Sinergi Para Ketua PPDI Kabupaten dan Pengurus Propinsi Jawa Barat

suarakuningan.com – Sinergitas jajaran pengurus Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Kabupaten se-Jawa Barat dengan pengurus PPDI Propinsi diupayakan melalui berbagai kegiatan rutin. Salah satunya adalah Rapat Pimpinan (Rapim) PPDI Jawa Barat yang merupakan agenda Triwulan PPDI.

Rapim kali ini Kuningan menjadi tuan rumah penyelenggaraan dengan dihadiri 13 Pimpinan (Ketua, Sekretaris dan Bendahara) PPDI Kabupaten di Jawa Barat. Bertempat di Aula Boshwezen, Bandorasa Kuningan, Sabtu (20/2).

Ketua PPDI Jawa Barat, Rofik Hikmaya

Ketua PPDI Jawa Barat, Rofik Hikmaya menyampaikan bahwa melalui rapim kali ini menitikberatkan pada upaya sinergitas organisasi, para pengurus PPDI Kabupaten se-Jawa Barat dengan Pengurus PPDI Propinsi. 

Selain itu, pembahasan Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum (LKBH) PPDI untuk memberikan perlindungan perangkat desa dan diharapkan melalui pertemuan rutin ini, para pengurus PPDI semakin kompak di Jawa Barat.

Ketua PPDI Kabupaten Kuningan, Surhani

Pemilihan Kepala Desa secara serempak pun, masih dikhawatirkan mengancam kinerja perangkat desa, dimana masih adanya idiom “ganti kepala desa, ganti kabinet”.  LKBH ini dibentuk untuk melindungi para perangkat desa dari penghentian secara sewenang-wenang oleh kepala desa baru.

Ketua PPDI Kabupaten Kuningan, Surhani menyampaikan rapim kali ini menitikberatkan pada penguatan kinerja para perangkat desa serta perlindungan perangkat desa dimana banyaknya aturan yang sebenarnya telah dibuat oleh pemerintah pusat tentang perangkat desa yang mengikat.

“Menjelang pemilihan kepala desa, PPDI mendorong dilaksanakan pembinaan bagi para calon kepala desa baru, agar minimal mengetahui dan faham aturan dan regulasi tentang pemerintahan desa. Termasuk juga mengetahui aturan dan regulasi tentang perangkat desa,” paparnya.

Yanuar Prihatin Sampaikan Motivasi bagi Para Peserta

H. Yanuar Prihatin, MSi (Anggota DPR RI) hadir sebagai pemateri metivasi bagi penguatan kinerja dan organisasi PPDI se Jawa Barat sebagai upaya mewujudkan kemajuan desa.

Yanuar mengisahkan bahwa sebuah desa di Jepang yang terletak di dataran tinggi hanya menghasilkan dua komoditi pertanian, yakni kol dan selada. Namun, kualitas kedua produk itu menjadi incaran seluruh restoran yang ada di Jepang. Kemajuan desa ini membuat para penduduk lebih memilih tinggal di desa dengan penghasil yang baik daripada merantau ke kota.

“Desa kecil dengan dua komoditas namun transaksi internasional, karena para pengekspor kol dan selada pun memburu kedua produk ini,” kisahnya.

Di sela kegiatan, gelak tawa para peserta sesekali terdengar karena sajian wayang golek menghadirkan sosok Si Cepot oleh peserta rapim asal Kuningan.(red)

Berita Pemerintahan Februari 20, 2021