"Saung Ambu Tisum" Mulai Dikunjungi Turis Mancanegara

suarakuningan.com - Kebudayaan Sunda merupakan salah satu kebudayaan asli Jawa Barat sekaligus memperkaya budaya Nasional yang bersaing ketat dengan budaya asing.

“Jawa Barat kaya akan budaya daerah, baik dalam bidang kesenian maupun pakaian, sehingga keberadaannya harus tetap dijaga dalam keseharian,” Ujar penggiat budaya Sunda, Ambu Tisum, Senin (30/11)

Pemilik Galery Etnik Sunda SAUNG AMBU di Jl. Raya Ciloa Keramatmulya 5 KM Kuningan (Depan RM Lembah Ciremai) ini mengatakan, perjalanan melestarikan budaya sunda dapat dilakukan melalui apa saja salahsatunya melalui pameran-pameran atau festival diberbagai kesempatan dengan mengenalkan pada generasi muda berupa pakaian adat sunda, alat kesenian maupun pernak-pernik khas sunda, misalnya pangsi, kaos bertemakan sunda, iket sunda/totopong, kujang, wayang, karinding, aksesoris seperti pin kujang dan kalung kujang.

Lalu cinderamata khas seperti pipa roko bamboo, suling bambu, gelas bambu dan kerajinan bambu lainnya, bahkan di  gallery miliknya juga menyediakan permainan anak-anak tradisional (kaulinan barudak/ olimpaido) seperti egrang, gasing, sumpit, jampanan, dan peletokan.

“Itu mesti dibiasakan. Caranya, misalnya pelestarian adat sunda ini disahkan melalui Peraturan Daerah Rebo Nyunda, atau menggunakan pakaian adat sunda dihari-hari tertentu,” Jelasnya.

Eka Febrian Nugraha putra pertama dari Ambu Tisum mengatakan, Galery Etnik Sunda SAUNG AMBU cagar budaya sunda yang berbentuk Galery berbasis komunitas, yang didalamnya ada silaturahmi, bisnis dan kepercayaan.

Eka menambahkan “dalam bekerja sama, kami selalu menaruh kepercayaan baik kepada mitra maupun pelanggan, Alhamdulillah sampai pernah ada turis asing asal Australia membeli pakaian adat sunda dan alat kesenian khas sunda seperti kecapi dan suling di sini.”

Dengan adanya Galery Etnik Sunda SAUNG AMBU di kuningan dapat meningkatkan pendapatan para pengrajin pakaian adat sunda, alat kesenian dan umumnya wisata daerah. “kami menempatkan ikon patung si cepot dan semar didepan gallery sebagai ikon Sunda dan menyapa ramah dengan khas sunda.” Pungkas Eka.(Red)

Budaya Ragam November 30, 2015