Kegiatan itu dimulai dari diskusi panjang tentang sejarah yang ada di Balai Desa, dan kemudian dilanjutkan dengan penelusuran situs-situs makam yang ada di sejumlah lokasi kuburan yang ada di Desa Ancaran. Sejarawan dari IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan Babinsa Desa Ancaran mendatangi satu persatu makam yang dicurigai sebagai makam tokoh penting desa dan tampak melakukan sejumlah dokumentasi dan penelisikan terhadap makam-makam yang ada.
baca juga:
Warga Desa dan Babinsa Ancaran “Nyaungan” Makam Kuwu Mare
“Kegiatan ini bertujuan untuk menelaah apakah makam-makam yang dikeramatkan warga itu memiliki kaitan dengan sejarah Islamisasi desa serta Kuningan atau tidak,” ungkap Pelda Edi Rosadi, Babinsa Desa Ancaran yang menginisiasi penelusuran tersebut.
“Apabila ternyata makam-makam ini benar-benar merupakan pusara orang penting atau ulama yang memiliki peran istimewa dalam sejarah, maka kita doakan semoga ada jalan agar situs ini tetap lestari dan tidak sampai hilang atau dilupakan,” lanjutnya.
Sementara itu, Tendi, sejarawan IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjelaskan bahwa makam-makam yang berhasil ditelusuri ternyata sebagian besar memiliki karakter yang sesuai dengan gaya Cirebon sehingga ia menyimpulkan bahwa Ancaran memiliki hubungan sejarah yang kuat dengan Cirebon pada masa lalu.
“Model dan corak nisan yang kita temukan memperlihatkan bahwa beberapa di antaranya memiliki model dan corak yang khas sekali Cirebon-nya. Apabila ada sumber lain, baik itu tradisi lisan atau tertulis yang mendukung fakta ini, maka dapat dipastikan apabila Ancaran dan Cirebon memang berhubungan,” jelas Tendi.
Dalam kesempatan lain, Pemerintah Desa Ancaran melalui Sekretaris Desa menyatakan bahwa kegiatan ini adalah kegiatan penting bagi desa karena bisa membantu untuk mengungkapkan sejarah dan asal usul desa. Bagaimanapun, sejarah desa adalah komponen penting bagi pengenalan identitas desa yang ada.
“Jadi, jika makam-makam tua di desa ini berhasil diidentifikasi, maka bukan tidak mungkin bahwa misteri sejarah Islamisasi desa yang selama ini tertutup bisa terbuka dan diketahui masyarakat. Dengan demikian, maka sejarah yang ada bisa tetap lestari dan tidak dilupakan,” tutur Ade, Sekretaris Desa Ancaran.(red)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.