Suarakuningan.com - Gerakan Kesukarelawanan Literasi ini diluncurkan secara resmi pada tanggal 19 Desember 2012 oleh Ketua Gerakan Pramuka Kwartir Daerah Jawa Barat Dede Yusuf Macan Effendi.
Digagas oleh Atta Verin ; seorang penggiat literasi dan penerjemah novel yang tinggal di Bandung, aksi kesukarelawanan membaca ini meyakini kesetaraan HAK dalam mengakses informasi publik dan literasi untuk membangun kehidupan bermasyarakat yang lebih baik, produktif dan damai. Kegiatan kesukarelawanan membaca diyakini PRABUHI dapat memberdaya (empowering) masyarakat.
PRABUHI mendorong setiap pramuka untuk menjadi Pramuka yang aktif dalam membangun masyarakatnya (active global citizen ) khususnya dalam menciptakan perubahan-perubahan baik (creates better world)
Pada prakteknya, voluntir-voluntir Prabuhi usia remaja hingga dewasa muda ini membacakan buku ataupun artikel dari majalah dan surat kabar (yang sifatnya informatif dan atau menghibur) kepada anggota masyarakat di sekitarnya. Aksi ini adalah upaya menjadi jembatan bagi anggota masyarakat yang tidak memiliki akses kepada literasi atau sumber-sumber informasi tertulis.
Tidak hanya menempatkan masyarakat sebagai penerima manfaat terbesar (beneficiariesi), pramuka-pramuka voluntir Prabuhi juga mendapatkan manfaat aksi kesukarelawanan ini dengan terasahnya keterampilan sosial dan komunikasi interpersonal selain juga mendapatkan pengembangan kapasitas individual mereka dalam bidang literasi.
Setelah lebih dari 2 tahun berkegiatan, Prabuhi yang awalnya hanya dilakukan oleh 20 orang Prabuhis Perintis dari Gugus Depan SMP N 5 Sukabumi, kini beranggotakan ribuan voluntir muda dari 19 Tim di Indonesia; dengan 19 kapten dan lebih dari 40 Leader: Sukabumi, Cianjur, Jakarta, Bogor, Banten, Medan, Bekasi, Bandung, Garut, Tasik, Kuningan, Cirebon, Pemalang, Pati, Malang, Jember, Banyuwangi, Bali, dan NTB.
Prabuhi dan kegiatan kesukarelawanan membaca-nya kemudian mendapatkan perhatian dari Pramuka Dunia atau WOSM (World Organization of Scout Movement).
Sekretaris Jendral WOSM; Scott Teare bahkan secara spesifik menyebutkan founder Prabuhi Atta Verin sebagai salah satu Pramuka Penggerak Messengers of Peace.
Pada September 2013, WOSM menganugerahkan Messengers of Peace Hero Award kepada Atta Verin, karena PRABUHI dianggap telah dengan tepat mengejawantahkan upaya mewujudkan dunia yang lebih damai melalui aksi kesukarelawanan membaca. Dengan motto Widya Pradana Dharma Kosala yang bermakna “Memanfaatkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agar menjadi makhluk yang lebih mulia di mata Tuhan”.
Prabuhi menjunjung konsep “Berbagi Kegembiraan dalam Membaca dan Belajar untuk Kemanusiaan, Kesetaraan dan Perdamaian.”
Berdasarkan konsep tersebut, Prabuhi kemudian tidak hanya menjalankan kegiatan utama berupa kesukarelaan membaca, tetapi juga aksi-aksi volunteering lainnya untuk Bumi dan Negri ini. Prabuhi lalu mengembangkan berbagai proyek community development dalam bidang literasi, salah satu diantaranya adalah Prabuhi Film Maker yang di-inisiasi oleh salah seorang aktivis Prabuhi Kuningan yaitu AR Affandi yang memang sejak tahun 2003 bergelut didunia tersebut.
Beberapa filmya yang digarap bersama sineas-sineas Kuningan berhasil meraih prestasi diantaranya adalah Mawar Terakhir masuk dalam nominasi film terbaik Festival Film Independen Indonesia, dan Sang Penyusun Api meraih penghargaan The Best Story dalam Scout Indie Movie Award yang diselenggarakan oleh Kwardir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat.
Sedangkan film-film lainnya seperti Cinta Hanyalah Cinta, Sang Perawan dan Tunawisma, Kala Sandi Berkata, Cinta diakhir Seren Tahun, Arjuna Turun Kadunya menghiasi layar kaca TV Lokal seperti TVKu, Radar TV dan CiTV Cirebon.
Project Prabuhi Film Maker ini bertujuan agar para anggota pramuka di Kuningan bisa belajar secara langsung bagaimana memproduksi sebuah film dan menyampaikan pesan yang tersirat dari cerita yang ada dalam film tersebut melalui bahasa gambar. Selain belajar akting, para Pramuka dilibatkan secara langsung dalam proses pra, produksi dan pasca produksi. Mereka diberikan kebebasan untuk beraksi dan berkreasi, dari mulai membedah skenario, menentukan kostum, menyiapkan property, menentukan lokasi syuting dan lain-lain.
Dalam kurun waktu tahun 2013 - 2015 ini Prabuhi Film Maker sudah berhasil memproduksi tiga buah film yang berlatar kegiatan Pramuka yaitu Seikat Lidi Untuk Negeri, Amanah, Buhun dan Trikasdeka Phobia.
Film Buhun yang gagal meraih penghargaan di Indonesia Short Film Festival akhirnya bisa meraih pengharggan di event lain yaitu sebagai Film Terbaik dalam Festival Film Cirebon.
“ Penghargaan bukan menjadi tujuan utama project ini, yang paling penting adalah bagaimana anggota Pramuka bisa menumpahkan imajinasi yang mereka dapatkan dari mendengar, melihat dan merasakan apa yang terjadi disekitarnya untuk kemudian di konversi dalam bahasa gambar dan bisa dinikmati oleh masyarakat. Penghargaan adalah bonus untuk hasil kerja keras mereka “, demikian ungkap AR Affandi.
Bagi anggota Pramuka yang ingin mengadakan workshop tentang pembuatan film pendek atau menjalankan project ini di Gugus Depannya bisa menghubungi email:kuninganprabuhi@gmail.com atau bisa langsung chat melalui inbox Facebook AR Affandi ***(Raff)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.