Oleh. Rd. Achadiat )**
Di era reformasi kita telah di bawa kepada sistem demokrasi liberal yang menuju persaingan global yang cenderung manusia akan lebih konsumtif.
Dalam kondisi konsumtif kita akan kita akan membaskan segala cara agar eksis dalam era persaingan globar. Bahkan kita kecenderungan pinter kebelinger sehingga uang 200 milyar minta digandakan. Sebagaimana kita ketahui Negara Republik Indonesia yang berjumlah pen duduk 300 juta serta dengan mayoritas beragama Islam.
Sebagaimana sabda rosullulloh Nabi Muhamad, Saw bahwa diakhir zaman penduduk beragama Islam di dunia semakin besar akan tetapi besarnya itu, bagaikan buih di lautan.
Kalau melihat fenomena Islam di dalam kontek politik, memang tidak ada apa apanya.
Hal tersebut dapat dilihat di dalam persiapan pilihan gubernur Jakarta. Umat Islam terpecah belah, di satu sisi ada yang berpegang kepada ideologi pancasila,dan disisi lain ada yang berpedoman kepada akidah islamiyah yaitu yang dipertentangkan calon petahana gubernur Jakarta saudara Basuki Cahya Purnama alias Ahok dengan melansir surat Al_Maidah ayat 51.
Oleh karena itu, Ahok telah dituding sebagian umat islam melalui MUI, dia telah melecehkan al quran dan menghina ulama.
Perbedaan pendapat dalam persepsi politik bisa sah sah saja, akan tetapi tidak menodai hal yang prinsip apalagi yang menyangkut perintah Allah Swt. Sesuai surat Al Kafirun Allah SWT telah mengisaratkan akan terjadi perbedaan dogma yaitu bagiku agamaku dan bagimu agamamu, sebaiknya bekerjalah dengan ikhlas agar nantinya menuai rahmatan lill alamin.
)** Penulis adalah Ketua DPC Sekelompok Orang Cinta Indonesia Bersatu. (SEKOCI INDORATU) Kab. Kuningan.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.