Mimbar: Menyalahgunakan Jabatan

oleh: Kang Iwan

Jika korupsi, kolusi dan nepotisme adalah perbuatan yang jelas-jelas diharamkan, menyalahgunakan jabatan kerap masih dianggap berada dalam area abu-abu. Oleh karenanya, banyak kita temui orang-orang yang menggunakan jabatannya untuk kepentingan peibadi. 

Tanpa merasa berdosa dan telah hilangnya rasa takut kepada Allah Swt. Jabatan adalah amanah sehingga menyalahgunakan jabatan pada dasarnya sama dengan mengkhianati amanah. 

Sebagaimana Allah Swt berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan jangan juga kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui."(QS. Al-Anfal [8]: 27). Secara tidak langsung ayat tersebut mengindikasikan bahwa manusia hanya bisa disebut beriman ketika mampu menjaga amanah. 

Sedangkan, manusia yang meyalahgunakan amanah akan mendapatkan gelar munafiq. Dimana Allah Swt akan menempatkannya di kerak-Nya neraka. Dalam konteks prilaku kehidupan sehari-hari amanah bisa diartikan sebagai tumbuhnya sebuah kesadaran dalam menjaga jabatan sebagai amanah dan kesadaran dlm menjaga apa pun yang di amanahi Allah Swt. 

Hal itu sesuai dengan sabda Rasulullah Saw., yaitu setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya itu. 

Ada tiga makna yang bisa kita ambil dalam hadits tersebut. 

Pertama, amanah dlm menunaikan hak-hak Allah Swt dengan menjalankan perintah dan larangan Allah Swt. 

Kedua, amanah terhadap nikmat Allah yang wajib kita syukuri. 

Ketiga, amanah dalam menunaikan hak sesama manusia. 

Al-Qur'an telah menyebutkan tentang keutamaan sifat amanah dalam banyak ayat. Hal itu dimaksudkan agar kita dapat memelihara dan menjaganya, ternasuk di dalamnya jabatan yang diamanahkan ke pundak kita. Sebab, setiap amanah akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah dan manusia tidak bisa lari dari pertanggungjawaban tersebut. Wallahu A'lam

Artikel Hikmah Kolom Ragam Desember 11, 2020