Artikel
Oleh : Coach Ari (FB. Ari M. Ridwan) ( IG; @ari_mohamad_ridwan)
Trainer Amco / Leadership Trainer / Konsultan Permasalahan Remaja / Trainer Muda Kuningan
Sahabat-sahabat leadership yang luar biasa, pernahkah Anda membeli barang yang tidak ada pedoman atau panduannya? Rasanya belum pernah ya, karena berdasar pengalaman yang penulis rasakan setiap membeli barang/peralatan selalu disertai pedoman atau cara penggunaannya. Kenapa demikian? Jawabannya adalah agar kita tidak salah menggunakan barang atau alat tersebut dan agar tujuan penciptaan barang tersebut bisa tercapai.
Jika barang saja yang dibuat oleh manusia ada pedoman penggunaannya, bagaimana dengan manusia itu sendiri, dalam menjalankan hidupnya apakah ada pedomannya? Jawabannya adalah pasti ada. Kebutuhan manusia terhadap petunjuk adalah hal yang tidak bisa diingkari. Perlu pelurus dan “guide” dalam penuhnya liku di dunia ini. Tentunya demi mencapai tujuan kita akhirat kelak, sambil tidak melupakan kehidupan dunia.
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al Qashshash: 77).
Alloh SWT yang menciptakan manusia sudah memberikan pedoman yang lengkap bagi manusia agar tujuan penciptaannya bisa tercapai dan manusia tidak salah menjalankan hari-harinya sebagai seorang manusia yang tentunya berbeda dengan makhluk Alloh yang lain. Bahkan dalam salah satu ayat di surat At-Tin (juz 30) Alloh SWT berfirman, “لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya: At-Tin ayat 4)
Alloh dengan jelas berfirman bahwa sungguh Alloh telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya/sempurna.
Tapi, apakah kesempurnaan tersebut bisa dipertahankan oleh seorang manusia dari awal lahir sampai meninggal? Jawabannya adalah belum tentu. Karena jika kita lihat di akhir zaman ini, hanya sedikit manusia yang terus berpedoman pada aturan Sang Pencipta.
Sebagaimana yang penulis saksikan ketika nganter si sulung kontrol ke rumah sakit. Ketika menunggu antrian, tepat di depan tempat duduk terdapat seorang anak dan ibu yang sedang mengantri juga. Secara tidak sengaja penulis mendengar dialog antara anak dan ibu yang bunyinya kurang lebih seperti ini,
“Kunci motor dimana?” Tanya ibu
Sambil mengecek disaku celananya, sang anak menjawab, “g tau, bukannya ada di emih (ibu)?” Dengan mimik muka yang kurang sopan
“Kapan kunci dikasih ke emih?” Jawab ibu
“ya udah lihat di motor,” jawab sang anak dengan nada agak keras.
Mendengar dialog tersebut, penulis merasa kaget karena tidak sewajarnya seorang anak berprilaku seperti itu kepada ibunya. Apakah dia lupa bagaimana ibu bertaruh nyawa ketika melahirkannya? Apakah dia lupa bahwa ibu telah merelakan sebagian waktu hidupnya untuk membesarkan anaknya? Apakah dia lupa bahwa ibu rela kurang tidur karena ingin melihat anaknya tidur lelap?
Kenapa itu bisa terjadi? Jawabannya adalah karena pedoman hidupnya tidak digunakan sehingga yang seharusnya anak menghormati orang tuanya, malah bersikap kurang sopan terhadap orang tuanya. Padahal Allah Ta’ala berfirman:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua” (QS. An Nisa: 36).
Ayat tersebut sebenarnya sudah jelas bahwa orang tua berhak mendapatkan perlakuan baik dari anaknya sehingga ketika ayat ini tidak dilaksanakan oleh manusia, maka dampak yang terjadi akan seperti anak yang berprilaku tidak baik kepada ibunya yang penulis ceritakan di atas.
Mungkin kejadian di antrian itu hanya satu contoh fakta yang terjadi, karena mungkin di tempat lain pun banyak kejadian yang seruapa bahkan lebih parah dari itu. Seperti yang terjadi di blitar dan di gresik, bagaimana seorang anak tega membunuh ibu kandungnya (liputan 6). Na’udzubillah (kami berlindung kepada Alloh SWT).
Sahabat, sadarilah bahwa kita tidak akan hidup selamanya di dunia. Jalani hidup ini dengan tetap berpedoman, berpedoman pada apa yang sudah Sang Pencipta tuangkan di dalam Al-Qur’an dan hadits agar kita bisa menjadi manusia seutuhnya, manusia yang senang dengan kebaikan dan ketaatan pada Alloh yang menciptakan kita.***
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.