suarakuningan.com - Maraknya berbagai bencana yang terjadi di Kabupaten Kuningan belakangan ini, menjadi perhatian khusus bagi para remaja yang tergabung dalam komunitas Generasi Tanpa Pacaran (GTP).
Komunitas yang aktif mensosialisasikan dampak negatif dari pacaran sebelum nikah ini menilai, bahwa salah satu penyebab banyaknya bencana di Kabupaten Kuningan adalah semakin banyaknya pelaku maksiat yang kian berani.
Menurut Wakil Ketua GTP, Jajang Alamsyah mengungkapkan bahwa bencana yang marak terjadi belakangan ini adalah peringatan dari Allah atas dosa-dosa yang telah dilakukan, salah satunya adalah dosa zinah yang semakin terang-terangan dilakukan bahkan dimuka umum.
Jajang Alamsyah yang akrab disapa Jajang ini pun menuturkan bahwa salah satu jalan untuk melakukan zinah adalah pacaran sebelum nikah. Pacaran menjadi alasan untuk melakukan maksiat dengan kedok kasih sayang.
"Sekarang ini para remaja sudah berani terang-terangan pacaran tanpa rasa malu di tempat terbuka. Di Taman-taman bahkan halaman masjid pun dijadikan lahan untuk berduaan," ungkap Jajang.
Untuk itu, GTP melakukan kegiatan "Dakwah Go", yakni dakwah langsung dengan konsep sharing dan membagikan buletin kepada remaja-remaja yang sedang berduaan di halaman Masjid Syi'arul Islam, Ahad (10/02).
"Jangankan di Taman-taman yang ada tempat tersembunyi, bahkan ditengah kota termasuk di halaman Masjid pun kini sudah menjadi tempat pacaran. Kami hanya takut murka Allah kepada Kabupaten Kuningan apabila hal ini terus dibiarkan," lanjut Jajang.
Dalam kegiatan yang dilakukan selama sekitar 3 jam tersebut, komunitas yang beranggotakan sekitar 200 orang tersebut telah berbagi ilmu kepada kurang lebih 10 pasangan remaja yang sedang asyik berduaan di Halaman Masjid Syiarul Islam.
Sementara itu, Amar Thohir yang merupakan salah satu pembina GTP berharap agar semua pihak baik oramg tua, guru dan pemerintah pun turut mendukung kegiatan tersebut.
"Salah satu misi Bupati Kuningan adalah menjadikan Kuningan yang agamis, tapi realitanya prilaku yang jelas-jelas melanggar norma agama dibiarkan begitu saja," ungkap Amar.
Amar pun merasa sangat prihatin dengan kondisi yang ada. Bahkan para pelaku maksiat yang melanggar norma-norma agama tersebut melakukan hal tersebut tak jauh dari Pos Satpol PP.
"Taman Kota dan Halaman Masjid Syi'arul Islam itu tepat berada didepan dan samping Pos Satpol PP. Tapi seperti ada pembiaran atau memang karena tidak adanya aturan yang mengatur terkait hal tersebut," lanjut Amar.
Amar pun berharap agar Bupati Kuningan dapat memperhatikan hal ini. Peran pemimpin sangat diperlukan sebagai sebuah usaha untuk mewujudkan Kabupaten Kuningan menjadi Kabupaten yang agamis menjadi nyata bukan hanya slogan semata.
"Bupati itu harusnya lebih memperhatikan hal-hal seperti ini. Kalau maksiat terus dibiarkan dan Allah murka, bukan hanya pelaku saja, kita yang diam melihat perbuatan-perbuatan itu pun akan terkena dampaknya, bahkan seluruh Kabupaten Kuningan bisa terkena adzab Allah,"pungkasnya.(Humas GTP/red)
"Jangankan di Taman-taman yang ada tempat tersembunyi, bahkan ditengah kota termasuk di halaman Masjid pun kini sudah menjadi tempat pacaran. Kami hanya takut murka Allah kepada Kabupaten Kuningan apabila hal ini terus dibiarkan," lanjut Jajang.
Dalam kegiatan yang dilakukan selama sekitar 3 jam tersebut, komunitas yang beranggotakan sekitar 200 orang tersebut telah berbagi ilmu kepada kurang lebih 10 pasangan remaja yang sedang asyik berduaan di Halaman Masjid Syiarul Islam.
Sementara itu, Amar Thohir yang merupakan salah satu pembina GTP berharap agar semua pihak baik oramg tua, guru dan pemerintah pun turut mendukung kegiatan tersebut.
"Salah satu misi Bupati Kuningan adalah menjadikan Kuningan yang agamis, tapi realitanya prilaku yang jelas-jelas melanggar norma agama dibiarkan begitu saja," ungkap Amar.
Amar pun merasa sangat prihatin dengan kondisi yang ada. Bahkan para pelaku maksiat yang melanggar norma-norma agama tersebut melakukan hal tersebut tak jauh dari Pos Satpol PP.
"Taman Kota dan Halaman Masjid Syi'arul Islam itu tepat berada didepan dan samping Pos Satpol PP. Tapi seperti ada pembiaran atau memang karena tidak adanya aturan yang mengatur terkait hal tersebut," lanjut Amar.
Amar pun berharap agar Bupati Kuningan dapat memperhatikan hal ini. Peran pemimpin sangat diperlukan sebagai sebuah usaha untuk mewujudkan Kabupaten Kuningan menjadi Kabupaten yang agamis menjadi nyata bukan hanya slogan semata.
"Bupati itu harusnya lebih memperhatikan hal-hal seperti ini. Kalau maksiat terus dibiarkan dan Allah murka, bukan hanya pelaku saja, kita yang diam melihat perbuatan-perbuatan itu pun akan terkena dampaknya, bahkan seluruh Kabupaten Kuningan bisa terkena adzab Allah,"pungkasnya.(Humas GTP/red)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.