suarakuningan.com – Baru-baru ini ditemukan ada seorang anak perempuan yang mengalami pembengkakan di sebelah mata kirinya. Usut punya usut, kejadian ini bermula ketika kedua orangtuanya Imi Kalmi dan Ikin Sodikin sedang berjualan di daerah Gedung Waringin, Taman Cimanggu Kota Bogor.
Adalah Fitriyani (9) bocah kelas dua MI/SD yang tinggal di Dusun Cimanggang RT 05 RW 14 Desa Ciwaru Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan. Menurut Ibunya Imi Kalmi, mata Fitriyani sudah bintitan (sipit sebelah) sewaktu dilahirkan karena terkena air ketuban.
“Sampai umur satu Tahun mata fitriyani sih tidak terjadi apa-apa. Awal mula kejadiannya itu, sewaktu kami merantau di Bogor anak saya sakit demam, lalu saya berobat ke Puskesmas dikasih obat salep atau oles, selang beberapa hari kemudian mata anak saya semakin parah bahkan bengkaknya sampai sebesar bola kasti,” ujarnya sambil tersedu-sedu menahan tangis.
Menurut pengakuannya, usai berobat kembali ke salah satu Dokter di Bogor, dikatakan obat salep yang digunakan untuk mata anaknya itu melebihi dosis dalam artian obat oles tersebut seharusnya digunakan untuk dewasa. Hal ini,jika dibandingkan secara tingkatan dosis tidak dipungkiri dampaknya bisa terjadi yakni salep dewasa Rata-rata 10% sedangkan salep untuk anak 0,5%.
Mendengar hal itu, dirinya geram, sedih dan merasa kecewa namun tidak bisa berbuat apa-apa. Karena, selain dirinya pendatang baru di Bogor dan tidurpun hanya tinggal digerobak dagangannya, sang suami Ikin Sodikin mengalami gangguan di telinga dan sulit berbicara.Sehingga dirinya hanya bisa pasrah dan kembali ke kampung halamannya.
“Ikhtiar sampai sekarang pun masih tetap dilaksanakan, sampai mendatangi orang pintar. Namun, hasilnya tidak ada sama sekali. Kemudian terpaksa, meskipun tidak ada biaya, alhamdulillah semampu kami, Fitriyani bisa menjalani operasi di RS Cipto Jakarta,” lanjut ia, Sabtu (30/3).
Usai itu, dikatakan bahwa anaknya itu mengalami penghambatan pembuluh darah di mata kirinya, sehingga terjadi pembengkakan. Walaupun begitu, pembengkakan itu rupanya tidak berpengaruh terhadap penglihatann Fitriyani. Meskipun seperti itu, tetap saja pembengkakan itu mengganggu, bahkan yang paling mengkhawatirkan yakni sering keluarnya darah kotor yang menetes bercucuran dimata kirinya.
“Memang, setelah operasi pembengkakannya pun mulai menipis. Tapi, bekas operasi tersebut yang letaknya di jidat malah mengalami benjolan baru. Meskipun begitu, kami hanya bisa pasrah dan pulang kembali. Karena bingung berbuat apa lagi, sementara jarak yang jauh dan kebutuhan sehari-hari sangat mahal,” ujarnya kembali dengan mata yang berkaca-kaca.
Kejadian itu merupakan pengalaman dua tahun yang lalu. Dengan sedikit terpaksa, fitriyani hanya bisa berobat jalan seadanya dan harus menanggung itu semua sampai sekarang duduk di kelas dua MI/SD. Kendati demikian, bocah itu rupanya tak kalah dibanding dengan anak lainnya, terbukti pencapai prestasi yang ia raih yakni ranking tiga dan dua di kelasnya itu
Sementara itu, sore kemarin Fitriyani bersama kedua orangtuanya berangkat ke Bandung yang didampingi oleh Layanan Aktif BAZNas (LAB) Kuningan. Rencananya, Fitriyani bakal menjalani pengobatan lanjut di Cicendo Bandung. Selain itu, dalam proses kali ini Fitriyani didukung penuh oleh gerakan Sedekah Rombongan (SR) dan Rumah Singgah Yayasan Al-fatih Bandung. (AMZP/argi/red)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.