Seri Tulisan. “Ketika Hati Harus Memilih (KHHM)” merupakan seri tulisan.
Sebelumnya: Ketika Hati Harus Memilih (KHHM) (2)
Oleh: Kang Iman
(DR. Iman Subasman (@imansubasman). Pengurus ICMI Kuningan dan Peneliti Puspamdik (Pusat Studi Pengembangan Mutu Pendidikan )
(DR. Iman Subasman (@imansubasman). Pengurus ICMI Kuningan dan Peneliti Puspamdik (Pusat Studi Pengembangan Mutu Pendidikan )
" Jangan memaksakan hal-hal, diluar batas kemampuanmu "
Ketika mendapatkan semangat diri diluar kebiasaan, kadang kita tersamar untuk melihat secara jernih, apakah semangat itu berdasarkan pada kondisi diri yang baik ataukah karena ada motivasi yang tersamar. Ketidakjelasan dan ketidakmampuan diri saat mengalami suasana diluar batas, cermatilah hal itu. Karena bisa jadi ia bukan semangat yang tercermin dari kesadaran diri yang baik. Untuk melihatnya, berhentikan sejenak dan lakukanlah refleksi (perenungan).
Renungkanlah apa yang sebenarnya terjadi dengan semangat diluar kebiasaan ini. (tanpa mengurangi nilai positifinya), kita pun harus waspada terhadap semangat diluar kebiasaan itu. Semangat yang baik akan lahir dari kesadaran penghambaan, kesadaran akan kelemahan dan mengakui kekuatan sang Maha, Allah SWT. Sadarilah akan tugas-tugas dan karakteristik penghambaan agar kita bisa melihat dengan jernih, gelora semangat yang ada dalam diri kita.
Ketika penyadaran dalam diri tanpa pengendalian penghambaan, bisa jadi gelora itu melanggar batas-batas nilai penghambaanmu. Terbujuk rayu keuntungan dunia, terpana dengan prestasi dunia sehingga semangatmu tak lagi bersandar pada semangat penghambaan tapi semangat menuju puncak tujuan dengan indikator keberhasilan dunia.
Gelora semangat itu kadang berujung pada sikap memaksakan hal-hal diluar batas objektif kepantasan dirimu. Sehingga kondisi itu sebagai pintu jebakanmu untuk "menyesal ketika gagal" dan putus asa ketika tidak berhasil. Jangan terlalu memaksakan semua keinginan itu harus terwujud olehmu tapi teruslah bekerja dalam batas kewajaran penghambaan sehingga kita mendapatkan apapun sesuai dengan kepantasanya kita sebagai hambaNya. Bekerjalah dengan kesadaran sebagai seorang hamba sampai kita pantas mendapatkan "imbalan" dari apa yang telah kita lakukan.
Terkait: Seri Tulisan, AHDR
Ketika penyadaran dalam diri tanpa pengendalian penghambaan, bisa jadi gelora itu melanggar batas-batas nilai penghambaanmu. Terbujuk rayu keuntungan dunia, terpana dengan prestasi dunia sehingga semangatmu tak lagi bersandar pada semangat penghambaan tapi semangat menuju puncak tujuan dengan indikator keberhasilan dunia.
Gelora semangat itu kadang berujung pada sikap memaksakan hal-hal diluar batas objektif kepantasan dirimu. Sehingga kondisi itu sebagai pintu jebakanmu untuk "menyesal ketika gagal" dan putus asa ketika tidak berhasil. Jangan terlalu memaksakan semua keinginan itu harus terwujud olehmu tapi teruslah bekerja dalam batas kewajaran penghambaan sehingga kita mendapatkan apapun sesuai dengan kepantasanya kita sebagai hambaNya. Bekerjalah dengan kesadaran sebagai seorang hamba sampai kita pantas mendapatkan "imbalan" dari apa yang telah kita lakukan.
Terkait: Seri Tulisan, AHDR
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.