Tularkan Semangat Kebangsaan Pemuda, Amin Sosialisasikan 4 Pilar

suarakuningan.com - H. Amin Santono. S.Sos.MM anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Demokrat silaturahmi dan berdiskusi dengan jajaran pemerintah Desa, BPD dan Pengurus Karang Taruna Bhakti Sangkan Desa Sangkanhurip. Acara diawali pagi hari dengan jalan sehat bersama masyarakat Sangkhanhurip dilanjutkan dengan dialog dan sosialisasi MPR RI (4 pilar kebangsaan, UUD 1945, Pancasila, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) di aula pertemuan balai desa Sangkanhurip, Ahad (11/2).

Pada kesempatan ini, Amin Santono menjelaskan bahwa kegiatan ini banyak manfaat, dirinya mengajak kepada peserta Sosialisasi MPR RI (UUD1945, Pancasila, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) untuk bersama memperkuat wawasan kebangsaan dalam sendi sendi kehidupan di masyarakat. Amin menjelaskan bahwa wawasan kebangsaan sangat penting bagi masyarakat khususnya masyarakat dan pemuda. Sosialisasi ini bertujuan memberikan pemahaman terhadap masyarakat terkait tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Lokasi atau peserta yang menjadi pelaksanaannya kegiatan ini adalah pilihan. Dan sebagai anggota MPR/DPR RI, sudah tugasnya mensosialisasikan 4 pilar ini.

Amin Santono mengingatkan,  4 pilar kebangsaan (UUD1945, Pancasila, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) kebutuhan kita semua. Setiap warga negara harus memahami dan mengamalkan makna dari masing masing pilar tersebut. Keanekaragaman masyarakat bukan menjadi penghalang melainkan perekat.

Terkait peran pemuda, Amin mendorong semangat kebangsaan pemuda karang taruna, harus menjadi garda terdepan membangun desa, kuningan dan bangsa Indonesia. Peran pemuda sangat signifikan tidak bisa dinafikan.

Melihat fenomena saat ini, Amin Santono membeberkan lebih spesifik poin poin yang menjadi keresahan masyarakat kini antara lain ; Pertama. Nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya bangsa tidak dijadikan sumber etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara oleh sebagian pemimpin dan masyarakat, sehingga akibatnya Krisis akhlak dan moral berupa ketidakadilan, korupsi, kolusi nepotisme, dan pelanggaran hukum serta pelanggaran HAM.

Kedua, Konflik sosial budaya telah terjadi karena kemajemukan suku, budaya dan agama yang tidak dikelola dengan baik  dan adil oleh Pemerintah dan masyarakat, yang mengakibatkan Tawuran warga, dan terorisme. Ketiga, Penegakan hukum tidak berjalan dengan baik dan pelaksanaannya telah diselewengkan sedemikian rupa akibatnya Tidak adanya keadilan dan persamaan hak warga negara dihadapan hukum.  Prilaku ekonomi yang berlangsung dengan praktek korupsi, kolusi dan nepotisme serta kurangnya keberpihakan kepada kelompok usaha kecil dan menengah yang mengakibatkan Krisis ekonomi yang berkepanjangan, Hutang besar  yang dipikul oleh negara, Pengangguran, Kemiskinan dan Kesenjangan sosial.

Keempat, Sistim Politik tidak berjalan dengan baik sehingga mengakibatkan Belum dapat melahirkan pemimpin-pemimpin  yang amanah dan mampu memberikan keteladanan serta pemimpin yang mampu memperjuangkan kepentingan rakyat. Penyalahgunaan kekuasaan sebagai akibat lemahnya fungsi pengawasan oleh internal pemerintah dan lembaga perwakilan rakyat serta terbatasnya pengawasan oleh masyarakat dan media massa pada masa lampau, akibatnya Kurangnya kepercayaan masyarakat kepada penyelenggara negara.(red)

Berita Ragam Februari 11, 2018