Setiap orang adalah jiwa-jiwa yang hidup dalam seonggok tubuh. Memiliki rasa dan perasaan, memiliki hati dan pemikiran, memiliki jantung dan kehidupan, memiliki otak dan kenangan. Sejak dilahirkan proses tumbuh kembang melewati fase anak-anak, remaja, dewasa hingga tua dan akhirnya kembali ke pemilik kehidupan.
Terkadang sebagian tak sampai melewati seluruh proses tersebut. Ketika hati dan pemikiran seimbang tiada ketakutan dan keraguan menjalani kehidupan ini. Sedangkan ketika hati dan pemikiran mulai dirasuki ambisi mengesampingkan logika dan perasaan. Mengabaikan hak-hak orang lain bahkan merebut dan menghancurkannya saat itulah kekalahan tengah kau raih.
Kekalahan yang kekal adalah saat kita tak berhasil bangkit untuk memperbaiki sebuah kerusakan, merevisi sebuah kesalahan, meminta maaf atas sebuah kekhilafan. Dan anda layak disebut hebat saat anda mampu melakukannya. Hanya manusia yang penuh welas dan asih, hanya orang-orang yang masih tersentuh sisi kebaikannya. Kekalahan tidak saja terjadi pada jiwa anda. Saat anda diuji oleh hancurnya bisnis yang susah payah dibangun, saat satupun barang dagangan anda tak terjual, saat orang-orang tercinta terkapar dalam sakit tanpa sepeserpun uang digenggaman. Dan anda mulai tersesat untuk melakukan hal-hal tak terkendali. Mencuri, merampok, membunuh, korupsi secara besar-besaran.
Hal yang manusiawi kita melakukan sebuah kesalahan karena dari situlah kita belajar bagaimana menimbang dan memutuskan. Memperbaiki kesalahan tersebut dan memulai memperbaikinya atau menikmati kerusakan dalam diri hingga kerusakan itupun menghancurkan setiap tatanan kehidupan semua orang disekeliling kita. Tak ada kemenangan jika kita tak pernah mengenal kalah. Karena kekalahan sesungguhnya adalah saat kita tak mampu mengalahkan ego dan ketakutan dalam diri sendiri.
Bangkit dan mulailah. Perbaiki semuanya tanpa harus memperdulikan setiap pandangan dan abaikan dari segala perkataan yang meragukan kesungguhan kebaikan kita. Karena saat kita memulai maka Tuhan telah mencatatnya sebagai sebuah sikap kebaikan apalagi saat kita merealisasikannya dalam tindakan. Apa yang akan anda putuskan tetap menjadi perampok rakyat dalam busana sesaat anda terhormat atau menjadi mulia dengan pakaian sederhana dan pekerjaan halal. Mereka yang baik tahu caranya bangkit sedang mereka yang jahat menikmati topengnya tanpa menyadari neraka jahannam telah menunggu dengan bara api yang panasnya menembus 7 lapis kehidupan.
Pemenang sesungguhnya adalah kita. Yang tak pernah menyerah untuk memulai menjadi baik. Yang tak sungkan bangkit dari keterpurukan. Alangkah lebih mulia kita hidup seadanya dikelilingi ketulusan, dinaungi keberkahan, dilimpahi kasih antar sesama. Karena itulah kemenangan sesungguhnya. Ayo kita memulai segalanya dari sekarang. Jangan takut untuk mencoba memperbaiki segalanya. (Kuningan, 160620 oleh Vera)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.