suarakuningan.com - Tingginya angka prevalensi penyalahguna narkoba yang kini mencapai 2,8% atau sekitar 5 juta jiwa, menjadi keprihatinan bersama. Tidak hanya BNN sebagai aparat pemerintah, namun juga menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat hingga skala terkecil yaitu keluarga. Oleh sebab itu, PKK Kramat Mulya diajak kerjasama oleh BNN untuk ikut serta menyosialisasikan bahaya narkoba kepada sejumlah keluarga melalui penyuluhan yang dilakukan oleh BNN.“
Dalam acara Kampanye Stop Narkoba Melalui Media Tatap Muka Kepada TP-PKK guna menciptakan masyarakat bersih narkoba yang digelar di Aula Kecamatan Kramat Mulya hari Kamis, (19/1).
Juju Junaedi sebagai pembicara menekankan tentang pola asuh yang ada di dalam keluarga turut menentukan pencegahan peredaran narkoba kepada kalangan anak muda. Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak harus selalu dibangun. Kenali pula setiap perubahan sikap anak yang drastis sebagai upaya pencegahan terjadinya penyalahgunaan narkoba.
”Bapak dan ibu memegang peranan yang strategis untuk selalu menjaga agar anak cucunya jangan sampai terjebak dalam penyalahgunaan narkoba,” imbuhnya.
Dalam paparannya, Juju menjelaskan bahwa ada tiga jenis pola asuh orang tua yaitu orang tua permisif, otoriter, dan demokratis. Pola asuh permisif adalah pola asuh yang segala rupa permintaan atau keinginan anak diperbolehkan. Pola asuh seperti ini akan berakibat pada karakter anak yang tidak patuh aturan.
Sedangkan pola asuh otoriter adalah pola asuh orang tua yang sangat menekan dan mengontrol anak sehingga tidak memiliki kebebasan. Kedua pola asuh diatas dapat menyesatkan anak pada narkoba.
Lebih jauh Juju menghimbau agar ibu-ibu PKK menerapkan pola asuh demokratis. Karena dengan pola asuh yang demokratis, anak tetap dapat menyampaikan keinginannya tanpa tekanan namun juga mampu memiliki tanggung jawab pada setiap pilihannya.
Orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi anak. Penerapan pola hidup sehat sangat penting dilakukan dalam keluarga. Ajarkan pula anak untuk tidak bersahabat dengan rokok.
“Selain mengandung zat-zat kimia berbahaya, rokok juga disebut-sebut sebagai gerbang menuju narkoba. Karena berawal dari rokok dapat beralih ke narkoba,” tegasnya.
Sementara dalam sambutanya Agus Mulya Kasi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNK Kuningan mengatakan bahwa BNNK Kabupaten Kuningan berupaya maksimal untuk bisa memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya narkoba.
Begitu juga upaya penindakan yang tegas kepada para pengedar narkotika sesuai perundang-undangan yang berlaku. Beberapa hal yang harus dijauhi diantaranya psikotropika dan zat adiktif lainnya. “Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama yang sinergi dari semua sektor untuk bisa memerangi narkoba,” katanya.
Pihaknya berharap melalui acara ini bisa menjadi upaya yang baik untuk membina dan memberikan informasi tentang bahaya narkotika bagi ibu-ibu PKK untuk bisa melakukan penangkalan narkoba dimulai keluarganya. Dari keluarga yang utuh dan bahagia akan tercipta sebuah negara yang kuat. (NK/BNNK Kuningan/red)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.