suarakuningan – Malang nasib Ibu Barkasih (60) dan Kasban (60) warga Lingkungan Sukasari Rt 01 Rw 01 Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur. Dinding rumah bagian depan dan samping ambruk karena bangunan rumah yang ditinggalinya cukup tua.
Barkasih yang sehari hari mencari nafkah hanya sebagai buruh tani dan serabutan tak berdaya dengan “bencana alam” yang terjadi Sabtu malam (30/5) lalu. Anak-anaknya yang telah berkeluarga pun kondisi ekonominya tidak jauh beda dengan Ibu Barkasih.
“Hanya berharap adanya uluran tangan saja, da timana atuh artos na?” ujar Barkasih saat ditemui di kediamannya yang mulai dibangun, Sabtu (6/6).
Ketika ditanyakan kenapa bisa membangun? “Ini dari stimulan 10 sak semen dari Gereja Pasundan Cigugur, melalui pa Budi. Abdi kapaksa nyandak heula bahan bangunan (saya terpaksa mengambil dulu / menghutang bahan bangunan) 2000 bata dan 10 sak semen dari material,” ujarnya lirih.
Perbaikan rumah dengan menghutang terpaksa dilakukan menurut Barkasih, karena setelah berembuk dengan keluarga, kondisi rumah dalam beberapa hari tidak dibangun, akan lebih parah ambruknya hingga atap.
“Pekerja tetap disediakan makan seadanya, tetapi untuk upahnya dipikirkan nanti jika sudah ada rejekinya,” pungkas Barkasih.
Pemuda setempat yang membantu mengusulkan ke pemerintah daerah menemui kebuntuan karena bencana wabah covid-19 masih “menghambat”. Hal ini disampaikan Asep, salah satu pemuda Desa Cipari yang berusaha mencari bantuan ke beberapa instansi dan wakil rakyat.(red)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.