suarakuningan - Bagi warga Jakarta mungkin sering mendengar istilah Warsun, alias Warung Sunda. Selain Warteg (Warung Tegal) yang begitu populer, Warsun mulai populer di tahun 70-an.
Warsun ini awal mula dipopulerkan oleh H. Warzuqni (70) warga Dusun Sukagalih Dua Desa Sukasari Kecamatan Karangkancana.
Di rumah kediamannya yang asri, lelaki berputra dua dan bercucu tiga ini ditemani sang istri berkisah pengalaman hidupnya.
"Saya merantau ke Jakarta tahun 1968, mencoba jadi buruh, kuli bangunan, honorer Dinas Propinsi DKI dan pernah menjadi honorer di salah satu Bank ternama di Jakarta," kisahnya dengan suara yang masih lancar.
"Akhirnya saya beserta istri membuka usaha warung nasi tahun 1974. Melihat belum adanya warung sunda, maka kami bersepakat untuk memberi nama warung kami dengan Warsun, alias Warung Sunda," ujar pemilik pabrik heuler ini.
Rumah kediaman, perabotan, dan sikap bersahajanya berkesan beliau low profil dan dari hasil merantaunya dia belikan sebidang sawah dan ladang serta membuka usaha pabrik penggilingan padi di kampungnya.
"Lama kelamaan bosan juga rasanya setelah selama 40 tahun merantau di ibukota. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang kampung dan menutup warsun kami. Sejak akhir tahun 1980 an, warsun sudah banyak dan dikenal di Jakarta terutama mereka yang perantau asal Jawa Barat," pungkasnya.(dan)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.