Oleh: Benning Rizahra (Kuningan, Jawa Barat)
Penulis adalah Guru Konsultan Sekolah Literasi Indonesia Yayasan Pendidikan Dompet Dhuafa
Penulis adalah Guru Konsultan Sekolah Literasi Indonesia Yayasan Pendidikan Dompet Dhuafa
Indonesia merupakan negara yang kaya, baik dari potensi alam, budaya, juga sumber daya manusia. Kekayaan yang dimiliki harus dijaga dengan baik agar rakyat Indonesia sejahtera kehidupannya. Itu semua merupakan tugas bersama.
Siswa siswi yang merupakan generasi bangsa, harus diperhatikan masa depannya agar tidak tercemari oleh banyaknya pergaulan yang marak saat ini. Hal itu bisa itu dapat dicegah dengan pendidikan. Terutama anak Sekolah Dasar yang harus diberi pendidikan sejak dini.
Banyaknya pengaruh dari budaya luar mempengaruhi siswa-siswa sekolah dasar lebih akan tertarik dengan hal-hal seperti games yang ada, bermain dengan gadgetnya, bahkan penggunaan media sosial.
Tugas yang sangat berat ketika melihat fenomena sekarang anak yang sulit untuk dinasehati. Oleh sebab itu pendidikan harus lebih mendominasi kehidupannya. Namun, ada hal yang perlu diperhatikan yaitu dunia anak-anak. Dunia mereka yang senang dengan keceriaan dan bermain merupakan aspek yang harus diperhatikan. Sehingga pendidikan akan menyenangkan baginya dibandingkan dengan bermain gadget.
Dengan pembelajaran yang menarik sambil bermain akan membuat mereka tertarik untuk mendaptakan pendidikan dengan belajar. Tugas guru dan sekolah menciptakan lingkungan yang mereka senangi namun tetap ada pembelajaran atau pengetahuan yang mereka dapatkan.
Sekolah Literasi Indonesia merupakan program Yayasan Pendidikan Dompet Dhuafa yang bertujuan menjadikan sebuah sekolah sebagai model sekolah berbasis masyarakat yang berkonsentrasi pada peningkatan sistem intruksional (pembelajaran) dan pengembangan kultur sekolah dengan kekhasan literasi.
Dalam artian yang lebih sederhana yaitu sekolah yang memiliki budaya membaca dan menulis dalam setiap aspek. Ketika sebagian murid yang masih kesulitan dalam membaca dan menulis, pembiasaan budaya menulis dan membaca bagi mereka akan tidak menyenangkan.
Ketika membaca dan menulis adalah aspek utama yang paling penting, oleh sebab itu inilah tugas bersama bagaimana anak-anak tersebut menyukai pembiasaan membaca dan menulis hingga akhirmya mereka dapat mambaca dan menulis.
Banyak hal yang dapat dilakukan agar anak terbiasa dengan literasi dan menyukainya. Misalkan dalam setiap pembelajaran, pembiasaan membaca dan menulis harus diterapkan berdasarkan kesenangan anak. Misalnya anak senang bernyanyi. Setelah bernyanyi, tulislah lirik dari lagu tersebut lalu nyanyikan kembali bersama sambil melihat tulisan tersebut. Contoh lain anak yang suka menggambar, mereka menggambar apapun yang mereka sukai lalu minta dituliskan tentang gambar tersebut lalu jelaksan. Kegiatan tersebut mengandung kegiatan menulis dan membaca.
Dengan melihat kesenangan anak terhadap suatu hal lalu diterapkan pembiasaan menulis dan membaca, ini akan sangat bermanfaat karena mereka menyenanginya. Sehingga mereka akan merasa senang dengan membaca dan menulis. ***
Siswa siswi yang merupakan generasi bangsa, harus diperhatikan masa depannya agar tidak tercemari oleh banyaknya pergaulan yang marak saat ini. Hal itu bisa itu dapat dicegah dengan pendidikan. Terutama anak Sekolah Dasar yang harus diberi pendidikan sejak dini.
Banyaknya pengaruh dari budaya luar mempengaruhi siswa-siswa sekolah dasar lebih akan tertarik dengan hal-hal seperti games yang ada, bermain dengan gadgetnya, bahkan penggunaan media sosial.
Tugas yang sangat berat ketika melihat fenomena sekarang anak yang sulit untuk dinasehati. Oleh sebab itu pendidikan harus lebih mendominasi kehidupannya. Namun, ada hal yang perlu diperhatikan yaitu dunia anak-anak. Dunia mereka yang senang dengan keceriaan dan bermain merupakan aspek yang harus diperhatikan. Sehingga pendidikan akan menyenangkan baginya dibandingkan dengan bermain gadget.
Dengan pembelajaran yang menarik sambil bermain akan membuat mereka tertarik untuk mendaptakan pendidikan dengan belajar. Tugas guru dan sekolah menciptakan lingkungan yang mereka senangi namun tetap ada pembelajaran atau pengetahuan yang mereka dapatkan.
Sekolah Literasi Indonesia merupakan program Yayasan Pendidikan Dompet Dhuafa yang bertujuan menjadikan sebuah sekolah sebagai model sekolah berbasis masyarakat yang berkonsentrasi pada peningkatan sistem intruksional (pembelajaran) dan pengembangan kultur sekolah dengan kekhasan literasi.
Dalam artian yang lebih sederhana yaitu sekolah yang memiliki budaya membaca dan menulis dalam setiap aspek. Ketika sebagian murid yang masih kesulitan dalam membaca dan menulis, pembiasaan budaya menulis dan membaca bagi mereka akan tidak menyenangkan.
Ketika membaca dan menulis adalah aspek utama yang paling penting, oleh sebab itu inilah tugas bersama bagaimana anak-anak tersebut menyukai pembiasaan membaca dan menulis hingga akhirmya mereka dapat mambaca dan menulis.
Banyak hal yang dapat dilakukan agar anak terbiasa dengan literasi dan menyukainya. Misalkan dalam setiap pembelajaran, pembiasaan membaca dan menulis harus diterapkan berdasarkan kesenangan anak. Misalnya anak senang bernyanyi. Setelah bernyanyi, tulislah lirik dari lagu tersebut lalu nyanyikan kembali bersama sambil melihat tulisan tersebut. Contoh lain anak yang suka menggambar, mereka menggambar apapun yang mereka sukai lalu minta dituliskan tentang gambar tersebut lalu jelaksan. Kegiatan tersebut mengandung kegiatan menulis dan membaca.
Dengan melihat kesenangan anak terhadap suatu hal lalu diterapkan pembiasaan menulis dan membaca, ini akan sangat bermanfaat karena mereka menyenanginya. Sehingga mereka akan merasa senang dengan membaca dan menulis. ***
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.