SuaraKuningan.com – Pemerintah daerah Kab. Kuningan melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga terus mendorong sekolah untuk mensukseskan program peduli lingkungan. Sebagai bagian dari komitmen Kabupaten Konservasi, gerakan peduli lingkungan salah satu kegiatannya adalah sekolah-sekolah untuk peduli terhadap sampah, termasuk kepedulian yang datang dari siswa, guru dan kepala sekolah.
Apalagi hal ini sesuai dengan anjuran pemerintah untuk tidak membuang sampah sembarangan, salah satunya dengan menggerakkan dan mengelola sampah untuk menjadi nilai ekonomis.
Di Kab. Kuningan sendiri, ada beberapa sekolah yang melaksanakan program mengelola sampah, salah satunya adalah SMPN 2 Garawangi yang mengembangkan bank sampah.
Kepala SMPN 2 Garawangi, Dedi Parisa Heriandi, M.Pd mengatakan bahwa gerakan bank sampah berasal dari keinginan siswa untuk menjadikan sampah untuk dijual sehingga bisa menjadi nilai ekonomis bagi siswa.
”SMPN 2 Garawangi mengembangkan sampah, berawal dari keinginan sekolah menerapkan zona nol sampah, salah satunya tidak membuang sampah sembarangan, lalu berkembang menjadi bank sampah yang dikelola oleh siswa” ujarnya, ketika ditemui di ruang kerjanya, selasa (11/10).
Tumbuhkan Jiwa Wirausaha
Ditambahkan Dedi, untuk mengembangkan program bank sampah ini salah satunya untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa, ”kami terus berbenah untuk mensukseskan program pengembangan sekolah, semua demi kemajuan sekolah. salah satunya adalah dengan mengembangkan bank sampah sebagai bagian dari menumbuhkembangkan jiwa wiraswasta anak” tambahnya.
Ditambahkan Dedi, untuk mengembangkan program bank sampah ini salah satunya untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa, ”kami terus berbenah untuk mensukseskan program pengembangan sekolah, semua demi kemajuan sekolah. salah satunya adalah dengan mengembangkan bank sampah sebagai bagian dari menumbuhkembangkan jiwa wiraswasta anak” tambahnya.
Salah satu aktivitas dari kegiatan bank sampah ini adalah adanya karung di setiap depan kelas, untuk setiap sampah gelas atau botol plastik dimasukkan ke dalam karung. Gelas atau botol plastik tersebut bisa berasal dari jajan di sekolah atau membawa dari rumah. Keberhasilan program bank sampah ini tidak terlepas dari dukungan wali kelas.
Menurut Syarip, S.Pd salah seorang wali kelas, bahwa saat ini setiap kelas memiliki dana kas sendiri dari hasil penjualan sampah ”ini menjadi penting, agar anak-anak menghargai sampah dengan tidak membuang sampah sembarangan, dengan begitu mereka memiliki dana kas sendiri dari hasil penjualan sampah” ungkap Syarip, yang juga guru Bahasa Indonesia.
Dari pengamatan media ini, nampak berjejer rapih karung tempat sampah yang siap diambil per dua – tiga hari oleh penjaga sekolah. Nampak para siswa aktif mencatat hasil penjualan sampah yang telah mereka kumpulkan, ”saya senang, karena dengan begini, kelas saya bisa punya kas sendiri, bisa untuk mengecat atau bahkan bisa beli buku untuk pojok baca di kelas saya” ujar Asnaul Husna, siswi kelas IX. (Ahmad Syaiful Bahri/USAID PrioritasKuningan)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.