Artikel: Membangun Negara Dengan Per-Seteruan

Oleh: Jon's (Sujono)

Penjajahan dengan memakan waktu yang cukup lama bahkan ratusan tahun dan dari berbagai negara seperti Belanda dan Jepang ternyata tidak menjadikan bangsa kita kuat dalam PERSATUAN. 

 Ketika saya masih kecil dan hidup di desa saya paling suka mendengarkan pesawat radio karena waktu itu tidak ada lagi sarana informasi yang bisa di nikmati, tidak seperti sekarang berbagai fasilitas hiburan dan informasi jumlahnya sudah tidak bisa dihitung dengan jari karena saking banyaknya, baik diawal acara maupun diakhir acara penyiar radio selalu mengumandangkan kalimat yang bersipat patriotisme seperti "SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA" dan "BERSATU KITA TEGUH BERCERAI KITA RUNTUH" 

Kata - kata ampuh seperti itu telah membangkitkan rasa Nasionalisme yang cukup ampuh karena pada waktu itu masih banyak sesepuh dan pini sepuh yang merasakan betapa sengsaranya hidup dibawah penjajahan, tapi sekarang berbalik 180 derajat, persatuan hanya jadi sesanti yang ada hanya perseteruan. 

Menpora berseteru dengan PSSI, Golkar kubu Aburizal Bakrie berseteru dengan kubu Agung Laksono, Gubernur Ahok berseteru dengan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, KPK berseteru dengan Kepolisian dan banyak perseteruan lainnya. 

Kita merasa perihatin bahkan miris dengan adanya berbagai perseteruan sebab persatuan yang seharusnya menjadi landasan kehidupan berbangsa dan bernegara bagi para pemimpin kita dan seluruh rakyat ternyata hanya tinggal retorika, ketika para pemimpin kita berpidato pasti dengan penuh semangat dan berapi - api mengatakan bahwa persatuan dan kesatuan harus kita utamakan dan di tempatkan diatas segala - galanya, persatuan adalah harga mati, tapi apa yang kita saksikan semuanya imposible nyaris tak ada keteladanan dari para pemimpin kita, kita mual, enek, bahkan menyebalkan melihat tingkah para pemimpin seperti itu. Pemimpin yang seperti kacang lupa kulit, pemimpin yang tidak ingat sejarah.***

Artikel Kolom Ragam Agustus 06, 2015