Tiga narasumber yakni Nana Suryana dari Dinas Kesehatan; Ketua Epidemiologi Kuningan Cecep Heriana, S.K.K M.P.H dan Dosen Departemen Kesmas Universitas Padjajaran dokter Dr.Yulia Sofiatin, dr., SpPD.
Tujuan untuk mengadakan webinar ini adalah untuk membangun edukasi serta pemahaman dan partisipasi publik untuk bersama-sama mewujudkan kesehatan pulih, ekonomi bangkit.
Mewakili Bupati Kuningan ,Nana Suryana Kasi Survim Dinas Kesehatan mengatakan, vaksin adalah zat atau senyawa yang berfungsi untuk membetuk sistem kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit.
“Untuk sasaran vaksinasi yang paling utama adalah tenaga medis. Adapun Tenaga Kesehatan tidak hanya medis ataupun paramedis, tapi juga seseorang yang bekerja pada bagian medis,” jelasnya.
Asep Karsono Ketua Umum HMI Cabang Kuningan dalam sambutannya mengatakan “Vaksin dibuat untuk mencegah penyakit. Vaksin COVID-19 adalah harapan terbaik untuk menekan penularan virus corona. Namun, masih banyak masyarakat awam yang masih mempertanyakan manfaat vaksin COVID-19, cara kerjanya, atau mungkin efek samping yang dapat terjadi, serta ada juga yg takut terhadap vaksin tersebut. Dengan mendapatkan vaksin, kita juga akan membantu melindungi orang-orang di sekitar dari virus corona. Terutama orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit parah akibat COVID-19”.
“HMI dan tim satgas covid 19 HMI Cabang Kuningan siap turun langsung kepada masyarakat untuk memberikan pemahaman vaksin covid 19, karena saat ini masih banyak masyarakat yang parno akibat percaya dengan berita berita hoax terkait vaksin covid 19,” tegasnya.
Senada dengan Ketua Umum, Kabid Pemberdayaan Umat HMI Cabang Kuningan Fery Rizkiana Tri Putra S.Hut sekaligus bagian dari tim Satgas Covid 19 dan Ketua Pelaksana dalam kegiatan webinar ini mengatakan, “kegiatan ini menjadi ajang kepedulian dalam rangka tindak lanjut kami satgas Covid-19 Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Kuningan untuk mendukung upaya pemerintah dalam pengentasan pademi khususnya mengenai pendistribusian dan pemerataan vaksinasi. Kami juga berharap kepada mahasiswa dan masyarakat umum agar menjadi perhatian bersama untuk bisa keluar dari masa pandemi yang begitu lama”
Dalam paparannya, Nana Suryana menyampaikan, “adapun vaksin sendiri berjumlah 15 ribu dosel yang 1 pial tersebut 10 orang bukan termasuk sasaran, adapun tahap pemberian vaksin terdiri dari 2 tahap. Adapun pemberiannya terbagi di wilayah apotek, klinik kecil. Hal ini cukup menyulitkan karena tidak semua data datang. Adapun kendala perjalanan pendistribusian vaksin jika melalui pos adalah keamanan vaksin karena ditakutkan terjadi kerusakan karena vaksin dapat bertahan lama sampai 6 jam saja. MUI mengeluarkan fatwa mengenai vaksinasi ketika bulan ramadhan yang hukumnya boleh dilakukan.”
Cecep Heriana, SKM., MPH dalam penyampaiannya mengenai upaya kesehatan masyarakat untuk pengendalian wabah, menjelaskan mengenai kontrol pengendalian wabah, situasi nasional (Kasus dan kematian), strategi pengendalian COVID-19 melalui pelacakan kontak, hasil kinerja pelacakan kontak di kabupaten Kuningan, pembatasan sosial, dan menjelaskan mengenai vaksinasi COVID-19.
“Kesimpulannya adalah upaya pengendalian dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu kontrol penyakit 3T, intervensi kesmas termasuk 5 M. Pembatasan sosial PPKM masih perlu dikaji evektivitasnya, adapun vaksinasi di Indonesia perlu melibatkan berbagai unsur dan elemen agar tercapai tujuan pelaksanaan vaksin,” ujarnya.
Dr.Yulia Sofiatin, dr., SpPD membawakan materi tentang Peran vaksin dalam pengendalian penyebaran covid-19, menjelaskan bahwa vaksin merupakan substansi yang mengandung kuman utuh yang lemah atau dabian dari tubuh manusia yang membentuk antibodi atau sistem pertahanan tubuh untuk melawan kuman.
Dr Yulia juga menjelaskan mengenai proses teerjadinya inveksi virus, situasi masa kini, bahkan rekomendasi PAPDI. Dokter Yulia juga mengiatkan peserta untuk tidak lupa mengenai 5M. (red)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.