suarakuningan.com - Rumah warga miskin asal Desa Kasturi Kecamatan Kuningan Kota berhasil direnovasi dari hasil swadaya masyarakat. Mulai dari tenaga hingga biaya seluruhnya adalah hasil partisipasi masyarakat tanpa bantuan anggaran pemerintah. Ini merupakan rangkaian etape 1 Event Tourde Rutilahu.
Atap rumah Rumiah yang ambruk dan kayu yang keropos kini sudah diganti seluruhnya. Temboknya kini sudah berdiri kokoh dan terlihat jauh lebih cerah dari sebelumnya, ditambah wallpaper bermotif alam yang semakin mempercantik dinding.
Baca Juga: Tour de Rutilahu (TdR) “Bangunkan” Kembali Rasa Kepedulian Warga Kuningan
Baca Juga: Tour de Rutilahu (TdR) “Bangunkan” Kembali Rasa Kepedulian Warga Kuningan
Lantai kini sudah terpasang keramik berwarna putih sehingga mudah untuk dibersihkan. Rumiah pun kini memiliki kamar mandi sendiri dengan kloset duduk otomatis. Panitia TdR memberikan kloset duduk karena Rumiah menderita stroke sehingga kesulitan untuk jongkok dan bangkit, bahkan sering jatuh.
Selain bangunan, tim TdR pun memberikan bantuan berupa kursi tamu yang terbuat dari kayu jati inti dan ranjang kayu yang didapat dari donatur langsung. Sekaligus kasur busa dan bantal dengan harapan Rumiah dapat beristirahat dengan nyaman.
"Alhamdulillah TdR etape 1 selesai dengan hasil sesuai yang diharapkan. Semoga event sederhana ini bisa langsung dirasakan manfaatnya," ungkap Nana Mulyana Latif, ST, Penanggungjawab event Tour de Rutilahu, Jum'at (4/10).
Mulyana menambahkan, tujuan utama dari penyelenggaraan event ini adalah untuk memberi manfaat yang bisa langsung dirasakan, baik bagi penerima manfaat maupun para donatur dan seluruh pihak yang terlibat.
"Kita berupaya membuat event yang bermanfaat tidak hanya euforia semata apalagi hanya sekedar foya-foya menghamburkan biaya. Kami berupaya membuat event yang dapat memberikan manfaat dan langsung dirasakan manfaatnya oleh semua pihak,"
Tidak hanya bagi penerima manfaat, menurut Nana, para Donatur dan Panitia pun langsung bisa merasakan manfaatnya. Dalam even tour ini, baik panitia maupun donatur serta semua yang terlibat mendapatkan kebahagiaan sekaligus meningkatkan rasa syukur melalui event yang merupakan rangkaian dari program "Wisata Hati".
"TdR merupakan rangkaian dari program Wisata Hati yang digagas oleh Komunitas Maharddikeka. Akan banyak rangkaian event lainnya yang langsung melibatkan para donatur dan panitia membantu warga yang kurang beruntung yang diharapkan bisa meningkatkan rasa syukur sekaligus memberikan kebahagiaan saat melihat saudara kita bahagia," lanjut Nana.
Terkait masalah tekhnis pelaksanaan TdR, Nabil Malik, Ketua Pelaksana kegiatan menuturkan bahwa tidak ada kendala berarti dalam pelaksanaan TdR etape 1. Menurutnya, panitia akan langsung menggarap etape 2 yang akan dilaksanakan di Desa Panyosogan.
Nabil Menuturkan, Ketua Panitia TdR, Amar Thohir sudah berkordinasi dengan Aparat Desa, Kepala Dusun, Pengurus RT/RW serta tokoh masyarakat setempat pada tanggal 24 September 2019 lalu untuk tahap etape 2.
"Ketua Panitia berikut tim sudah mensurvei sekaligus berkordinasi di Balai Desa Panyosogan. Kebetulan Kepala Desa setempat sangat merespon program kami. Karena keterbatasan, pihak Pemerintah Desa mengajukan warganya yang bernama Iding," ujar Nabil.
Sedikit informasi, Iding merupakan warga Desa Panyosogan yang diduga mengalami gangguan jiwa sehingga belum memiliki administrasi kependudukan, untuk itu Kepala Desa mengajukan bantuan diluar birokrasi sebagai wujud kepedulian terhadap warganya.(Humas TdR/red)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.