suarakuningan.com - Jika kita buka laman sejarah Kabupaten Kuningan, maka kita akan melihat bahwa sebelum menjadi kabupaten, Kuningan sempat memiliki bentuk pemerintahan yang lain. Periode ini masih misterius karena belum banyak yang mengkaji ataupun menelitinya.
Beberapa hari yang lalu, secara tidak sengaja Mang Sukun bertemu dengan Kang Tendi, seorang sejarawan yang banyak meneliti tentang Kuningan. Tidak mau kehilangan kesempatan, Mang Sukun pun mencoba mengorek informasi perihal Kuningan sebelum menjadi kabupaten tersebut.
Dari uraian yang ia berikan, dapat diketahui bahwa sebelum menjadi kabupaten, wilayah Kuningan ternyata terbagi menjadi beberapa bagian.
“Sebelum Pemerintah Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda) mendirikan Koeningan Regencschappen (Kabupaten Kuningan) pada tahun 1819, wilayah Kuningan terbagi menjadi empat wilayah, yaitu: Katumenggungan Kuningan, Katumenggungan Cikaso, Katumenggungan Linggajati, dan Katumenggungan Gebang,” katanya dengan menunjukkan bukti-bukti berupa surat-surat pemimpin keempat katumenggungan tadi pada era kekuasaan Inggris di Nusantara (1811-1816).
Di samping keunikan wilayah Kuningan ternyata yang tidak menyatu seperti sekarang ini, terdapat keunikan lain, yaitu sistem kenegaraannya yang rumit dan sulit dipahami dengan situasi zaman kekinian.
Terkait hal ini, dosen sejarah di perguruan tinggi negeri yang ada di Cirebon itu melanjutkan bahwa, “Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh masing-masing katumenggungan pun terbilang unik, karena garis perintah dan koordinasinya berbeda. Jika Kuningan, Cikaso, dan Linggajati masih berada di bawah perintah Keraton Cirebon, maka Gebang mesti bertanggung jawab secara langsung pada pemerintahan pusat VOC dan kemudian kolonial Belanda di Batavia. Meskipun demikian, hipotesa ini mesti diteliti lebih lanjut karena ada semacam penyetaraan wilayah pada abad ke-18 yang tidak terdokumentasikan dengan baik.”
Keterangan di atas memang sejalan dengan informasi sejarah lisan yang berkembang di tengah kehidupan sosial masyarakat setempat. Sebagai contoh, di Cikaso, memang dipercayai oleh warga desa tersebut bahwa di tempat mereka telah berdiri sebuah katumenggungan yang setara dengan sebuah kabupaten untuk saat ini.
Contoh lainnya adalah dengan apa yang terjadi di wilayah Luragung. Di tengah masyarakat mereka, dikenal tokoh-tokoh tertentu yang asalnya memang dari daerah Gebang yang lokasinya berada di pesisir utara Pulau Jawa. Tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di Luragung, di Cibingbin, Ciwaru, hingga ke wilayah Subang, nama Gebang memang seolah tidak asing dalam cerita-cerita lisan mengenai riwayat desa mereka.
Kesesuaian antara narasi tradisi lisan dengan penjelasan sejarawan tadi menunjukkan bahwa keberadaan katumenggungan di wilayah Kuningan bukanlah isapan jempol belaka. Meskipun kesempurnaan eksistensinya tidak mungkin dapat diungkap kembali, setidaknya kita sebagai generasi penerus Kuningan menyadari bahwa sebelum Kabupaten Kuningan berdiri terdapat katumenggungan-katumenggungan hebat yang mengisi perjalanan panjang sejarah Kuningan.
Wallahu’alam bishowab.
Mang Sukun.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.