SuaraKuningan.com - Ada yang belum diketahui tentang keberadaan situs batu naga, ternyata situs batu ini tidak berada di puncak gunung tilu melainkan di puncak gunung pojok tilu Dusun Banjaran, Desa Jabranti, Kec. Karangkancana. Hal ini juga tidak diketahui oleh sebagian besar masyarakat Desa Jabranti khususnya dan Masyarakat Kab. Kuningan pada umumnya.
Kedatangan rombongan Dr. Ali Akbar kali ini tidak hanya untuk meneliti usia batu naga dari sudut pandang Arkeologi yang menjadi keahlian Dosen Universitas Indonesia ini, tetapi beliau dan rombongan secara khusus datang ke Dusun Banjaran untuk merayakan dan memeriahkan peringatan HUT kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-71.

Butuh waktu 3 jam untuk sampai ke puncak gunung, kondisi hutan yang masih alami dan belum adanya petunjuk jalan yang jelas, membuat rombongan sedikit kebingungan mencari jalan setapak yang dulu mereka lewati.
Tetapi semangat untuk mengibarkan sang saka merah putih tepat di hari itu membuat mereka tidak patah semangat, meskipun beberapa kali rombongan harus beristirahat karena sulitnya medan yang harus dilewati, akhirnya mereka tiba di puncak gunung tepat pukul 09.30.

Kali ini pun Dr. Ali akan membawa beberapa sampel untuk kembali diperiksa, karena ada sebagian batu yang belum diketahui usianya.
Dengan persiapan dan perlengkapan yang sederhana, rombongan Dr. Ali bersiap untuk mengibarkan sang merah putih di puncak Gunung Pojok Tilu, tepatnya di sekitar situs batu naga berada. Waktu menunjukkan pukul 10.00 WIB, upacara pengibaran bendera pun dimulai, sebelum bendera berkibar ada beberapa sambutan yang disampaikan oleh Dr. Ali, salah satunya tentang pendirian dan pembangunan Museum Batu Naga.
Museum ini rencananya akan diiisi oleh miniatur situs batu naga, dan beberapa souvenir yang berhubungan dengan naga, “All about Dragon”. Dr. Ali menambahkan dengan gaya khasnya. Beliau juga berharap Situs ini akan menjadi andalan pariwisata di Kab. Kuningan.
Karena situs ini merupakan warisan sejarah peradaban manusia yang harus dijaga dan diambil hikmahnya jika kita berhasil “membaca” pesan tersirat dari pahatan-pahatan yang ada di Batu Naga yang katanya merupakan perpaduan antara budaya Jawa barat dan Jawa Tengah.****
[Ditulis oleh Eman Sukmana di Seoul Korea Selatan].
[Ditulis oleh Eman Sukmana di Seoul Korea Selatan].
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.