suarakuningan.com - Aku sangat gemar melakukan perjalanan mengendarai motor. Baik sendirian, maupun bersama teman-teman. Cirebon, Majalengka, Ciamis, Bandung, Tegal, Sumpiuh, Purwokerto, Cilacap, bahkan Yogyakarta sudah kujajal. Ya, aku seorang driver perempuan.
Rabu, (3/4) Dari tempatku bekerja, mengadakan acara touring, bersama seluruh stakeholder Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan. Tujuan perjalanan dari Dinas ke Curug Muara Jaya, Kampung Apuy, Desa Argapura, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat.
Alya, anak pertama menemani. Alhamdulillah, perjalanan ini bertepatan dengan hari libur nasional. Jadi, tidak harus mengganggu jam belajar di sekolah. Dengan jaket kembar berwarna ungu, sepatu bot, dan helm, kami siap berkelana.
Pukul 07:45 WIB, bapak PLT Kadisdikbud, Drs. H. Maman Hermansyah, M.Si, memberi sambutan. “Saya mengundang seluruh peserta di sini, untuk mengikuti touring ke Curug Muara Jaya, Apuy, Majalengka. Tujuannya, agar terjalin silaturahmi yang lebih erat di antara kita semua. Hati-hati di jalan, jangan saling kebut, kita nikmati perjalanan ini. Selebihnya, Bapak Hipa, Kasubag Program, akan memberikan arahan bagaimana berkendaraan yang baik.”
Bapak Hipa Fahmi, menerangkan point-point penting berkendaraan yang harus dilakukan saat touring. Di antaranya, harus menghormati pengguna jalan lain. Di jalan raya, motor tidak boleh sejajar lurus ke belakang, tetapi harus dengan posisi silang, kanan, kiri, kanan, lanjut begitu urutannya. Jika ada jalan berlubang, kaki pengendara motor depan harus dijulurkan ke arah lubang, tujuannya memberi tahu pengendara di belakang bahwa ada lubang, begitu seterusnya. Kalau ada masalah dengan kendaraan, wajib memberi tahu, dengan menunjuk helm sendiri. Itulah pembekalan dasar yang disampaikan, sebagai pengetahuan bagi peserta.
Tepat pukul 08.00 WIB, sejumlah 75 motor, dengan rata-rata berboncengan suami dan istri, ada juga bapak dan anak, melaju meninggalkan halaman Disdikbud. Hanya ada dua orang driver perempuan, aku dan seorang teman, Yuli dari bidang PAUD Dikmas. Motor mengular sepanjang jalan.
Jarak yang ditempuh sejauh 45,7 km, benar-benar melalui kaki bukit Gunung Ciremai, gunung tertinggi di Jawa Barat. Mulai dari Disdikbud, jalan raya Cigugur, jalan Kalpataru, jalan Lingkar Bayuning, jalan Veteran, jalan Cikijing-Darma, jalan Parung, jalan Karang Anyar, jalan Situsari, jalan Gunung Sirah. Semua masih termasuk Kabupaten Kuningan. Sepanjang jalan desa itu, banyak masyarakat yang menonton.
Selepas Gunung Sirah, sudah mulai memasuki wilayah Majalengka. Jalan raya Cilancang Cikijing, jalan raya Maranggi, Desa Argapura, dan tiba lah di mana curug Muara Jaya berada. Selama 1,5 jam perjalanan yang ditempuh, terbayar sudah, dengan pemandangan alam yang menakjubkan. Alya sangat menikmatinya, sedangkan aku hanya melirik sebentar-sebentar, karena harus konsentrasi menyetir motor. Naik, turun, belok kanan, dan belok kiri, seperti itu jalan yang dilalui. Terdengar pula suara burung Prenjak, sangatlah merdu. Bagai bunyi seruling yang ditiupkan alam.
Ketika sampai pada plang dengan tulisan, Obyek Wisata, panah kiri (Curug Muara Jaya), panah atas (Sayang Kaak), panah kanan (Sirkuit Batara Jaya, Sangiang, Sawiah), motor harus diparkir di pinggir jalan. Disusul berjalan kaki menuju curug yang dituju.
Karena Bapak Kasubag ingin mencari makan, aku yang paling belakang akhirnya mengikuti pimpinanku balik arah. Jika di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat, cantik dengan perkebunan teh. Nah, di Argapura, Majalengka ini, tanaman bawang melimpah ruah sepanjang mata memandang.
Walau agak kecewa karena gagal menyambangi Curug Apuy. Namun alhamdulillah, terganti dengan asyik berfoto-foto di kawasan Terasering Panyaweuyan, aku bersama anakku, bapak H. Momon dan istri, serta dua orang teman seruangan, bapak Heri dan bapak Dadi. Terasering Panyaweuyan ini, mulai dikenal sebagai destinasi agrowisata dan tempat favorit bagi kalangan pehobi foto sejak tahun 2015.
Sebagaimana di lansir Jabarnews, Desember 2018 lalu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyediakan anggaran sebesar Rp. 40 miliar untuk penataan objek wisata Panyaweuyan. Begitu pun Dinas Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) Majalengka, telah menyiapkan anggaran khusus untuk mendukungnya. Kepala BMCK mengatakan, “Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk perbaikan jalan dan pelebaran jalur. Supaya aksesnya dapat mudah dilalui kendaraan besar.”
Nyatanya memang sudah terealisasi, sepanjang jalan menuju Argapura tersebut telah bagus adanya. Aku yang dari Kuningan, merasa cemburu. Jalan menuju beberapa obyek wisata yang ada di Palutungan, Kec. Cigugur, jauh tertinggal. Padahal sama-sama berada di bawah kaki gunung Ciremai.
Catatan Perjalanan
Nita Juanita
Kuningan, 22 April 2019
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.