Penulis adalah Penggiat dan Pembuat Pupuk Organik Asli Kuningan
Lingkungan adalah ruang lingkup yang meliputi tanah air dan udara, tempat dimana manusia melakukan aktivitas kebudayaan dan pembangunan peradabannya. Oleh sebab itu, manusia menjadi faktor utama dalam tata kelola ruang lingkup dengan pengertian sebagaimana disebutkan diatas. Manusia harus bijak dalam menata, mengelola, memanfaatkan serta mengambil nilai lebih dari ruang lingkup tersebut, sehingga kelestarian dan keseimbangan ekosistem ruang lingkup, baik mikro maupun makro dapat terjaga dan terwariskan kepada generasi manusia yang akan datang.
Kuningan yang merupakan daerah pegunungan dengan banyak kawasan cagar alam, hutan lindung dan bahkan taman nasional harus memiliki komitmen kuat untuk membangun kawasan konservasi dalam arti yang lebih luas, yaitu kawasan konservasi berbasis kearifan lokal, mengapa berbasis kearifan lokal, karena seluruh topografi kuningan adalah kawasan lembah dan perbukitan yang saling terhubung, bentangan hutan, aliran sungai, jalur resapan air, aliran mata air, penyebaran keragaman hayati dan hewani, penyebaran biota tanah dan air sampai pada keragaman jasad renik didalam tanah, merupakan satu kesatuan yg tidak terpisahkan oleh sebab kontur topografi kuningan yg merupakan bentangan yang satu.
Diatas topografi itulah masyarakat kuningan melakukan aktivitas kebudayaan nya sebagai petani, peternak dan pembudidaya ikan. Sehingga pola budidaya dan teknologi yang diterapkan akan sangat berpengaruh terhadap keseimbangan ruang lingkup kuningan, maka dari itu kuningan harus menjadikan seluruh wilayahnya sebagai ruang lingkup kawasan konservasi.
Berita Terkait:
Kuningan harus kembali menata ulang pola dan teknologi budidaya, baik itu pertanian, perikanan dan peternakan. Sebab hanya dengan pola dan teknologi yang ramah lingkunganlah cita cita menjadikan kuningan sebagai kawasan konservasi berbasis kearifan lokal bisa terwujud. Sebagai contoh, pertanian dengan teknologi ramah lingkungan akan menjadikan tanah sebagai bioreaktor, habitat yang sehat bagi segala jenis keragaman hayati dan hewani. Memiliki kemampuan yang baik dalam mengikat air dan oksigen, serta menjadi faktor utama dari keseimbangan ekosistem kawasan.
Pada akhirnya tanah seperti itu akan meningkatkan produktifitas pertanian, baik secara kwalitas maupun kwantitas dan berujung pada kemandirian ekonomi petani dan pembangunan kuningan secara holistik. Bila tanah sebagai dasar pijakan ruanglingkup ekosistem tidak dibenahi dan dikelola secara baik dan bijak, maka cita-cita konservasi hanya akan menjadi retorika, utopia dan kajian akademis belaka. Tanah harus menjadi prioritas, sehingga semua aktivitas diatas tanah pun harus memperhatikan aspek ramah lingkungan.***
Diatas topografi itulah masyarakat kuningan melakukan aktivitas kebudayaan nya sebagai petani, peternak dan pembudidaya ikan. Sehingga pola budidaya dan teknologi yang diterapkan akan sangat berpengaruh terhadap keseimbangan ruang lingkup kuningan, maka dari itu kuningan harus menjadikan seluruh wilayahnya sebagai ruang lingkup kawasan konservasi.
Berita Terkait:
Pakan dari Ketela Selamatkan Ikan dari Upwelling, Direspon Bupati Utje
POC Hasil Teknologi Nano, Dikembangkan Putra Daerah Kuningan
Gunakan Teknologi Nano, Petani Kuningan Jelang Mandiri Lahan dan Benih
Kuningan harus kembali menata ulang pola dan teknologi budidaya, baik itu pertanian, perikanan dan peternakan. Sebab hanya dengan pola dan teknologi yang ramah lingkunganlah cita cita menjadikan kuningan sebagai kawasan konservasi berbasis kearifan lokal bisa terwujud. Sebagai contoh, pertanian dengan teknologi ramah lingkungan akan menjadikan tanah sebagai bioreaktor, habitat yang sehat bagi segala jenis keragaman hayati dan hewani. Memiliki kemampuan yang baik dalam mengikat air dan oksigen, serta menjadi faktor utama dari keseimbangan ekosistem kawasan.
Pada akhirnya tanah seperti itu akan meningkatkan produktifitas pertanian, baik secara kwalitas maupun kwantitas dan berujung pada kemandirian ekonomi petani dan pembangunan kuningan secara holistik. Bila tanah sebagai dasar pijakan ruanglingkup ekosistem tidak dibenahi dan dikelola secara baik dan bijak, maka cita-cita konservasi hanya akan menjadi retorika, utopia dan kajian akademis belaka. Tanah harus menjadi prioritas, sehingga semua aktivitas diatas tanah pun harus memperhatikan aspek ramah lingkungan.***
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.