Berdasar Rencana Strategis bukan Berdasar Ketersediaan Dana
SuaraKuningan.com – Dari dua belas daerah kab/kota mitra USAID PRIORITAS baru 264 dari 2016 Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan baru 445 dari 1504 Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang sudah mengikuti program. Dari segi guru, baru 1248 dari 20115 orang guru MI dan baru 2143 dari 27374 orang guru MTs yang sudah mendapatkan manfaat program.
SuaraKuningan.com – Dari dua belas daerah kab/kota mitra USAID PRIORITAS baru 264 dari 2016 Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan baru 445 dari 1504 Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang sudah mengikuti program. Dari segi guru, baru 1248 dari 20115 orang guru MI dan baru 2143 dari 27374 orang guru MTs yang sudah mendapatkan manfaat program.
Dari sisi dana, sebesar 95.56% merupakan dana mandiri madrasah dan baru 4,44% saja bersumber dari dana DIPA Kemenag kab/kota. Ini berarti masih terlampau banyak guru madrasah yang belum mendapat manfaat program, sehingga Kemenag perlu serius anggarkan dana diseminasi dalam DIPA. Tapi, mengembangkan keprofesian guru madrasah tidak boleh berangkat dari ketersediaan dana tapi dari rencana strategis peningkatan kualitas guru madrasah. Susun rencana ideal, lalu pikirkan anggarannya.
Demikian diungkapkan oleh Erna Irnawati, Koordinator USAID PRIORITAS Jawa Barat pada lokakarya diseminasi praktik baik madrasah tingkat Jawa Barat di Cirebon, Selasa (11/10). Lokakarya diselenggarakan atas kerjasama Badan Pembangunan Internasional Amerika (USAID), melalui program PRIORITAS (Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunity for Reac hing Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students), dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, untuk menyusun strategi diseminasi program USAID PRIORITAS guna mengembangkan keprofesian guru madrasah secara berkelanjutan. Lokakarya dihadiri oleh kepala madrasah, pengawas madrasah, pengurus KKM (Kelompok Kerja Madrasah), kepala Kemenag, dan kepala seksi pendidikan madrasah kab/kota mitra USAID PRIORITAS di wilayah Jawa Barat.
Aos Santosa, ahli tatakelola pendidikan USAID PRIORITAS, mengajak peserta lokakarya untuk melakukan refleksi, mengapa banyak orang menjadikan madrasah sebagai pilihan terakhir saat mendaftarkan anak-anaknya ke sekolah? Fakta ini semestinya menjadi pelecut semangat Kemenag untuk semakin meningkatkan kualitas madrasah agar menjadi incaran pertama para orangtua. Caranya, hemat Aos, bangun kualitas guru madrasah dengan menyebarluaskan praktik-praktik yang baik di madrasah-madrasah binaan USAID PRIORITAS.
Jatnika, Kepala Seksi Kelembagaan Kanwil Kemenag Jawa Barat, menyebut program USAID PRIORITAS sebagai bagian penting dari segala upaya mewujudkan motto ‘Madrasah lebih baik dan lebih baik madrasah.’ Mengingat program USAID ini baru mencakup sedikit madrasah, menurut Jatnika, diseminasi program USAID menjadi sebuah keharusan untuk mewujudkan motto tersebut.
Jatnika, Kepala Seksi Kelembagaan Kanwil Kemenag Jawa Barat, menyebut program USAID PRIORITAS sebagai bagian penting dari segala upaya mewujudkan motto ‘Madrasah lebih baik dan lebih baik madrasah.’ Mengingat program USAID ini baru mencakup sedikit madrasah, menurut Jatnika, diseminasi program USAID menjadi sebuah keharusan untuk mewujudkan motto tersebut.
Ia juga menyebut, dalam serba kekurangan dana, semangat juang aparat Kemenag, pengawas, dan kepala madrasah serta komitmen mereka bagi kemajuan madrasah menjadi penting. Tunjangan sertifikasi guru juga perlu dimanfaat sejauh mungkin oleh para guru madrasah untuk peningkatan keprofesian diri dengan menyebarluaskan program USAID. Semua pihak dituntut berkontribusi bagi peningkatan kualitas guru madrasah melalui diseminasi program USAID PRIORITAS.
Kulsum, pengawas madrasah Kabupaten Bandung Barat, sebut baru sedikit guru madrasah yang sudah mengikuti pelatihan guru yang merupakan diseminasi program USAID. “Mohon alokasi DIPA Kanwil Kemenag untuk jangkau seluruh guru madrasah di beberapa KKM yang belum melakukan diseminasi,” pinta Kulsum.
Yayan Herdiana, Kasi Madrasah Kemenag Kabupaten Tasikmalaya, mengklaim sudah ada dana DIPA KKM dan sudah digunakan untuk diseminasi program USAID.
Mariam, pengawas madrasah Kota Bogor, juga memohon Kanwil Kemenag instruksikan Kemenag kab/kota agar alokasikan dana diseminasi dan agar membolehkan penggunaan dana BOS bagi diseminasi program USAID
Maman, Ketua KKM MTs Indramayu, mengaku sudah mengerahkan kemampuan KKM untuk diseminasi program USAID dengan dana mandiri madrasah. Pihaknya, kata Maman, melakukan penyebarluasan program dengan perhitungan unit cost demi mengoptimalkan dana yang terbatas.
Kulsum, pengawas madrasah Kabupaten Bandung Barat, sebut baru sedikit guru madrasah yang sudah mengikuti pelatihan guru yang merupakan diseminasi program USAID. “Mohon alokasi DIPA Kanwil Kemenag untuk jangkau seluruh guru madrasah di beberapa KKM yang belum melakukan diseminasi,” pinta Kulsum.
Yayan Herdiana, Kasi Madrasah Kemenag Kabupaten Tasikmalaya, mengklaim sudah ada dana DIPA KKM dan sudah digunakan untuk diseminasi program USAID.
Mariam, pengawas madrasah Kota Bogor, juga memohon Kanwil Kemenag instruksikan Kemenag kab/kota agar alokasikan dana diseminasi dan agar membolehkan penggunaan dana BOS bagi diseminasi program USAID
Maman, Ketua KKM MTs Indramayu, mengaku sudah mengerahkan kemampuan KKM untuk diseminasi program USAID dengan dana mandiri madrasah. Pihaknya, kata Maman, melakukan penyebarluasan program dengan perhitungan unit cost demi mengoptimalkan dana yang terbatas.
Menurut Maman, diperlukan dana lebih besar dari Kemenag untuk menjangkau lebih banyak guru madrasah. Ironisnya, saat ini madrasah malahan terkendala oleh kebijakan nasional saving dana. Terkait sertifikasi guru, Maman mengusulkan partisipasi pada program USAID digolongkan menjadi unsur utama upaya pengembangan diri dalam kerangka sertifikasi.
Erwan Hermawan, staf Kemenag Kabupaten Sukabumi, mengatakan, atas fasilitasi oleh USAID pada lokakarya Ciater, Kemenag Sukabumi telah bekerjasama dengan UIN Bandung dalam upaya meningkatkan kualitas guru madrasah dengan menyebarluaskan program USAID. Kemenag Sukabumi juga mengadakan lomba video praktik pembelajaran yang baik guna mendorong implementasi program USAID.
M. Sulhan, dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung, menilai program USAID PRIORITAS memandang siswa sebagai subyek pendidikan. Siswa merupakan pusat kepentingan dalam proses pendidikan madrasah. Siswa hadir dan dekat dengan lingkungan dalam proses pembelajaran praktis dan kontekstual. Guru madrasah tidak lagi menjadi guru “bermasalah” yang tak jarang menimbulkan crisis in the classroom karena persoalan pribadi guru. “Semua pihak harus merasa bertanggung jawab untuk memelihara sustainabilitas program USAID sebagai gerakan bersama,” desak Sulhan.
Erna Irnawati menambahkan, program USAID itu sebatas menstimulasi. Praktik yang baik di madrasah tidak boleh terhenti ketika program USAID berakhir. “Ada atau tidak ada USAID, madrasah hendaknya tetap memelihara praktik yang baik,” katanya. Ini, menurut Erna, membutuhkan dukungan penuh Kanwil Kemenag mendorong Kemenag kab/kota untuk merawat beragam praktik pendidikan yang baik.
Aos Santosa sebut lokakarya ini dirancang agar madrasah tidak lagi sekadar makmum dalam konteks diseminasi program USAID PRIORITAS. “Sinergikan Kemenag pusat, provinsi, hingga kab/kota dan sinergikan juga dengan balai diklat Kemenag pusat dan provinsi,” ucap Aos. Aos juga mendorong Kemenag kab/kota untuk merancang DIPA kab/kota untuk tahun 2017 dan memasukkan program diseminasi dalam DIPA. “Rencanakan diseminasi, bentuk kegiatannya apa, bagaimana melaksanakannya, berapa kebutuhan anggarannya, dan dari mana sumber dananya, lalu ajukan dalam DIPA,” tuturnya.
Menimpali Aos, Jatnika juga menyarankan Kemenag daerah kab/kota untuk segera memasukkan rencana diseminasi ke data EMIS karena pendanaan itu didasarkan pada pendataan. Kemenag kab/kota hendaknya berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pemerintah setempat. “Siapkan konsep yang bagus dan masuk akal, ajukan ke pemda, in sya Allah program diseminasi Kemenag juga bisa didanai oleh Pemda,” kata Jatnika.(DS/USAID Proritas/Red)
Erwan Hermawan, staf Kemenag Kabupaten Sukabumi, mengatakan, atas fasilitasi oleh USAID pada lokakarya Ciater, Kemenag Sukabumi telah bekerjasama dengan UIN Bandung dalam upaya meningkatkan kualitas guru madrasah dengan menyebarluaskan program USAID. Kemenag Sukabumi juga mengadakan lomba video praktik pembelajaran yang baik guna mendorong implementasi program USAID.
M. Sulhan, dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung, menilai program USAID PRIORITAS memandang siswa sebagai subyek pendidikan. Siswa merupakan pusat kepentingan dalam proses pendidikan madrasah. Siswa hadir dan dekat dengan lingkungan dalam proses pembelajaran praktis dan kontekstual. Guru madrasah tidak lagi menjadi guru “bermasalah” yang tak jarang menimbulkan crisis in the classroom karena persoalan pribadi guru. “Semua pihak harus merasa bertanggung jawab untuk memelihara sustainabilitas program USAID sebagai gerakan bersama,” desak Sulhan.
Erna Irnawati menambahkan, program USAID itu sebatas menstimulasi. Praktik yang baik di madrasah tidak boleh terhenti ketika program USAID berakhir. “Ada atau tidak ada USAID, madrasah hendaknya tetap memelihara praktik yang baik,” katanya. Ini, menurut Erna, membutuhkan dukungan penuh Kanwil Kemenag mendorong Kemenag kab/kota untuk merawat beragam praktik pendidikan yang baik.
Aos Santosa sebut lokakarya ini dirancang agar madrasah tidak lagi sekadar makmum dalam konteks diseminasi program USAID PRIORITAS. “Sinergikan Kemenag pusat, provinsi, hingga kab/kota dan sinergikan juga dengan balai diklat Kemenag pusat dan provinsi,” ucap Aos. Aos juga mendorong Kemenag kab/kota untuk merancang DIPA kab/kota untuk tahun 2017 dan memasukkan program diseminasi dalam DIPA. “Rencanakan diseminasi, bentuk kegiatannya apa, bagaimana melaksanakannya, berapa kebutuhan anggarannya, dan dari mana sumber dananya, lalu ajukan dalam DIPA,” tuturnya.
Menimpali Aos, Jatnika juga menyarankan Kemenag daerah kab/kota untuk segera memasukkan rencana diseminasi ke data EMIS karena pendanaan itu didasarkan pada pendataan. Kemenag kab/kota hendaknya berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pemerintah setempat. “Siapkan konsep yang bagus dan masuk akal, ajukan ke pemda, in sya Allah program diseminasi Kemenag juga bisa didanai oleh Pemda,” kata Jatnika.(DS/USAID Proritas/Red)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.