Suarakuningan.com - Dalam rangka mengenang wafatnya Kahari Prawirasujasa yang merupakan Rektor Universitas Kuningan pertama, Dapur Sastra Universitas Kuningan menggelar yasinan bersama. Acara tersebut merupakan puncak dari serangkaian acara yang selenggarakan oleh Dapur Sastra, Rabu (23/12).
Sebelumnya, Selasa (22/12) Dapur Sastra menggelar acara pameran seni rupa, pementasan musikalisasi puisi, penayangan kolaborasi lukisan pasir, dan penayangan film dokumenter karya Bingkai SMA ITUS.
Acara yasinan yang digelar di Mesjid Daarul Mutaalimin mendapat apresiasi dari tamu undangan. Beberapa dosen tampak hadir dalam acara tersebut, diantaranya; Wirasmo Prawirasujasa, M.Pd., Asep Jejen Zaelani, M.Pd., Arip Hidayat, M.Pd., Dr. Pupu Saeful Rahmat, M.Pd. Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua BEM FKIP Universitas Kuningan M. Rofi Mubarok serta para alumni Universitas Kuningan.
Yasinan dimulai pukul 18.30 – 19.00 WIB. Kemudian dilanjutkan ke acara pembacaan narasi singkat tentang sosok Kahari Prawirasujasa oleh Ipan Pratama, dan pemberian lukisan dari anggota Dapur Sastra kepada keluarga Almarhum di Aula FKIP Universitas Kuningan.
Wirasmo Prawirasujasa, M.Pd. selaku dosen Pendidikan Ekonomi sekalugus keluarga almarhum mengaku bangga dan terharu dengan adanya acara yang diselenggarakan oleh Dapur Sastra. Ia juga menyampaikan permohonan maaf karena istri dan putra almarhum tidak bisa hadir, mengingat kodisi mereka sedang sakit. Wirasmo juga mengatakan amanat yang pernah disampaikan oleh almarhum kepadanya.
“Jangan sampai Uniku mati, Uniku harus tetap ada. Dulu almarhum juga punya gagasan ingin menjadikan Universitas Kuningan sebagai Perguruan Tinggi termurah di Asean, agar tidak membebani mahasiswa”, tuturnya.
Asep Jejen Jaelani, M,Pd. selaku Kaprodi PBSI mengatakan bahwa almarhum adalah panutan, sosok pemimpin yang harus teladani. Hal senada juga diungkapkan oleh Dr. Pupu Saeful Rahmat, M.Pd selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
“Beliau adalah sosok pemimpin yang sederhana, gigih, penuh ketekunan, dan penuh kesungguhan dalam membangun Universitas Kuningan. Beliau juga sosok pemimpin tanpa pamrih, beliau selalu mengutamakan kepentingan lembaga di atas kepentingan pribadi”, ungkapnya.
Lebih lanjut Pupu mengatakan bahwa acara yang diselenggarakan oleh Dapur Sastra merupakan kegiatan yang sangat positif dan harus ditindaklanjuti. M. Rofi Mubarok selaku Ketua BEM FKIP Universitas Kuningan juga mendukung dan mengapresiasi acara yang diselenggarakan oleh Dapur Sastra. Namun Rofi menyayangkan tidak hadirnya para petinggi Uniku pada acara tersebut.
“Saya selaku ketua BEM FKIP Uniku sangat mendukung dan mengapresiasi acara ini, namun saya menyayangkan sikap para petinggi Uniku yang tidak hadir pada acara ini. Padahal ini merupakan momen penting untuk mengenang jasa almarhum”, tuturnya.(A. Asikin/Kontributor)
Sebelumnya, Selasa (22/12) Dapur Sastra menggelar acara pameran seni rupa, pementasan musikalisasi puisi, penayangan kolaborasi lukisan pasir, dan penayangan film dokumenter karya Bingkai SMA ITUS.
Acara yasinan yang digelar di Mesjid Daarul Mutaalimin mendapat apresiasi dari tamu undangan. Beberapa dosen tampak hadir dalam acara tersebut, diantaranya; Wirasmo Prawirasujasa, M.Pd., Asep Jejen Zaelani, M.Pd., Arip Hidayat, M.Pd., Dr. Pupu Saeful Rahmat, M.Pd. Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua BEM FKIP Universitas Kuningan M. Rofi Mubarok serta para alumni Universitas Kuningan.
Yasinan dimulai pukul 18.30 – 19.00 WIB. Kemudian dilanjutkan ke acara pembacaan narasi singkat tentang sosok Kahari Prawirasujasa oleh Ipan Pratama, dan pemberian lukisan dari anggota Dapur Sastra kepada keluarga Almarhum di Aula FKIP Universitas Kuningan.
Wirasmo Prawirasujasa, M.Pd. selaku dosen Pendidikan Ekonomi sekalugus keluarga almarhum mengaku bangga dan terharu dengan adanya acara yang diselenggarakan oleh Dapur Sastra. Ia juga menyampaikan permohonan maaf karena istri dan putra almarhum tidak bisa hadir, mengingat kodisi mereka sedang sakit. Wirasmo juga mengatakan amanat yang pernah disampaikan oleh almarhum kepadanya.
“Jangan sampai Uniku mati, Uniku harus tetap ada. Dulu almarhum juga punya gagasan ingin menjadikan Universitas Kuningan sebagai Perguruan Tinggi termurah di Asean, agar tidak membebani mahasiswa”, tuturnya.
Asep Jejen Jaelani, M,Pd. selaku Kaprodi PBSI mengatakan bahwa almarhum adalah panutan, sosok pemimpin yang harus teladani. Hal senada juga diungkapkan oleh Dr. Pupu Saeful Rahmat, M.Pd selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
“Beliau adalah sosok pemimpin yang sederhana, gigih, penuh ketekunan, dan penuh kesungguhan dalam membangun Universitas Kuningan. Beliau juga sosok pemimpin tanpa pamrih, beliau selalu mengutamakan kepentingan lembaga di atas kepentingan pribadi”, ungkapnya.
Lebih lanjut Pupu mengatakan bahwa acara yang diselenggarakan oleh Dapur Sastra merupakan kegiatan yang sangat positif dan harus ditindaklanjuti. M. Rofi Mubarok selaku Ketua BEM FKIP Universitas Kuningan juga mendukung dan mengapresiasi acara yang diselenggarakan oleh Dapur Sastra. Namun Rofi menyayangkan tidak hadirnya para petinggi Uniku pada acara tersebut.
“Saya selaku ketua BEM FKIP Uniku sangat mendukung dan mengapresiasi acara ini, namun saya menyayangkan sikap para petinggi Uniku yang tidak hadir pada acara ini. Padahal ini merupakan momen penting untuk mengenang jasa almarhum”, tuturnya.(A. Asikin/Kontributor)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.