Oleh: Novy Khusnul Khotimah*)
Ketahanan keluarga sangat penting bagi ketahanan bangsa dan negara. Jika ketahanan keluarga kuat, maka ketahanan bangsa dan negara pun akan kuat. Sebaliknya, jika ketahanan keluarga lemah, maka ketahanan bangsa dan negara pun akan lemah. Indikator kuatnya ketahanan keluarga harus ditandai pula dengan kuatnya ketahanan ekonomi, pendidikan, akhlak atau agama, dan keharmonisan atau hubungan anggota keluarga yang baik dan sakinah.
Disinilah pentingnya wanita dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai ibu. Wanita memiliki peran yang luar biasa dalam membentuk karakter bangsa. Itu sebabnya terdapat sebuah ungkapan bahwa Wanita itu tiang Negara, bila dia (wanita) baik, maka baiklah negara itu. Tetapi bila wanita itu rusak maka rusaklah negara itu. Jadi wanita terutama kaum ibu memiliki andil besar terhadap kekuatan suatu bangsa.
Bangsa ini terdiri dari 34 provinsi, kurang lebih sekitar 500 kabupaten/kota, 7.000 kecamatan, dan 72.000 desa serta kelurahan dan terdapat 50 juta kepala keluarga serta 230 juta penduduk. Inilah yang menentukan kekuatan bangsa ini. Apabila 50 juta KK ini kuat, maka tentu bangsa dan negara ini kuat. Sebaliknya, kalau yang 50 juta KK ini rapuh, maka jelas bangsa ini juga ikut lemah. Karena itu, pentingnya kekuatan yang menjadi dasar kuatnya keluarga-keluarga dengan ahklak atau agama, pendidikan dan kekuatan ekonomi keluarga yang baik. Tanpa itu, keluarga akan lemah dan bangsa pun juga ikut lemah."
Ibu Sekolah Pertama Bagi Anaknya
Selain sebagai tiang Negara, wanita yang berperan sebagai ibu memiliki tugas yang sangat penting dalam pembentukan karakater generasi mendatang. Yaitu sebagai sekolah atau madrasah pertama anak- anaknya. “Al -Ummu madrasah Al-ula (Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya) bila engkau persiapkan dengan baik, maka engkau telah mempersiapkan bangsa yang baik dan kuat”. Wanita adalah setengah dari bagian masyarakat, dan ia melahirkan generasi manusia, serta ialah pondasi tegaknya keluarga.
Ibu berperan besar dalam pembentukan watak, karakter dan kepribadian anak-anaknya. Ia adalah sekolah pertama dan utama sebelum si kecil mengenyam pendidikan di sekolah manapun. Pendidikan anak sudah terjadi sejak dalam kandungan, janin sudah dapat merasakan emosi serta detak jantung ibunya. Dan saat dilahirkan, bayi belajar berkomunikasi baik ekspresi maupun bahasa pertama kali diajari oleh ibunya.
Meski demikian, tidak serta merta pendidikan seorang anak hanya dibebankan kepada ibu saja. Melainkan perlu kerjasama seorang ayah agar bisa menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. Pengasuhan harus menjadi tanggung jawab kedua belah pihak untuk membentuk karakter anak manusia yang memiliki keseimbangan baik emosional dan spiritual. Tidak sedikit orang tua yang beranggapan, ketika sibuah hati sudah masuk sekolah maka sekolahlah yang bertanggung jawab atas pendidikan si buah hati. Padahal peran ibu dan ayah tidak bisa tergantikan oleh siapapun.
Membentengi keluarga dari narkoba
Narkoba perusak generasi bangsa. Keganasan dan kerusakan yang ditimbulkannya, tidak diragukan lagi. Disisi lain, larisnya peredaran narkoba dikalangan remaja membuat kita geleng-gelang kepada. Sudah selayaknya setiap orang tua dan para pendidik mulai sadar dan berbuat sesuatu untuk membentengi anak-anak dari narkoba. Dalam berurusan dengan narkoba, ibu memiliki andil besar untuk melindungi anak-anaknya dari barang haram ini.The National Youth Anti-Drug (USA, 1998) memaparkan alasan mengapa anak-anak tertarik untuk mencoba atau mengonsumsi narkoba, yaitu:
• Keluar dari kebosanan/kejenuhan.
• Untuk merasa enak.
• Melupakan masalah dan santai.
• Untuk bersenang-senang.
• Memuaskan rasa ingin tahu.
• Mengurangi rasa sakit hati/kecewa.
• Mencoba tantangan.
• Untuk merasa dewasa.
• Menunjukkan kemandirian.
• Merasa menjadi anggota kelompok tertentu.
• Supaya terlihat keren.
Dengan melihat sebab-sebab ini, kita pun dapat menyusun strategi dan langkah untuk menjaga keluarga kita dari ancaman narkoba. Diantara banyak langkah dan strategi yang bisa disusun, berikut ini beberapa tips dari kacamata agama dalam membentengi keluarga dari narkoba, antara lain:
Ajarkan Aqidah Yang Benar
Mengapa aqidah? Karena perkara akidah adalah pondasi dalam pendidikan Islam. Akidah adalah pondasi dalam perbaikan moral. Aqidah yang benar akan memberikan alasan yang tepat bagi seseorang untuk melakukan sesuatu atau untuk meninggalkan sesuatu. Oleh karena dakwah para Nabi dan Rasul diawali dengan perbaikan aqidah, yaitu menanamkan tauhid yang benar.
Narkoba itu diharamkan oleh agama dan menyebabkan pelakunya berdosa. Namun seseorang akan sulit sekali menghindarkan diri dari larangan agama kecuali ia memiliki keyakinan yang benar terhadap agamanya. Bagaimana mungkin ia bisa takut kepada Allah jika keyakinannya tentang Allah belum benar. Bagaimana mungkin ia taat kepada Rasulullah jika ia belum memiliki keyakinan yang benar bahwa Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam adalah utusan Allah. Bagaimana mungkin ia bisa menerima dalil, jika ia belum yakin bahwa dalil itu wajib ditaati.
Narkoba adalah candu sebagaimana khamr. Dan lihatlah betapa dakwah Nabi sehingga para sahabat yang ketika itu sudah terlanjur biasa meminum khamr bisa dengan rela meninggalkannya. Itu karena beliau memulainya dengan perbaikan aqidah.
Tanamkan Kecintaan Terhadap Ilmu Agama Pada Keluarga
Karena ilmu akan membawa kepada rasa takut kepada Allah. Semakin bertambah ilmu, semakin bertambah pula rasa takut untuk menentang aturan Allah dan menerobos apa yang dilarang-Nya. Dengan ilmu ia tahu betapa rahmah Allah dan betapa keras Adzab-Nya. Dengan ilmu, ia tahu ganjaran baik dan buruk dari setiap perbuatannya. Dengan ilmu, ia tahu untuk apa ia hidup dan akan dibawa kemana hidupnya. Dengan ilmu, seseorang tahu bagaimana menjalani hidup dan jalan mana yang ditempuhnya.
Selain itu, seorang yang jatuh cinta pada ilmu agama, akan ‘kecanduan’ dengannya. Sehingga ia tidak mencari candu yang lain. Semakin cinta ilmu, ia semakin sadar banyak hal dari agamanya yang belum ia ketahui. Hingga ia merasa sangat membutuhkan ilmu.
Perbaiki Akhlak Terhadap Keluarga
Jika anak merasa tidak nyaman dengan keluarganya, sehingga ia mencari kenyamanan lain diluar rumah, atau sang anak sudah enggan mendengarkan nasehat orang tuanya, maka periksalah akhlak anda terhadap keluarga. Barangkali akhlak buruk kita yang menyebabkan hal itu. Atau barangkali akhlak kita terhadap keluarga malah tidak jauh lebih buruk dari akhlak kita terhadap tetangga dan teman kerja. Padahal seharusnya keluargalah yang paling layak untuk mendapatkan akhlak terbaik yang kita miliki.
Terutama kepada anak, tunjukkan akhlak yang mulia dan kasih sayang yang hangat. Berikan ciuman, pelukan hangat, candaan, belai rambutnya. Semoga dengan senantiasa memperbaiki akhlak, keluarga pun menjadi tempat yang nyaman bagi anggotanya, sehingga anak tidak mencari kenyamanan lain di luar rumah yang berpengaruh negatif.
Tanamkan Kebiasaan Untuk Memanfaatkan Waktu
Buatlah anak kita memahami benar betapa pentingnya waktu. Pahamkanlah bahwa di dunia ini kita bersaing ketat. Sampaikan kepadanya bahwa di detik kita merasa nyaman membuang waktu kita, ada orang lain seperti kita yang sedang menambah value dirinya dan membuat kita beberapa langkah di belakangnya. Jika banyak waktu yang kita sia-siakan, kita pun akan jauh tertinggal. Baik dalam perkara akhirat, maupun perkara dunia. Jangan sampai kita jadi orang yang kalah dunia-akhirat.Aturlah anak kita agar ia selalu memiliki kesibukan yang bermanfaat. Jangan biarkan ia terlena dengan kekosongan dan kesia-siaan.
Bimbing Anak Dalam Memilih Teman
Poin ini sejatinya paling penting dalam bahasan narkoba. Karena faktor-faktor pemicu ketertarikan terhadap narkoba sebagian besar berasal dari lingkaran pertemanan. Ingin diperhatikan teman, ingin dianggap keren oleh teman, ingin mencoba yang dicoba oleh teman, ingin menunjukkan jati diri dihadapan teman, ingin dianggap sahabat terbaik oleh teman, rasa senang, rileks dan hangat bersama teman, semua ini perasaan-perasaan yang seringkali muncul dari lingkaran pertemanan. Maka akan bahaya sekali jika teman-teman dari anak kita adalah orang-orang yang bobrok, rusak dan jauh dari agama.
Aturlah sedemikian rupa agar anak-anak mendapatkan lingkungan pertemanan yang baik di tempat tinggalnya, sekolahnya, kegiatan ektra-kulikulernya, dan aktifitasnya yang lain. Perkenalkan dan dekatkan ia dengan anak-anak yang shalih yang bersemangat memanfaatkan waktunya dalam hal-hal yang positif.
Luangkan Waktu Untuk Keluarga dan Hidupkan Keceriaan
Rutinitas kadang menimbulkan kebosanan. Maka usir kebosanan dalam keluarga. Aturlah waktu untuk bercengkrama dengan keluarga. Sisihkan waktu untuk bermesraan dengan istri atau suami dan bermain bersama anak-anak. Hadirkan kegembiraan dan keceriaan di tengah keluarga. Lihatlah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, seorang Rasul, kepala negara, birokrat, da’i, beliau tetap menyempatkan diri bercengkrama dengan keluarganya.
Berdoa Kepada Allah
Yang terakhir namun bukan yang paling remeh, adalah berdoa kepada Allah memohon petunjuk dan penjagaan-Nya terhadap diri kita dan terhadap keluarga terutama anak-anak. Mohonlah kepada Allah agar mengkaruniakan keshalihan kepada anak-anak kita. Doa dari ibu menjadi jalan kesuksesan bagi anak-anaknya. Termasuk mendoakan agar menghindarkan anak-anaknya dari narkoba.
Membentengi anak-anak negeri Indonesia saat ini dengan pengetahuan agama yang kuat serta kasih sayang keluarga yang penuh. Diharapkan akan membentuk karakter anak manusia yang tangguh memiliki jati diri. Godaan untuk mencoba narkoba tidak dapat menembus generasi Indonesia karena ada rasa kasih sayang kepada orang tua terutama ibu. Anak-anak yang memiliki jati diri akan lebih fokus meraih cita-cita, sehingga tidak rela mengecewakan keluarga dan menghambat cita-citanya dengan pakai narkoba. Generasi emas, generasi sehat tanpa narkoba.***
*) Penulis: Penyuluh Narkoba BNN Kabupaten Kuningan
Disinilah pentingnya wanita dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai ibu. Wanita memiliki peran yang luar biasa dalam membentuk karakter bangsa. Itu sebabnya terdapat sebuah ungkapan bahwa Wanita itu tiang Negara, bila dia (wanita) baik, maka baiklah negara itu. Tetapi bila wanita itu rusak maka rusaklah negara itu. Jadi wanita terutama kaum ibu memiliki andil besar terhadap kekuatan suatu bangsa.
Bangsa ini terdiri dari 34 provinsi, kurang lebih sekitar 500 kabupaten/kota, 7.000 kecamatan, dan 72.000 desa serta kelurahan dan terdapat 50 juta kepala keluarga serta 230 juta penduduk. Inilah yang menentukan kekuatan bangsa ini. Apabila 50 juta KK ini kuat, maka tentu bangsa dan negara ini kuat. Sebaliknya, kalau yang 50 juta KK ini rapuh, maka jelas bangsa ini juga ikut lemah. Karena itu, pentingnya kekuatan yang menjadi dasar kuatnya keluarga-keluarga dengan ahklak atau agama, pendidikan dan kekuatan ekonomi keluarga yang baik. Tanpa itu, keluarga akan lemah dan bangsa pun juga ikut lemah."
Ibu Sekolah Pertama Bagi Anaknya
Selain sebagai tiang Negara, wanita yang berperan sebagai ibu memiliki tugas yang sangat penting dalam pembentukan karakater generasi mendatang. Yaitu sebagai sekolah atau madrasah pertama anak- anaknya. “Al -Ummu madrasah Al-ula (Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya) bila engkau persiapkan dengan baik, maka engkau telah mempersiapkan bangsa yang baik dan kuat”. Wanita adalah setengah dari bagian masyarakat, dan ia melahirkan generasi manusia, serta ialah pondasi tegaknya keluarga.
Ibu berperan besar dalam pembentukan watak, karakter dan kepribadian anak-anaknya. Ia adalah sekolah pertama dan utama sebelum si kecil mengenyam pendidikan di sekolah manapun. Pendidikan anak sudah terjadi sejak dalam kandungan, janin sudah dapat merasakan emosi serta detak jantung ibunya. Dan saat dilahirkan, bayi belajar berkomunikasi baik ekspresi maupun bahasa pertama kali diajari oleh ibunya.
Meski demikian, tidak serta merta pendidikan seorang anak hanya dibebankan kepada ibu saja. Melainkan perlu kerjasama seorang ayah agar bisa menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. Pengasuhan harus menjadi tanggung jawab kedua belah pihak untuk membentuk karakter anak manusia yang memiliki keseimbangan baik emosional dan spiritual. Tidak sedikit orang tua yang beranggapan, ketika sibuah hati sudah masuk sekolah maka sekolahlah yang bertanggung jawab atas pendidikan si buah hati. Padahal peran ibu dan ayah tidak bisa tergantikan oleh siapapun.
Membentengi keluarga dari narkoba
Narkoba perusak generasi bangsa. Keganasan dan kerusakan yang ditimbulkannya, tidak diragukan lagi. Disisi lain, larisnya peredaran narkoba dikalangan remaja membuat kita geleng-gelang kepada. Sudah selayaknya setiap orang tua dan para pendidik mulai sadar dan berbuat sesuatu untuk membentengi anak-anak dari narkoba. Dalam berurusan dengan narkoba, ibu memiliki andil besar untuk melindungi anak-anaknya dari barang haram ini.The National Youth Anti-Drug (USA, 1998) memaparkan alasan mengapa anak-anak tertarik untuk mencoba atau mengonsumsi narkoba, yaitu:
• Keluar dari kebosanan/kejenuhan.
• Untuk merasa enak.
• Melupakan masalah dan santai.
• Untuk bersenang-senang.
• Memuaskan rasa ingin tahu.
• Mengurangi rasa sakit hati/kecewa.
• Mencoba tantangan.
• Untuk merasa dewasa.
• Menunjukkan kemandirian.
• Merasa menjadi anggota kelompok tertentu.
• Supaya terlihat keren.
Dengan melihat sebab-sebab ini, kita pun dapat menyusun strategi dan langkah untuk menjaga keluarga kita dari ancaman narkoba. Diantara banyak langkah dan strategi yang bisa disusun, berikut ini beberapa tips dari kacamata agama dalam membentengi keluarga dari narkoba, antara lain:
Ajarkan Aqidah Yang Benar
Mengapa aqidah? Karena perkara akidah adalah pondasi dalam pendidikan Islam. Akidah adalah pondasi dalam perbaikan moral. Aqidah yang benar akan memberikan alasan yang tepat bagi seseorang untuk melakukan sesuatu atau untuk meninggalkan sesuatu. Oleh karena dakwah para Nabi dan Rasul diawali dengan perbaikan aqidah, yaitu menanamkan tauhid yang benar.
Narkoba itu diharamkan oleh agama dan menyebabkan pelakunya berdosa. Namun seseorang akan sulit sekali menghindarkan diri dari larangan agama kecuali ia memiliki keyakinan yang benar terhadap agamanya. Bagaimana mungkin ia bisa takut kepada Allah jika keyakinannya tentang Allah belum benar. Bagaimana mungkin ia taat kepada Rasulullah jika ia belum memiliki keyakinan yang benar bahwa Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam adalah utusan Allah. Bagaimana mungkin ia bisa menerima dalil, jika ia belum yakin bahwa dalil itu wajib ditaati.
Narkoba adalah candu sebagaimana khamr. Dan lihatlah betapa dakwah Nabi sehingga para sahabat yang ketika itu sudah terlanjur biasa meminum khamr bisa dengan rela meninggalkannya. Itu karena beliau memulainya dengan perbaikan aqidah.
Tanamkan Kecintaan Terhadap Ilmu Agama Pada Keluarga
Karena ilmu akan membawa kepada rasa takut kepada Allah. Semakin bertambah ilmu, semakin bertambah pula rasa takut untuk menentang aturan Allah dan menerobos apa yang dilarang-Nya. Dengan ilmu ia tahu betapa rahmah Allah dan betapa keras Adzab-Nya. Dengan ilmu, ia tahu ganjaran baik dan buruk dari setiap perbuatannya. Dengan ilmu, ia tahu untuk apa ia hidup dan akan dibawa kemana hidupnya. Dengan ilmu, seseorang tahu bagaimana menjalani hidup dan jalan mana yang ditempuhnya.
Selain itu, seorang yang jatuh cinta pada ilmu agama, akan ‘kecanduan’ dengannya. Sehingga ia tidak mencari candu yang lain. Semakin cinta ilmu, ia semakin sadar banyak hal dari agamanya yang belum ia ketahui. Hingga ia merasa sangat membutuhkan ilmu.
Perbaiki Akhlak Terhadap Keluarga
Jika anak merasa tidak nyaman dengan keluarganya, sehingga ia mencari kenyamanan lain diluar rumah, atau sang anak sudah enggan mendengarkan nasehat orang tuanya, maka periksalah akhlak anda terhadap keluarga. Barangkali akhlak buruk kita yang menyebabkan hal itu. Atau barangkali akhlak kita terhadap keluarga malah tidak jauh lebih buruk dari akhlak kita terhadap tetangga dan teman kerja. Padahal seharusnya keluargalah yang paling layak untuk mendapatkan akhlak terbaik yang kita miliki.
Terutama kepada anak, tunjukkan akhlak yang mulia dan kasih sayang yang hangat. Berikan ciuman, pelukan hangat, candaan, belai rambutnya. Semoga dengan senantiasa memperbaiki akhlak, keluarga pun menjadi tempat yang nyaman bagi anggotanya, sehingga anak tidak mencari kenyamanan lain di luar rumah yang berpengaruh negatif.
Tanamkan Kebiasaan Untuk Memanfaatkan Waktu
Buatlah anak kita memahami benar betapa pentingnya waktu. Pahamkanlah bahwa di dunia ini kita bersaing ketat. Sampaikan kepadanya bahwa di detik kita merasa nyaman membuang waktu kita, ada orang lain seperti kita yang sedang menambah value dirinya dan membuat kita beberapa langkah di belakangnya. Jika banyak waktu yang kita sia-siakan, kita pun akan jauh tertinggal. Baik dalam perkara akhirat, maupun perkara dunia. Jangan sampai kita jadi orang yang kalah dunia-akhirat.Aturlah anak kita agar ia selalu memiliki kesibukan yang bermanfaat. Jangan biarkan ia terlena dengan kekosongan dan kesia-siaan.
Bimbing Anak Dalam Memilih Teman
Poin ini sejatinya paling penting dalam bahasan narkoba. Karena faktor-faktor pemicu ketertarikan terhadap narkoba sebagian besar berasal dari lingkaran pertemanan. Ingin diperhatikan teman, ingin dianggap keren oleh teman, ingin mencoba yang dicoba oleh teman, ingin menunjukkan jati diri dihadapan teman, ingin dianggap sahabat terbaik oleh teman, rasa senang, rileks dan hangat bersama teman, semua ini perasaan-perasaan yang seringkali muncul dari lingkaran pertemanan. Maka akan bahaya sekali jika teman-teman dari anak kita adalah orang-orang yang bobrok, rusak dan jauh dari agama.
Aturlah sedemikian rupa agar anak-anak mendapatkan lingkungan pertemanan yang baik di tempat tinggalnya, sekolahnya, kegiatan ektra-kulikulernya, dan aktifitasnya yang lain. Perkenalkan dan dekatkan ia dengan anak-anak yang shalih yang bersemangat memanfaatkan waktunya dalam hal-hal yang positif.
Luangkan Waktu Untuk Keluarga dan Hidupkan Keceriaan
Rutinitas kadang menimbulkan kebosanan. Maka usir kebosanan dalam keluarga. Aturlah waktu untuk bercengkrama dengan keluarga. Sisihkan waktu untuk bermesraan dengan istri atau suami dan bermain bersama anak-anak. Hadirkan kegembiraan dan keceriaan di tengah keluarga. Lihatlah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, seorang Rasul, kepala negara, birokrat, da’i, beliau tetap menyempatkan diri bercengkrama dengan keluarganya.
Berdoa Kepada Allah
Yang terakhir namun bukan yang paling remeh, adalah berdoa kepada Allah memohon petunjuk dan penjagaan-Nya terhadap diri kita dan terhadap keluarga terutama anak-anak. Mohonlah kepada Allah agar mengkaruniakan keshalihan kepada anak-anak kita. Doa dari ibu menjadi jalan kesuksesan bagi anak-anaknya. Termasuk mendoakan agar menghindarkan anak-anaknya dari narkoba.
Membentengi anak-anak negeri Indonesia saat ini dengan pengetahuan agama yang kuat serta kasih sayang keluarga yang penuh. Diharapkan akan membentuk karakter anak manusia yang tangguh memiliki jati diri. Godaan untuk mencoba narkoba tidak dapat menembus generasi Indonesia karena ada rasa kasih sayang kepada orang tua terutama ibu. Anak-anak yang memiliki jati diri akan lebih fokus meraih cita-cita, sehingga tidak rela mengecewakan keluarga dan menghambat cita-citanya dengan pakai narkoba. Generasi emas, generasi sehat tanpa narkoba.***
*) Penulis: Penyuluh Narkoba BNN Kabupaten Kuningan
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.