Matanya sendu menyimpan sejuta kepahitan hidup
Tulang penyangga tubuhnya Nampak menonjol dibalik bajunya yang lusuh
Hembusan napasnya tersengal-sengal menahan derita
Lelaki tua itu nampak tak kuasa
Mengimbangi jaman yang telah menguras semua usahanya
Sisa-sisa harapan masih ada di matanya
Walau dia seperti tak kuasa meraihnya
Jarak yang memisahkan dengan keluarganya
Menjadi penghalang menyampaikan rasa rindunya
Tak seperti kebanyakan orang yang akan mudah menyampaikan kabar
Dengan segala kemudahan yang mereka punya
Gedung-gedung pencakar langit
Jadi pemandangan yang dia lihat setiap hari
Sambil mengais rijki bersama gerobak tuanya
Satu persatu dia pungut gelas pelastik air mineral yang berserak
Pesatnya pembangunan di kota ini
Tak serta merta mengangkat nasib sebagian kaum urban
Yang berharap di tanah harapan
Apalagi sekarang mereka tergusur di belantara beton-beton yang gagah
Kaum kusam termarjinalkan dengan kebijakan pembangunan
Yang mereka anggap tak adil
Kehidupan mereka seperti gelap
Tak ada tempat lagi tuk berharap
Kembali ke tempat asal
Adalah pilihan tuk kembali memulai
Sisa hidup mereka yang masih ada
Berharap desa menjadi syurga
Puisi: Kang Dudi Karyono
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.