Oleh: Mas Jon's (Sujono)
Betapa mulia dan terhormatnya seorang guru sampai - sampai orang tua
kita ditempatkan diurutan ke Dua setelah Guru. Peribahasa Jawa
mengatakan Guru Ratu Wongatua Karo yang artinya Guru itu nomor Satu
sedangkan Orang Tua berada di urutan ke Dua.
Tapi Peribahasa tersebut kini artinya sudah banyak di pelesetkan menjadi "Guru Nyatu Orang Tua Kokoro" yang berarti guru kehidupannya maju tapi orang tua murid menjadi repot karena banyaknya pungutan yang dilakukan oleh pihak sekolah.
Tapi Peribahasa tersebut kini artinya sudah banyak di pelesetkan menjadi "Guru Nyatu Orang Tua Kokoro" yang berarti guru kehidupannya maju tapi orang tua murid menjadi repot karena banyaknya pungutan yang dilakukan oleh pihak sekolah.
Untuk sekolah tingkat SD dan SLTP biaya SPP sudah di gratiskan tapi banyak sekolah yang merasa tidak rela kalau anak orang lain bisa mengenyam pendidikan secara gratis.
Maka diciptakanlah berbagai dalih agar masyarakat percaya dengan nama pungutan tersebut, untuk IT lah, untuk sekolah sehat lah dan lain - lain yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan urusan pendidikan anak, sebab setiap orang tua menyekolahkan anaknya hanya ingin pintar menulis, menghitung dan membaca serta berbudi pengerti sehingga mengerti sopan santun.
Guru jaman sekarang sudah terlalu sibuk dengan kegiatan keguruannya bukan sibuk mengajar tapi sibuk mengejar yang jadi bagian dari pengejaran adalah "SERTIFIKASI" untuk mengejar Sertifikasi persyaratan yang utama adalah pendidikan harus S1, karena ada persyaratan seperti itu maka yang terjadi Cul dogdog tinggal Igel, atau lupa tugas utama yaitu mengajar, ada yang keliru menilai guru dari S1 tapi harusnya guru yang pandai mengajarlah yang mendapatkan sertifikasi.
Dalam peringatan Hari Guru tahun ini juga saya ingin menyampaikan temuan terkait masih ada guru yang bermental bukan seperti guru, masih ada guru yang bermental konsumtif sehingga terlilit utang bahkan ada guru yang terlibat utang piutang dengan beberapa Leasing dan perusahaan rental kendaraan.
Ada yang membela karena guru juga manusia sehingga bisa saja berbuat salah, tapi kalau berkaca kepada satu Femeo bahwa guru adalah yang harus di gugu dan di tiru, berarti dalam pribadi seorang guru nyaris tidak boleh salah, guru harus menjadi teladan, guru harus menjadi panutan sehingga guru akan merasa bangga kalau muridnya kelak bisa melebihi dirinya baik pangkat maupun pendidikannya.***
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.