Penulis adalah District Coordinator USAID PRIORITAS Kab. Kuningan
Namun, setelah dikenalkan konsep pembelajaran kontekstual. Pelan tapi pasti, Ibu Arulan, panggilan akrabnya mencoba menggali sumber-sumber belajar yang tersedia untuk dijadikan inspirasi menulis puisi bagi murid-muridnya.
Dengan konsep sederhana, beberapa bahan yang bisa dijadikan sumber menulis puisi adalah bunga, daun dan ranting yang ada di sekitar sekolah. Bahkan ketiga benda tersebut bisa dibawa ke ruang kelas.
Salah satu kelompok sedang menulis puisi tentang bunga |
perti pembelajaran hari senin (15/02), ibu Arulan mengajak anak didiknya untuk melihat bunga, daun dan ranting. Masing-masing kelompok melihat benda-benda tersebut kemudian masing-masing siswa menulis puisi sebagai tugas individu.
Beragam puisi singkat berhasil ditulis oleh siswa kelas VIIA yang berjumlah 30 orang tersebut. Ada yang bercerita mengenai Bunga yang indah merekah di pagi hari. Ada yang menulis tentang dedaunan dan ranting. Macam-macam karya puisi anak-anak telah dihasilkan.
Salah seorang siswa, Hilda Nur Amalia Sari mengatakan bahwa dengan konsep pembelajaran kontekstual seperti ini dirinya mampu menyerap informasi yang diberikan oleh guru, “tentu saja saya senang, dengan pembelajaran seperti ini, saya bisa menulis puisi sederhana dengan sumber belajar yang sederhana pula seperti daun, bunga dan ranting” ujar Hilda, panggilan akrabnya.
Setelah masing-masing siswa menulis puisi di kertas post-it, kemudian ditempel di kertas berwarna putih ukuran A4 per kelompok untuk dijadikan pajangan sebagai sumber belajar. Namun sebelum ditempel di dinding ketua kelompok membacakan hasil karya puisi anggotanya.***
Beragam puisi singkat berhasil ditulis oleh siswa kelas VIIA yang berjumlah 30 orang tersebut. Ada yang bercerita mengenai Bunga yang indah merekah di pagi hari. Ada yang menulis tentang dedaunan dan ranting. Macam-macam karya puisi anak-anak telah dihasilkan.
Salah seorang siswa, Hilda Nur Amalia Sari mengatakan bahwa dengan konsep pembelajaran kontekstual seperti ini dirinya mampu menyerap informasi yang diberikan oleh guru, “tentu saja saya senang, dengan pembelajaran seperti ini, saya bisa menulis puisi sederhana dengan sumber belajar yang sederhana pula seperti daun, bunga dan ranting” ujar Hilda, panggilan akrabnya.
Setelah masing-masing siswa menulis puisi di kertas post-it, kemudian ditempel di kertas berwarna putih ukuran A4 per kelompok untuk dijadikan pajangan sebagai sumber belajar. Namun sebelum ditempel di dinding ketua kelompok membacakan hasil karya puisi anggotanya.***
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.