Suarakuningan.com - "Saya punya Allah. Setiap kita membantu sesama, yakinlah pasti Allah akan membantu kita." Prinsip inilah yang dibawa Ny. Sofia Eddy Sutisna yang akrab dipanggil "bu sepuh" dalam kesehariannya.
Panggilan Bu Sepuh bukan hanya panggilan anak dan cucu serta kerabatnya. Saat ini bahkan telah menjadi trademark di kalangan pengusaha makanan khas khususnya dan masyarakat Kabupaten Kuningan pada umumnya.
Nama "BU SEPUH" telah dijadikan sebagai "merk dagang" oleh salah satu putranya, Armala untuk menjadi nama toko oleh-oleh.
Minat Bu Sepuh membantu para pelaku KUKM (Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah) telah terbentuk sejak usia muda. Bu Sofia muda berguru dari ibunya dalam hal kemandirian dan pemberdayaan. Di jaman Jepang, saat masyarakat banyak menggunakan karet sebagai pakaian, ibunya menanam kapuk, memintal benang, menenun kain dan menjahit pakaian dilakukan sendiri.
Kegigihannya dalam membantu para pelaku KUKM dilirik oleh Bapak Drs. HM Jupri Pringadi - Bupati Kuningan saat itu dan menunjuk Ibu Sofia sebagai Ketua Ikatan Wanita Pengusaha (IWAPI) Kabupaten Kuningan.
Dalam membina anggotanya, tak segan Bu Sofia terjun langsung membina para pelaku pelaku usaha mikro ini. Dari mulai pengenalan teknologi pembuatan produk makanan, penyuluhan kesehatan dan keamanan pangan, hingga pembuatan kemasannya.
Bu Sepuh juga sering mendorong para ibu rumah tangga bukan sekedar menjual bahan baku tetapi mengolah sendiri produk. Misalnya, dari penjual ubi, dibantunya menjadi pembuat aneka panganan olahan dari ubi.
"Sebenarnya pasaran beragam produk makanan masih terbuka luas. Perlu kita membuka komunikasi, jaringan bahkan beberapa produk dinanti pasar luar negeri," terang ibu berusia 76 tahun yang masih energik ini.
Diresmikannya Pusat oleh-oleh "Bu Sepuh" sebagai sentra UKM oleh Ir. H. Aburizal Bakrie membuktikan karya nyata bu sepuh sebagai pembina UKM Kabupaten Kuningan diakui secara luas.
Betapa tidak, kiprah bu sepuh bukan baru-baru ini, jauh sebelum wacana MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), BU Sepuh telah berhasil menjual bawang goreng kuningan di Singapura dan Brunai. Permintaan jeruk nipis pun sebetulnya banyak waktu itu.
"Untuk opak bakar saja, dari jumlah permintaan di Indonesia, baru terpenuhi kurang dari 10%. Peluang pasar produk-produk UKM terutama makanan khas sebenarnya masih terbuka luas," ujarnya.
Setiap harinya, ada saja para suplier produk luar Kuningan sekalipun, baik dari Cirebon , Tasikmalaya, Ciamis dan Garut selain dari Kuningan tentunya, mengirimkan barang.
Menjaga kualitas menjadi kunci pertama produk-produk yang masuk ke tokonya. Sehingga entah dari mulut ke mulut dan merasakan sendiri kualitas dan rasa produk yang dijual di sentra ini, menjadikan toko ini langganan para artis ibukota yang bertandang ke Kuningan.
Kini seiring kemajuan, Pusat Oleh-oleh Khas Bu Sepuh juga melakukan pemasaran online. Kita bisa langsung klik: busepuh.comhttp://busepuh.com.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.