suarakuningan.com - Dunia barat makin mengungkapkan, bahwa sumber penyakit sekaligus penyembuhannya ternyata telah ada di dalam tubuh manusia. Dulu waktu kecil kita pernah melakukan menggosok-gosok penggaris plastik pada rambut? Lalu apa yang terjadi saat penggaris tersebut didekatkan pada potongan-potongan halus kertas?
Atau anda masih ingat saat kita jatuh, benjol di kepala hilang hanya dengan usapan-usapan rambut sang ibu?
Selama puluhan tahun, dunia modern barat memecahkan misteri-misteri tubuh manusia, hingga diketahui adanya aura dengan kamera Aura oleh ilmuwan Nicolas Tesla pada tahun 1890.
Lalu gelombang elektromagnetik tubuh yang ternyata dapat dikendalikan oleh pikiran bawah sadar manusia.
Terapi "ketuk" dengan memprogram pikiran ke daerah sakit di tubuh makin marak di dunia barat. Pernah mendengar NLP (Neuro Linguistic Programming), atau Terapi EFT (Emotional Freedom Technique)?
Di Indonesia berkembang pula pengobatan "purba" ini, diantaranya sontengan. Menurut praktisi sontengan (sontenger), Mbak Lenny seorang Mathoa (master praktisi) dari ATS (Aji Tapak Sontengan) mengatakan bahwa sepintas teknis ketukan ini seperti "main-main", sederhana dan mudah. Sama seperti halnya ETF dan NLP di dunia barat.
"Teknis terapi sonteng ini mulai dikembangkan di Bali dan makin cepat tersebar di seluruh Indonesia. Di Kuningan ada dua sontenger yakni Kang Jibril dan Kang Nono," paparnya.
Ditemui di sela sela kemeriahan acara Hari Jadi Kuningan dan Seren Taun Cigugur, Mbak Leni menyempatkan diri menangani beberapa pasen di Kuningan. "Saya sendiri berdomisili di Cirebon, dan untuk terapi ini, sama sekali tidak dipungut biaya," ujarnya mengakhiri.(red)
ATS emang Keren
BalasHapus