Oleh : Redha Raka Mahendra
(Penulis Memulai Debutnya sejak masih bersekolah di SMPN 2 Kuningan)
Penerbit : Indie Publishing
Diantara kesulitan hidup akan selalu ada harapan karena harapan tidak akan pernah mati.
Radhin Danuatmaja sosok pemuda bersahaja, sabar, mendapat cibiran dan hinaan lantaran belum punya kerjaan tetap meski bertitel sarjana ekonomi. Bahkan harus merelakan Kirana Rananditha, wanita yang dicintainya bersanding dengan laki-laki lain. Kemanisan perjalanan cinta yang telah dilaluinya dengan Kirana akhirnya harus kandas hilang terkubur nestapa. Namun Radhin, sosok pribadi yang tegar, terus berjuang dan kerja keras untuk mewujudkan impiannya.
Pesisir selatan pantai Pangandaran mempertemukan Radhin dengan Kanaya Padmadinata, sedang mengalami konflik bathin. Pengorbanan serta kesetiaannya dipertaruhkan dengan penghianatan Dicky, sang suami. Radhin terenyuh hatinya dengan kondisi Kanaya. Begitu juga halnya Kanaya merasa simpati.
Terjadi salah paham saat Radhin menyarankan Kanaya untuk membicarakan masalahnya dengan Dicky. Kanaya salah menafsirkan, ia merasa kecewa dan kesal lalu menceburkan diri ke laut hendak mengakhiri hidup merasa hidup dalam kesendirian yang sarat dengan penderitaan.
Cinta telah membutakan mata dan hati Kirana. Demi rasa cinta dan untuk menebus rasa bersalahnya telah meninggalkan Radhin, ia menunda kehamilan meski sering mendapat perlakuan kasar dari Ardhana, sang suami. Ardhana bersikukuh ingin segera punya anak buah perkawinannya.
Berkat perjuangan disertai doa, Radhin dapat pekerjaan di bank. Ardhana sebagai nasabah, keduanya sangat akrab bahkan hendak mengundang Radhin menikmati masakan Kirana di rumahnya. Ardhana sangat benci pada laki-laki masa lalu istrinya, namun hingga beberapa waktu mereka belum saling mengetahui siapa diri mereka sebenarnya.
Terjadi pertengkaran hebat yang berlanjut dengan kepergian Kanaya mengendarai mobil meninggalkan rumah menembus pekatnya malam yang diguyur hujan deras. Kanaya sepertinya sudah tidak dapat menahan amarah yang selama ini dipendamnya. Dicky tidak dapat menyembunyikan kegusarannya saat Fadly memanggil nama Radhin, nama yang asing di telinganya. Ada rasa cemburu!
Tanpa tanda tanpa firasat, peristiwa tragis nyaris merenggut nyawa Radhin saat menyelamatkan nasabah dalam peristiwa perampokan. Dicky dihantui rasa takut dan bersalah, ia tidak percaya kalau ia yang meletuskan pistol dan melukai Radhin saat berebutan dengan salah seorang perampok. Demi Radhin, Kanaya yang merasa berhutang nyawa melakukan investigasi, namun hal itu membuat Dicky berang dan curiga!
Kemesraan Radhin dengan dr. Miranda Anjani membuat Kirana gusar dan meradang, begitu juga dr. Revan Reynaldi yang mengharap cinta Miranda. Keduanya bersekongkol! Radhin sangat kecewa atas perubahan sikap dan perlakuan kasar Kirana. Kirana kecewa lantaran Radhin sudah tidak mau memperdulikannya lagi.
Penderitaan hidup seakan tak mau jauh dari kehidupan Radhin, ia harus mendekam dalam penjara akibat ulah Iswandi yang berhasil mencairkan kredit fiktif. Radhin bertemu dengan Beno perampok yang nyaris merenggut jiwanya. Beno merasa bersalah dan memaksa Radhin untuk membalasnya. Radhin tidak dapat menahan kesedihannya saat Beno yang telah menyelamatkan jiwanya dari serangan napi suruhan Iswandi, meninggal dalam pangkuannya.
Betapa bahagianya Ardhana saat Kirana hamil, sebaliknya Kirana sangat tersiksa bahkan ingin mengakhiri hidupnya. Alangkah murkanya Ardhana saat ia tahu janin yang dikandung istrinya itu bukan benihnya. Ardhana melabrak Radhin penuh amarah, ia pikir Radhin lah yang telah melakukannya.
Konflik terjadi, Miranda mengembalikan cincin tunangan meski masih mencintainya. Kanaya berusaha meyakinkan Miranda kalau telah terjadi salah paham.***
T|e|n|t|a|n|g P|e|n|u|l|i|s
Nama Redha Raka Mahendra hanyalah sekedar nama biasa, tidak punya arti khusus dalam kehidupan sang penulis namun sebuah nama yang indah bila diucapkan dan merdu didengar. Atas alasan itulah sang penulis terkesan sekali untuk menyematkannya dalam karya imajinasi sang penulis.
Lahir pada tanggal 29 September di Karawang. Putera kelima dari sembilan bersaudara pasangan Bpk. Kapt. M. Saleh B. Purn. TNI AD dan Almh. Ibu Titing Sutingsih binti Dasuki. Masa kecil hingga usia 6 tahun tinggal di lingkungan militer di Asrama TNI AD Telukjambe Karawang. Tahun 1970 pindah ke Kuningan dan sekolah di SD Negeri Cigadung 1 sampai kelas 3 kemudian pindah ke Bandung dan kembali lagi ke Kuningan. Selanjutnya terdaftar di SMP Negeri 2 Kuningan dan meneruskan ke SMA Kosgoro. Tahun 1983 melanjutkan langkah menimba ilmu bidang Akuntansi di Akademi Akuntansi Bandung A2B.
Ketertarikan pada dunia tulis menulis saat masa sekolah SMP, awalnya suka merangkai kata-kata puitis, kata-kata mutiara dan gemar nonton film. Namun keterbatasan sarana dan prasarana, hanya terbenamkan dalam hasrat saja.
Setamat kuliah, sambil bekerja coba menulis apa yang selama ini terbenamkan di kepala. Lalu berkecimpung di dunia entertainment sinetron dalam peran kecil. Sepertinya nasib baik belum berpihak.
Akhirnya, setelah resign dari AIA Financial, memutuskan untuk mengisi waktu sisa usia yang ada untuk mewujudkan novel karya perdana ini ‘’Di Sela Daun Yang Gugur” dan berharap lahir karya-karya selanjutnya.
Niat saya membuat novel ini adalah ingin mempunyai hasil karya yang bisa dinikmati banyak orang dan memberi manfaat serta menginspirasi kepada orang banyak dan jika suatu saat nanti saya sudah tiada namun hasil karya saya tetap dikenang orang.
Makna dari kehidupan bukan terletak pada seberapa bernilainya diri kita, tetapi seberapa besar bermanfaatnya kita bagi orang lain. Jika keberadaan kita dapat menjadi berkah bagi banyak orang, barulah kita benar-benar bernilai.
Email : setiabudidadang@gmail.com
Facebook : bastian_dinata@yahoo.com
Instagram : @redha_rm29
Twitter : @redha_mahendra
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.