suarakuningan.com - Hiruk pikuk di pusat Kabupaten Kuningan (9/12) siang itu terasa menjemukan. Antrian mobil dan motor yang ada sungguh padat terlihat sehingga Saung Mang Sukun yang terletak di tengah kota pun terasa penat.
Untungnya, Mang Sukun sudah memiliki janji untuk bertemu dengan seseorang di Desa Cikubangsari, Kecamatan Kramatmulya. Lokasi desa itu lebih sepi dan damai, jauh dari geliat panas dan keras pusat kota. Tanpa pikir panjang, si kuda besi pun langsung ‘digeber’ ke desa yang berbatasan langsung dengan Ancaran tersebut.
Sesampainya di Cikubangsari, orang yang dituju ternyata sudah menunggu. Sosok yang dimaksud itu adalah Kang Jajang Sahi, atau lebih akrab dipanggil dengan nama Jajang Kujang. Sebutan itu bukan tanpa alasan, hobby dan kemampuannya dalam membuat dan mengolah senjata khas orang Sunda itu menjadi latar belakang mengapa nama ‘Kujang’ disematkan di belakang nama depan aslinya.
Kang Jajang merupakan seorang pengrajin kujang asli pituin Cikubangsari. Walaupun belajar secara otodidak dan tanpa berguru ke siapapun, kujang hasil olahannya tidak dapat dipandang sebelah mata. Dengan bahan besi yang tebal dan ukiran yang unik, senjata khas orang Sunda karya Kang Jajang tersebut memiliki kesan kuat, kokoh, dan handal untuk dipakai dalam pelbagai macam kegiatan lapangan. Singkatnya, kujang kang Jajang dapat diadu kemampuan serta kebolehannya.
Kujang di usaha yang baru dirintis selama satu tahun dua bulan ini, umumnya memiliki bahan pamor. Pamor sendiri bisa dikatakan sebagai motif, corak, atau kontur tertentu yang terdapat pada bilah sebuah senjata tajam yang dihasilkan oleh penggunaan berbagai material, pembakaran, dan teknik penempaan logam. Terkait hal ini, kang Jajang menambahkan bahwa, “tiap lekuk, celah, dan ukiran yang saya bentuk dalam kujang ini, terdapat filosofinya sendiri. Jadi, saya juga membuat kujang tidak sembarangan saja.”
Workshop seni kriya Kang Jajang terbilang strategis karena lokasinya berada persis di pinggir jalan. Meski demikian, tempat itu belum bisa dimanfaatkan secara maksimal karena terdapat sejumlah hal yang masih menghambat. “Ya beginilah kang, tempat kecil saya dalam membuat kerajinan senjata khas orang Sunda ini,” kata Kang Jajang merendah mengenai tempat ia menempa kujang-kujang yang ia ciptakan.
Kujang yang diproduksi oleh pria berusia 31 tahun ini terdiri dari pelbagai macam ukuran dan bentuk, di mana setiap masing-masingnya memiliki arti serta fungsinya sendiri. Sebagai senjata tradisional masyarakat Sunda, kujang memang memiliki fungsi dan kegunaan yang bervariasi, seperti sebagai simbol status, perkakas, senjata andalan (gagaman), teman berperang (batur ludeung), kelengkapan ritual upacara adat, dan lain-lain.
Usaha yang digarap oleh Kang Jajang memang belum genap dua tahun tetapi seakan menjadi oase di tengah gersangnya kerajinan kujang di Kuningan. Kang Jajang pun memiliki harapan yang sangat tinggi dan mulia terkait hal ini. Selain untuk aspek yang bersifat ekonomis, ia harap gaung seni dan kerajinan kujang dapat kembali digalakkan mengingat senjata tradisional tersebut pernah menjadi alat khas orang Sunda.
“Ngagelutan karajinan kujang ieu teh dina raraga ngamumule budaya lan kearifan lokal, khususna kujang sebagai pusaka urang Sunda,” pungkasnya.
Selama ini, kerajinan kujang memang lebih masyhur diciptakan oleh para ahli tempa senjata dari Cibatu, Sukabumi. Karenanya, sosok-sosok pengrajin asal daerah lain yang juga turut menggeluti dunia ini seakan tidak disadari kehadirannya.
Walaupun begitu, semangat berwirausaha dan melestarikan budaya dari sosok seperti Kang Jajang ini harus tetap dijaga agar di kemudian hari orang-orang itu tahu bahwa kujang tidak hanya dibuat di Sukabumi tapi juga di daerah Sunda lainnya. Seperti kujang yang tengah dipegang Mang Sukun sekarang, kujang ini adalah kujang buatan orang Kuningan! (Dan & Soeradidjaja)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.