suarakuningan.com - Setahun yang lalu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan(Mendikbud) Muhadjir Effendi menggulirkan kebijakan Full Day School (FDS) dan mendapat penolakan dari berbagai kalangan. Kebijakan itu kali ini dibungkus dengan nama Sekolah Lima Hari.
Kebijakan yang rencananya akan diterapkan pada tahun ajaran 2017/2018 ini juga mendapat penolakan dari berbagai kalangan, tak terkecuali stakeholder pendidikan.
Dr. K Alan Rusyadi,MM ketua Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) Kabupaten Kuningan berpendapat bahwa kebijakan tersebut akan sangat merugikan bagi Madrasah Diniyah. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan dalam pasal 25 disebutkan Diniyah Takmiliyah bertujuan untuk melengkapi Pendidikan Islam yang diperoleh di SD/MI,SMP/MTs,SMA/MA,SMK/MAK dan dan bertempat di mesjid, mushalla dan atau tempat lain yang memadai.
Alan menambahkan, “terlebih kegiatan-kegiatan keagamaan ini di Indonesia khususnya di Kuningan merupakan bagian tak terpsahkan dari positif culture dalam upaya turut character building generasi muda yang menjadi tradisi di daerah-daerah di Indonesia seperti Kuningan.”
“Kalau kebijakan Lima hari sekolah diterapkan Siswa/i tidak akan mempunyai cukup waktu untuk menimba ilmu agama ke Diniyah Takmiliyah,” tegas Alan.
Kebijakan yang rencananya akan diterapkan pada tahun ajaran 2017/2018 ini juga mendapat penolakan dari berbagai kalangan, tak terkecuali stakeholder pendidikan.
Dr. K Alan Rusyadi,MM ketua Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) Kabupaten Kuningan berpendapat bahwa kebijakan tersebut akan sangat merugikan bagi Madrasah Diniyah. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan dalam pasal 25 disebutkan Diniyah Takmiliyah bertujuan untuk melengkapi Pendidikan Islam yang diperoleh di SD/MI,SMP/MTs,SMA/MA,SMK/MAK dan dan bertempat di mesjid, mushalla dan atau tempat lain yang memadai.
Alan menambahkan, “terlebih kegiatan-kegiatan keagamaan ini di Indonesia khususnya di Kuningan merupakan bagian tak terpsahkan dari positif culture dalam upaya turut character building generasi muda yang menjadi tradisi di daerah-daerah di Indonesia seperti Kuningan.”
“Kalau kebijakan Lima hari sekolah diterapkan Siswa/i tidak akan mempunyai cukup waktu untuk menimba ilmu agama ke Diniyah Takmiliyah,” tegas Alan.
Selain itu, menurut Alan, “dengan banyaknya jam pelajaran tidak serta merta meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Masyarakat Indonesia.”
Alan juga mengatakan bahwa program ini akan menghambat Visi Misi dari Kuningan Mandiri Agamis dan Sejahtera (MAS)2018 terutama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penanaman nilai agama.(red)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.