- S. Hussein-
Saddam Hussein, S.Pd*
*(Guru Matematika Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam)
Hidup di tengah pendemi ini bisa di bilang susah susah gampang, bisa di tinjau dari bagaimana orang-orang menjalani aktivitas yang booming saat ini yaitu “The New Normal”, atau biasa di kenal sebagai kenormalan baru dimana setiap kita akan beraktivitas sebagaimana biasanya namun dengan protokol–protokol kesehatan yang berlaku pada pendemi saat ini.
Berbicara New Normal sebenarnya kita sudah mengalaminya sejak kita di lahirkan di bumi ini, the new normal yang dimaksud adalah perubahan-perubahan yang ada dalam diri kita, seyogyanya kita sebagai makhluk hidup setiap harinya akan mengalami perubahan di sadari atau tidak. Bahkan ada kalimat motivasi mendeskripsikan bahwa, “Hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan besok harus lebih baik dari hari ini”.
Pendemi covid-19 mengubah pola hidup masa kini, ada yang beranggapan bahwa covid-19 ini berpengaruh buruk bagi sebagian orang namun, ada juga yang mampu mengambil sisi positif dengan kehadiran covid-19 ini. Ternyata di samping dampak buruk pendemi ini melanda, kita tidak boleh menutup mata bahwa masih banyak sisi positif yang bisa kita ambil, seperti saat ini tidak sedikit Public Figure, Motivator, Trainer dan tokoh-tokoh berpengaruh lainnya bahkan diri kita sendiri ikut bersumbangsih dalam program amalnya seperti memberikan seminar motivasi, penggalangan dana, keterbukaan untuk saling berbagi, menghibur antar sesama dan masih banyak hal lainnya yang bermanfaat di sana.
Terlepas dari semua itu penulis ingin mengangkat sebuah bahasan yang tengah di bicarakan banyak khalayak. Jelas dunia pendidikan ikut terdampak dalam covid-19 dan dampak ini menjadikan sekolah ataupun lembaga pendidikan harus melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya secara daring, persoalannya adalah pembelajaran daring ini tidak menggunakan fasilitas yang biasa diberikan oleh sekolah melainkan menggunakan perangkat elektronik selama kegiatan belajar daring di rumah masing-masing. Mulailah muncul statement bahwa, “Selama kegiatan belajar daring, sekolah di harapkan untuk memberikan keringanan berupa penurunan SPP Sekolah”
Jika kita cermati statement tadi, kita tidak boleh menjudge ini sepenuhnya salah dan juga membenarkan secara keseluruhan. Kita lihat pada lembaga pendidikan yang notebene swasta, SDM nya di gaji dari iuran atau uang SPP siswanya dengan kata lain jika kita mengurangi jumlah biaya SPP logikanya akan berkurang pula lah gaji yang akan SDM atau tenaga kependidikan honorer (red. Guru) yang di terimanya. Sedangkan, kita lihat Pemerintah sudah mencanangkan agar kegiatan belajar pada tahun ajaran baru akan tetap di laksanakan walau harus di rumah saja. Berarti peran guru disini sangat di butuhkan sekali.
Akan lebih bijak jika kita sebagai orang tua yang mempunyai anakanak berstatus pelajar ikut berfikir jernih agar pembelajaran yang mungkin akan di selenggarakan secara daring selama 1 semester kedepan memberikan hak pendidikan anak-anaknya sebagaimna mestinya, dan tenaga kependidikan pun mendapatkan hak yang sama yang di peroleh ketika anak-anak kita dapatkan.
Jikapun di rasa berat alangkah bijaksananya berbicara dengan pihak sekolah agar memberikan keringanan sesuai kemampuan yang dimilikinya.
Ada 2 hal yang perlu kita perhatikan.
1. SPP di turunkan
Karena dengan banyaknya yang terdampak dari pendemi ini seperti pemutusan hubungan kerja, pemotongan gaji bahkan kehilangan usaha yang di geluti nya, Pihak sekolah bisa menurunkan SPP dengan melihat kondisi dimana fasilitas yang biasa siswa pakai seperti listrik pemakaian lab computer, bahasa dan fasilitas lainnya, alokasi dana seperti itu bisa di pangkas. Sifat pengurangan itu hanya untuk beban biaya semacam listrik, biaya ujian dan lain-lain yang alokasinya bukan untuk gaji honorer sehingga tidak mengganggu operasional sekolah.
2. SPP tetap sama
Meski di tengah pendemi ini bisa dilakukan dengan mengkomunikasikan dengan orang tua murid jika sama-sama ridho, agar semuanya saling mengerti dan tidak dzolim satu sama lain.
Melalui tulisan ini mengajak semua kita agar ikut peduli, beramal dan kontribusi dalam dunia pendidikan, karena kualitas Negara bisa di tentukan dari Pendidikannya, dan pendidikan Indonesia terletak pada kualitas guru-gurunya.***
Maannntuuulll mas saddam...
BalasHapus