suarakuningan.com - Pameran Pembangunan atau yang dinamakan "KUNINGAN FEST" sudah berlangsung beberapa hari, beberapa media menyoroti kegiatan tersebut dari mulai dampak bagi pergerakan ekonomi masyarakat Kuningan, suasana pengunjung dan lokasi penyelenggaraan.
Pemerhati Pemerintahan dari Forum Telaah Kebijakan Daerah (F-Tekad), Sujarwo atau yang lebih dikenal dengan pangilan Mang Ewo ikut juga menyoroti berbagai persoalan yang timbul dari adanya pameran tersebut.
Ketika di temui di salah satu Dinas, Senin (11/9) mang Ewo menyampaikan hasil telaahannya, "dari lokasi penyelenggaraan sepertinya panitia dalam hal ini PHBN nampaknya tidak sama sekali melakukan Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL). Sebab kalau itu dilakukan saya yakin pilihan lokasi di sana adalah bukan lokasi yang tepat."
"sebab Pandapa Paramarta yang jaraknya berdekatan dengan lingkungan sekolah yaitu SMAN 3 dan SMPN 1 hiruk pikuknya sangat mengganggu sekali terhadap dua lingkungan sekolah tesebut. Bahkan ada siswa sekolah tersebut yang mengeluhkan ketika suara Adzan Ashar berkumandang di lokasi pameran malah terdengar suara musik yang cukup keras seperti menyaingi Adzan. Ini juga sangat tidak etis apalagi terjadi dilingkungan pendidikan," tambahnya.
Mang Ewo melanjutkan, "kita memiliki beberapa kawasan yang luas dan tidak mengganggu dunia pendidikan dan khusus untuk pameran sepertinya harus dikembalikan kepada sistem lama, yaitu ditempatkan di kecamatan - kecamatan yang dekat dari Kabupaten atau di kawasan yang mudah di jangkau oleh masyarakat. Kalau seperti sekarang walau pakai even organiser (EO) tapi daya minat dari masyarakat biasa sangat kecil sekali karena kreasi dari tiap stand yang konon sampai menghabiskan biaya sekitar Rp. 40.000.000,- (Empat Puluh Juta Rupiah) per stand nampaknya biasa - biasa saja karena isinya hanya berisi pamplet - pamplet."
Mang ewo menyayangkan, "padahal seharusnya berbagai program dari masing - masing peserta bisa diterima oleh masyarakat secara utuh, kalau masyarkat datang hanya melihat lihat tanpa ada komunikasi dua arah itu sama saja dengan datang ke pasar kepuh atau pasar baru yang ujung - ujungnya hanya membeli pakaian."
"Hanya bahan koreksi untuk penyelenggaran kedepan tempatkan pameran di lokasi yang bisa mendongkrak prekonomian masyarakat disekitarnya, apalagi kuningan mempunyai persoalan dengan daya beli masyarakat, bagaimana daya beli mau naik kalau peluang usahanya tidak kita tingkatkan," pungkasnya.(Jon's)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.