SuaraKuningan.com - 120 orang Anggota Pramuka penegak dan para Pembina dari Pondok Pesantren Al Ikhlash Putri dan SMKN Luragung hadir dalam kegiatan Mini Workshop How to make a film for peace (25/03) yang diselenggarakan di Aula Pondok Pesantren Al Ikhlash Putri Desa Ciomas Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan.
Kegiatan workshop ini adalah awal dari rangkaian kegiatan Project Prabuhi Film Maker Pramuka Buku Hidup Kuningan. Selanjutnya selama 6 bulan kedepan, Prabuhi bekerja sama dengan Program Studi Teknologi Informasi dan Komunikasi STKIP Muhammadiyah, melakukan roadshow ke setiap Gugus Depan di Kwartir Cabang Kuningan untuk berbagi ilmu dan pengalaman tentang pembuatan film.
Pramuka sebagai Duta Perdamaian (Messengger Of Peace) mempunyai kewajiban untuk menyebarkan pesan-pesan kebaikan untuk terwujudnya dunia damai dan lebih baik. Salah satu media yang saat ini dianggap tepat untuk menyampaikan pesan itu adalah melalui media audio visual (Film).
Kegiatan workshop ini diawali oleh pembicara AR Affandi, salah seorang Leader Prabuhi Indonesia sekaligus juga Leader Project Prabuhi Film Maker. Ia juga salah seorang penulis skenario dan sutradara yang sudah lama berkecimpung didunia perfilm-an.
Kegiatan workshop ini adalah awal dari rangkaian kegiatan Project Prabuhi Film Maker Pramuka Buku Hidup Kuningan. Selanjutnya selama 6 bulan kedepan, Prabuhi bekerja sama dengan Program Studi Teknologi Informasi dan Komunikasi STKIP Muhammadiyah, melakukan roadshow ke setiap Gugus Depan di Kwartir Cabang Kuningan untuk berbagi ilmu dan pengalaman tentang pembuatan film.
Pramuka sebagai Duta Perdamaian (Messengger Of Peace) mempunyai kewajiban untuk menyebarkan pesan-pesan kebaikan untuk terwujudnya dunia damai dan lebih baik. Salah satu media yang saat ini dianggap tepat untuk menyampaikan pesan itu adalah melalui media audio visual (Film).
Kegiatan workshop ini diawali oleh pembicara AR Affandi, salah seorang Leader Prabuhi Indonesia sekaligus juga Leader Project Prabuhi Film Maker. Ia juga salah seorang penulis skenario dan sutradara yang sudah lama berkecimpung didunia perfilm-an.
Beberapa prestasinya antara lain adalah: Nominator Film Terbaik Festival Film Independen Indonesia di SCTV tahun 2003, Peraih The Best Story Scout Indie Movie Kwarda Jabar 2011, dan Peraih The Best Film Festival Film Cirebon 2015.
AR Affandi menyampaikan tentang bagaimana menulis skenario yang baik agar bisa melahirkan karya film yang bisa dinikmati. Selain itu ia juga menyampaikan sisi sinematografi yang membedakan antara film, sinetron dan dokumentasi.
Pembicara berikutnya adalah Dede Taofiq Rahman, salah satu generasi muda yang sedang tersulut motivasinya didunia Teater dan Film, Salah satu karyanya Hijau Kehidupan meraih The Best Editing pada Festival Film Daerah Kuningan 2016. Dede menyampaikan materi bagaimana berakting yang baik.
Menurutnya, Akting adalah nyawa utama dalam sebuah film. Bagaimanapun bagusnya skenario, hebatnya tata musik, tata cahaya, busana dan editing tanpa akting yang maksimal, maka film layaknya sayur tanpa garam. Hambar dan tak mampu menyampaikan pesan yang ingin sampaikan.
Menurut AR Affandi, Prabuhi Film Maker mempunyai mimpi untuk bisa menyelenggarakan Festival Film khusus untuk anggota Pramuka Penegak Golongan Bantara / Laksana yang masih berpangkalan di sekolah menengah atas. Film yang benar-benar digarap 100 % oleh Pramuka, dari Pramuka, untuk Masyarakat.
“Hal ini adalah pembuktian, bahwa Pramuka tak hanya pandai bertepuk dan bernyanyi, tak hanya hapal Dasa Dhara dan Tri Satya, tak hanya mahir tali temali dan berkemah. Tapi Pramuka adalah ladang untuk menyemai kreativitas yang bisa bermanfaat untuk masyarakat. Inilah scouting skill yang sesungguhnya, “ ucapnya. ***(Humas Prabuhi/Rilis/Red)
AR Affandi menyampaikan tentang bagaimana menulis skenario yang baik agar bisa melahirkan karya film yang bisa dinikmati. Selain itu ia juga menyampaikan sisi sinematografi yang membedakan antara film, sinetron dan dokumentasi.
Pembicara berikutnya adalah Dede Taofiq Rahman, salah satu generasi muda yang sedang tersulut motivasinya didunia Teater dan Film, Salah satu karyanya Hijau Kehidupan meraih The Best Editing pada Festival Film Daerah Kuningan 2016. Dede menyampaikan materi bagaimana berakting yang baik.
Menurutnya, Akting adalah nyawa utama dalam sebuah film. Bagaimanapun bagusnya skenario, hebatnya tata musik, tata cahaya, busana dan editing tanpa akting yang maksimal, maka film layaknya sayur tanpa garam. Hambar dan tak mampu menyampaikan pesan yang ingin sampaikan.
Menurut AR Affandi, Prabuhi Film Maker mempunyai mimpi untuk bisa menyelenggarakan Festival Film khusus untuk anggota Pramuka Penegak Golongan Bantara / Laksana yang masih berpangkalan di sekolah menengah atas. Film yang benar-benar digarap 100 % oleh Pramuka, dari Pramuka, untuk Masyarakat.
“Hal ini adalah pembuktian, bahwa Pramuka tak hanya pandai bertepuk dan bernyanyi, tak hanya hapal Dasa Dhara dan Tri Satya, tak hanya mahir tali temali dan berkemah. Tapi Pramuka adalah ladang untuk menyemai kreativitas yang bisa bermanfaat untuk masyarakat. Inilah scouting skill yang sesungguhnya, “ ucapnya. ***(Humas Prabuhi/Rilis/Red)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.