Suarakuningan.com – Pemberitaan mengenai tertangkapnya seorang Oknum Anggota Polisi aktif yang bertugas di wilayah Polres Kuningan oleh Kepolisian Resort Kabupaten Cirebon, yang didapati sedang membawa sejumlah pil ekstasi di tempat hiburan malam di wilayah Kuningan, ditanggapi oleh Sekretaris Gamas Kabupaten Kuningan, Nanang Subarnas, S.Hut.
Kepada media, Nanang menuturkan bahwa kasus tersebut telah menambah angka merah dalam raport kinerja aparatur yang ada di Negara ini. Belum lama ini, menurut Nanang, Kabupaten Kuningan heboh dengan pemberitaan dugaan maksiat yang dilakukan oleh sejumlah Oknum Anggota DPRD Kuningan dalam sebuah acara organ tunggal yang digelar di Gedung Rakyat. Bahkan, menurutnya, kasus tersebut belum selesai-selesai hingga sekarang.
“Ada yang bilang bahwa Badan Kehormatan (BK) DPRD Kuningan berbohong, akan membela sesama anggota dewan. Menurut saya, jika demikian, ini tidak boleh dibiarkan. Kasus dugaan kemaksiatan ini tetap harus dituntaskan dengan bukti dan fakta, untuk menjaga nama baik isnstitusi DPRD, “ ujar Nanang.
Jika melihat kedua kasus di atas, Nanang menunjuk bahwa ada satu permasalahan yang sangat penting diperbaiki, yakni moralitas anak bangsa itu sendiri. “ Kami melihat bahwa pembinaan moral untuk masyarakat Kuningan, baik itu pejabat maupun rakyat biasa sudah sangat perlu diprioritaskan," katanya.
“Mohon maaf, kami menyinggung tentang slogan Pembangunan Kuningan yakni MAS (Mandiri, Agamis dan Sejahtera). Slogan Agamis yang terletak di tengah-tengah tersebut harus lebih diutamakan daripada slogan Mandiri dan Sejahtera. Karena dengan masyarakat yang agamis, akan tercipta masyarakat yang mandiri dan sejahtera dengan sendirinya. Masyarakat yang memahami nilai-nilai agama tentu tidak mau hidup bergantung pada pihak lain selain kepada Allah SWT, ini mandiri.” terang Nanang.
Sementara, masyarakat yang agamis juga, menurut Nanang, akan berupaya mencapai kesejahteraan bersama tanpa saling sikut, korupsi, menyalahgunakan wewenang dan lain sebagainya.
“Nah, slogan Kuningan MAS pun, seharusnya berlaku bagi para aparatur hukum, TNI dan Polri yang ada di wilayah Kuningan. Kalau pembinaan moral / agama diprioritaskan di beberapa institusi tersebut, Kami yakin tidak akan ada aparat hukum, TNI dan Polri yang tersangkut hukum, apalagi memberikan contoh yang tidak baik kepada masyarakat dengan menjadi pengedar ekstasi dan narkotika, atau menjadi debt collector misalnya, “ pungkasnya.(red)
Kepada media, Nanang menuturkan bahwa kasus tersebut telah menambah angka merah dalam raport kinerja aparatur yang ada di Negara ini. Belum lama ini, menurut Nanang, Kabupaten Kuningan heboh dengan pemberitaan dugaan maksiat yang dilakukan oleh sejumlah Oknum Anggota DPRD Kuningan dalam sebuah acara organ tunggal yang digelar di Gedung Rakyat. Bahkan, menurutnya, kasus tersebut belum selesai-selesai hingga sekarang.
“Ada yang bilang bahwa Badan Kehormatan (BK) DPRD Kuningan berbohong, akan membela sesama anggota dewan. Menurut saya, jika demikian, ini tidak boleh dibiarkan. Kasus dugaan kemaksiatan ini tetap harus dituntaskan dengan bukti dan fakta, untuk menjaga nama baik isnstitusi DPRD, “ ujar Nanang.
Jika melihat kedua kasus di atas, Nanang menunjuk bahwa ada satu permasalahan yang sangat penting diperbaiki, yakni moralitas anak bangsa itu sendiri. “ Kami melihat bahwa pembinaan moral untuk masyarakat Kuningan, baik itu pejabat maupun rakyat biasa sudah sangat perlu diprioritaskan," katanya.
“Mohon maaf, kami menyinggung tentang slogan Pembangunan Kuningan yakni MAS (Mandiri, Agamis dan Sejahtera). Slogan Agamis yang terletak di tengah-tengah tersebut harus lebih diutamakan daripada slogan Mandiri dan Sejahtera. Karena dengan masyarakat yang agamis, akan tercipta masyarakat yang mandiri dan sejahtera dengan sendirinya. Masyarakat yang memahami nilai-nilai agama tentu tidak mau hidup bergantung pada pihak lain selain kepada Allah SWT, ini mandiri.” terang Nanang.
Sementara, masyarakat yang agamis juga, menurut Nanang, akan berupaya mencapai kesejahteraan bersama tanpa saling sikut, korupsi, menyalahgunakan wewenang dan lain sebagainya.
“Nah, slogan Kuningan MAS pun, seharusnya berlaku bagi para aparatur hukum, TNI dan Polri yang ada di wilayah Kuningan. Kalau pembinaan moral / agama diprioritaskan di beberapa institusi tersebut, Kami yakin tidak akan ada aparat hukum, TNI dan Polri yang tersangkut hukum, apalagi memberikan contoh yang tidak baik kepada masyarakat dengan menjadi pengedar ekstasi dan narkotika, atau menjadi debt collector misalnya, “ pungkasnya.(red)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.