Kuswara Sastra Permana (paling kanan) |
Belum lagi hiruk-pikuk dunia perpolitikan, praktik korupsi, serta permasalahan sosial. Itu semua laik untuk dipublikasikan.
Kendati demikian, menjadi jurnalis adalah sebuah panggilan hati. Seberat apapun, jurnalis sejati tetap melakukan tugasnya demi kepentingan yang hakiki.
Kendati demikian, menjadi jurnalis adalah sebuah panggilan hati. Seberat apapun, jurnalis sejati tetap melakukan tugasnya demi kepentingan yang hakiki.
Nah, salah satu dari jutaan cerita yang bisa diambil adalah kukuhnya para awak media memberitakan sidang sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi atau MK. Ya, rangkaian sidang yang panjang. Pernah satu hari sidang tersebut berlangsung hampir 20 jam, ditutup pukul 04.55 WIB atau bertepatan dengan kumandang azan subuh.
Oleh karenanya, hal inilah yang menjadi salah satu alasan sang sutradara, Kuswara Sastra Permana untuk membawa kisah tersebut ke film layar lebar secara religius, romantis, dan berdekatan dengan fenomena sehari-hari.
“Bicara wartawan, selalu banyak sisi menariknya, bagaimana saat wartawan membuat janji wawancara yang tidak selalu mulus, bagaimana saat menunggu narasumber,” tutur Kuswara.
Lebih lanjut, sutradara yang pernah menggarap film Bait Surau ini mengungkapkan bahwa aktivitas atau kegiatan sehari-hari pekerja jurnalis jika melihat peristiwa ataupun masalah sosial yang terjadi di negeri ini secara alami tentu memberitakan fakta tersebut.
“Sisi sosial jurnalis suatu hal yang bertolak dari profesionalisme wartawan. Jurnalis kan menangkap fakta dan menuliskan menjadi sebuah berita jika melihat peristiwa,” ujar pria yang lahir di Kuningan, Jawa Barat, 10 April 1975 itu.
Sayangnya, saat ditanya lagi soal isi cerita film tersebut, Kuswara enggan membeberkan lebih jauh film barunya itu. Ia hanya membocorkan tentang judul filmnya, yakni ‘Pejuang Sunyi’ yang akan dibintangi oleh pemain baru dan juga pemain-pemain top Indonesia.
“Tunggu aja filmnya,” jawab Kuswara singkat.
Terakhir, dikatakan Kuswara, film ini punya kesan sarat pesan untuk mengajak serta mengingatkan kembali pada masyarakat tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan di tengah issue politik dan SARA.(rilis tim humas / red)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.