Lomba ini diadakan selama tiga hari, Sabtu -senin (15-17/8/2020) di area lapang komplek pemakaman sebelah timur desa setempat. Peserta diwajibkan membawa benang sendiri dan membayar biaya pendaftaran sebesar Rp 5 ribu, sedangkan untuk layang-layang disediakan panitia.
Panitia perlombaan Toto menjelaskan, kegiatan ini digelar untuk menyambut HUT RI ke-75 dan untuk melestarikan permainan tradisional khususnya layangan dan yang amat tradiaional yakni lomba hias tumpeng.
“Ga hanya itu ada juga lomba lomba yang lain nya seperti makan kerupuk, pukul air dan volly volly an . Kami memilih lomba tradisional ini, karena murah dan dapat diikuti semua kalangan baik anak-anak maupun dewasa,” kata Toto, senin (17/8) sore.
Dalam lomba ini, animo peserta sangat tinggi, terbukti dengan banyaknya yang datang dari desa tetangga untuk mengikuti lomba tersebut. Selain itu, banyaknya warga yang menyaksikan dan para pedagang makanan dan minuman yang berjualan membuat suasana menjadi meriah
“Antusiasme lomba ini luar biasa karena dibuka untuk umum, ada seratus peserta yang mengikuti lomba sekitar 70% peserta warga sini dan sisanya dari luar desa,”imbuhnya.
Sedangkan ketentuan lomba, lanjutnya, peserta harus membawa benang ori gelasan toko, dengan sistem gugur. Layangan yang putus duluan dinyatakan kalah dan harus menggunakan sistem ulur tidak boleh bandangan.
“Layangan kita yang menyediakan, dengan kombinasi warna merah dan putih karena ini memeriyahkan hari kemerdekaan. Untuk hadiah kami sediakan aneka hadiah untuk juara satu, dua dan tiga,”
Di tempat yang sama hamdan yang merupakan putra asli desa jambar menilai terhadap acara ini Jadi, permainan layangan memang cukup memiliki nilai positif. Sebab tidak hanya sebuah permainan, ternyata layang-layang pula memberi kontribusi pada ilmuan seputar kajian ilmiah.
“Saya bangga pada Kampung kaliwon tepatnya sebagai halaman kelahiran saya, yang banyak menyukai permaianan layang-layang dan antusias dalam meramaikan hari kemerdekaan untuk memperingati para Pahlawan, dan saya berharap tidak hanya semangat memperingati saja, tetapi sebagai bentuk revitalisasi masyarakat yang turut menekuni perilaku-perilaku manusia merdeka baik dalam sisi pemikiran serta tindakan,” tuturnya.
Di kondisi pandemi, berjalannya perlombaan tidak melupakan aturan protokol covid 19. Saya lihat, keramaian baik peserta, penonton, para pedagang pun, lebih banyak menggunakan masker, meskipun ada beberapa yang tidak menggunakan. Tapi, kabar baiknya bahwa kawasan kampung ini tergolong sebagai wilayah berzona hijau.(red)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.