dengan keburukan orang lain pun akan terbawa arus sesuai tema di lingkungan itu. Seakan diri terbelenggu dalam keadaan lingkungan, bertahan akan terbawa arus , menghindar adalah "kekalahan" memperjuangkan tekad menjaga lisan.

Diantara kepandaian dan kecerdasan seseorang dalam menjaga lisannya adalah saat ia mendapatkan kekuatan dalam tekad menjaga lisannya. Kekuatan itu berupa cahaya hati yang lembut yang diberikanNya pada mereka yang Allah kehendaki. Mereka diberikan kemampuan untuk melihat keburukan besar dalam "kejahatan lisan" dan diberikan kemampuan melihat kemuliaan pada saat menjaga lisanya. Mereka tak sekedar mampu menghindar dari jahatnya lisan tapi diberikan kemampuan untuk melihat lebih dalam tentang kemuliaan menjaga lisannya.

Sejenak renungkanlah, betapa banyaknya dirimu mengucapkan salam ," Assalamu'alaikum, semoga Allah memberikan keselamatan " tapi mungkin sejauh ini tak muncul juga cahaya hati yang dapat melihat kemuliaan dari ungkapan itu, kebanyakan ucapan itu hanyalah ungkapan kebiasaan saat bertemu sesama muslim. Jika sampai saat ini cahaya hati belum bisa melihat besarnya kemuliaan "ucapan salam" mari segerakan kita berdoa meminta padaNya. Agar Allah SWT memberikan cahaya itu pada diri kita, agar kita diberikan kemampuan untuk melihat kemuliaan dari setiap kebaikan dan mampu melihat kehinaan pada setiap keburukan.***

Artikel Kolom Ragam Januari 20, 2018