Sebuah Jejak Spiritualitas
Catatan Muhammad Lutfi
Tentang Ramadhan, Penyair Islam ternama mengatakan, "Ada kebahagiaan rahasia bersama perut yang kosong. Kita cuma alat musik petik, tak lebih tak kurang. Kotak suara penuh musik pun hilang" Begitulah Sufistik Jalaluddin Rumi berkata. Lain lagi menurut Marcel Proust, sastrawan Prancis, pernah memperkenalkan tentang “involuntary memory” dalam novelnya, In Search of Lost Time. Pendeknya, involuntary memory adalah masa lalu yang seketika muncul karena dipicu oleh suatu hal.
Ia berbeda dengan voluntary memory: masa lalu yang coba dihadirkan melalui aktivitas mengingat, yang acap kali justru gagal dihadirkan. Karenanya, seseorang mungkin akrab dengan ungkapan “lupa ingatan”, namun tidak dengan “lupa kenangan”.
Dan yang menarik adalah "kenangan tentang perjalanan spritualitas" apa yang pernah "kita ciptakan" di masa lalu sehingga kita tidak lupa dan terus menggali jejak spiritualitas tanpa batas menuju ketaatan kepada sang Khalik.
Karena kelak kita akan pulang. Seperti saat kita menyaksikan kepulangan orang orang yang kita cintai dengan keranda yang diusung empat orang menuju kampung yang di penuhi bunga kamboja. Tentu Kenyataan itu membuat denah tersendiri dalam hati untuk Menerima Qodarullah, Membekas mengingatkan Jalan itu akan Datang pada Waktunya. Dan itu adalah Kita!
Dan Ramadhan adalah Ramadhan. Bulan penuh keberkahan dan ampunan. Setahun lalu kita dimana? Ataukah hanya rutinitas menahan lapar tanpa ada yang berarti membuat jiwa kita stagnant dan bukan terus menggali makna-makna spiritualitas kita yang hilang di sebelas bulan yang lalu? Ataukah Sisi Kemanusiaan kita menjadi semakin kaya akan kepekaan Sosial, Semoga!
Marhaban Ya Ramadhan
Whatsapp : 081221170829
lumerfreshmilk.kuningan Jawa Barat
FB: Lumer Freshmilk
IG: Lumer Fresh Milk
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.