Oleh: Muhammad Ramdan (Mahasiswa UIN Bandung)
Pada setiap tanggal 20 Mei, kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Sehari kemudian, bangsa Indonesia memperingati 20 tahun runtuhnya Orde Baru, yang sekaligus menjadi tonggak sejarah dimulainya Orde Reformasi. Tepat 110 tahun lalu, di sebuah ruang belajar School Tot Opleiding Voor Inlandsche Artsen (STOVIA), sebuah sekolah kedokteran yang namanya mengalami beberapa kali perubahan, dr.Soetomo mengungkapkan gagasan tentang hari depan bangsa. Tanggal 20 Mei 1908 di gedung STOVIA, dimulailah sebuah organisasi bernama Boedi Oetomo.
Berdirinya Boedi Oetomo dipelopori sekelompok pemuda dari sekolah kedokteran, menandai suatu perubahan penting bagi bangsa Indonesia. Dia seperti penyebar perekat pulau-pulau, suku-suku, dan kelompok-kelompok di Kepulauan Nusantara sebagai suatu bangsa. Kesadaran kebangsaan itu juga yang kemudian menjadi fondasi bagi lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Organisasi ini dibangun atas dasar keprihatinan terhadap keadaan bangsa dan banyaknya organisasi kesukuan atau kelompok yang lebih mengedepankan sikap kedaerahan (Primordialisme). Boedi Oetomo melahirkan gagasan kebangsaan. Dalam perkembangannya, organisasi ini mulai menanamkan pemahaman tentang Tanah Air Indonesia dan merintis kesadaran membangun relasi yang makin erat di antara suku-suku dan kelompok di Indonesia. Itu sebabnya, ada alur yang nyata antara Boedi Oetomo dan lahirnya Sumpah Pemuda pada 20 tahun setelah itu.
Saat ini , kita memperingati Harkitnas dan 20 tahun reformasi. Dalam keadaan bangsa sekarang, pesan moral apa yang dapat dipetik dari peringatan bersejarah ini? Apa yang telah kita lakukan untuk rakyat, daerah, bangsa, dan negara terkhususnya untuk kabupaten Kuningan ? Apakah kita lebih arif bijaksana dari pendahulu? Semua ini merupakan pertanyaan yang penting dikemukakan agar kita sungguh-sungguh dapat melakukan introspeksi diri, terutama dalam upaya penyembuhan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dari krisis. Artinya kita harus bersedia becermin kepada sejarah, melihat bagaimana sosok rupa kita sebenarnya.
Sebenarnya apa yang dapat dimaknai sebagai kebangkitan nasional saat ini? Apakah kebangkitan korupsi yang semakin merajalela? Kebangkitan kemiskinan yang tidak pernah berhenti? Kebangkitan elite politik saling berebut Parpol dan kekuasaan? Kebangkitan pencitraan di dunia maya ? Kebangkitan harga yang melambung tinggi ? Kebangkitan Terorisme dan berita Hoax ? atau Kebangkitan kaum asing yang datang ke negeri kita ?
Mari kita sama-sama refleksikan dimulai dari sekarang sampai seterusnya untuk bangkit yang sesungguhnya bangkit membangun negeri tercinta ini. “Bangunlah jiwanya bangunlah badannya untuk Indonesia Raya” begitu yang sering kita nyanyikan agar dapat diimplementasikan. Mudah-mudahan dibulan yang penuh rahmat ini yaitu bulan Ramadhan kita tidak hanya sekedar sibuk dengan agenda Bukber-Bukberan semata, namun harus sibuk memikirkan solusi konkrit dan bergerak maju untuk bangkitnya negeri ini. Aamin..Yaa Robbal Aalamin.. Marhaban Ya Ramadhan ..
Saat ini , kita memperingati Harkitnas dan 20 tahun reformasi. Dalam keadaan bangsa sekarang, pesan moral apa yang dapat dipetik dari peringatan bersejarah ini? Apa yang telah kita lakukan untuk rakyat, daerah, bangsa, dan negara terkhususnya untuk kabupaten Kuningan ? Apakah kita lebih arif bijaksana dari pendahulu? Semua ini merupakan pertanyaan yang penting dikemukakan agar kita sungguh-sungguh dapat melakukan introspeksi diri, terutama dalam upaya penyembuhan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dari krisis. Artinya kita harus bersedia becermin kepada sejarah, melihat bagaimana sosok rupa kita sebenarnya.
Sebenarnya apa yang dapat dimaknai sebagai kebangkitan nasional saat ini? Apakah kebangkitan korupsi yang semakin merajalela? Kebangkitan kemiskinan yang tidak pernah berhenti? Kebangkitan elite politik saling berebut Parpol dan kekuasaan? Kebangkitan pencitraan di dunia maya ? Kebangkitan harga yang melambung tinggi ? Kebangkitan Terorisme dan berita Hoax ? atau Kebangkitan kaum asing yang datang ke negeri kita ?
Mari kita sama-sama refleksikan dimulai dari sekarang sampai seterusnya untuk bangkit yang sesungguhnya bangkit membangun negeri tercinta ini. “Bangunlah jiwanya bangunlah badannya untuk Indonesia Raya” begitu yang sering kita nyanyikan agar dapat diimplementasikan. Mudah-mudahan dibulan yang penuh rahmat ini yaitu bulan Ramadhan kita tidak hanya sekedar sibuk dengan agenda Bukber-Bukberan semata, namun harus sibuk memikirkan solusi konkrit dan bergerak maju untuk bangkitnya negeri ini. Aamin..Yaa Robbal Aalamin.. Marhaban Ya Ramadhan ..
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.