Ada yang tiga kali sehari khatam membaca Al-Qur’an ada yang sehari khatam, ada yang khatam dalam salat tarawih dan yang lainnya. Namun bagaimana dengan kita semua? Sudah berapa kali khatam Al-Qur’an? Punya target berapa kali khatam selama Ramadhan ini?
Oleh karena itu perlu kiranya kita tahu dan paham beberapa keutamaan berinteraksi dengan Al-Qur’an agar menjadi motivasi untuk kita semuanya memaksimalkan Ramadhan ini bersama Al-Qur’an sebagaimana telah dicontohkan Rasul dan para sahabat.
Setidaknya ada enam keutamaan yang akan kita raih saat kita istiqomah berinteraksi dengan Al-Qur’an:
1. Mendapatkan pahala yang berlipat saat membacanya
Hadisnya populer,
عَن ابنِ مَسعُودٍ رَضيَ اللٌهُ عَنهُ قَالَ:قَالَ رَسُولُ اللٌهِ صَلَى اللٌهُ عَلَي وَسَلَمَ مَن قَرَأ حَرفًا مٍن كَتَابِ اللٌه فَلَه بِه حَسَنَةُ وَالحَسَنَةُ عَشُرُ اَمُثَالِهَا لآ اَقُولُ الم حَرفُ وَلكِنُ اَلِفُ وَلآمُ حَرفُ وَميمُ حــَرُفُ
(رواه الترمذي وقال هذا حديث حسن صحيح غريب اسنادا والدارمى)
Dari Ibnu Mas’ud r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,
_“Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu hasanah (kebaikan) dan satu hasanah itu sama dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.”_ (HR. Tirmidzi).
Bayangkan teman-teman semuanya, kalau amalan ibadah lain itu diberikan pahala kebaikan setelah utuh melaksanakannya. Namun tidak dengan membaca Al-Qur’an, huruf per hurufnya sudah Allah berikan pahala kebaikan, dan terus dilipat gandakan hingga sepuluh kali lipat. Masya’a Allah, luar biasa. Sayangnya pahala kebaikan itu memang tidak tampak, sehingga sedikit sekali orang yang menghayati ini sebagai keutamaan yang sangat luar biasa.
Baiklah kita konferensikan saja ke dalam bentuk materi supaya kita lebih menghayati, karena kita mah memang manusia matrealistis kan?
عَن عُقبةً بنِ عَامِرٍ رَضيِ اللٌهٌ عَنهٌ قَالَ خَرَجَ عَلَينًا رَسُولٌ اللٌه صَلْي اللٌه عَلَيهِ وَسَلٌمَ وَنخَنُ فيِ الصفٌةِ فَقَالَ اَيٌكُم يُحبٌ اَن يَغدُ وَ كُلٌ يَومٍ اِلي بُطحَانَ اَواَلى الَعقَيقَ فَيَاٌتيِ بِنَاقَتَينِ كَومَاوَينِ فِي غَيِر اِثمٍ وَلآ قَظيعَةِ رَحَمٍ فَقُلنَا يَارَسُولَ اللٌهِ كُلٌنَا نُحِبٌ ذَالِكَ قَالَ اَفَلآ يَغدُو اَحَدُكُمَ اِلَى المسَجِدِ فَيَتَعَلَمَ اَوفَيَقَرٌاَ ايَتَينِ مِن كِتَابِ اللٌه خَيرٌلَه مِن نَاقَتَينِ وَثَلآثُ خَيرُلَه مِن ثَلآثٍ وَاَربَعُ خَيرُلَه من اربع ومن اعدادهن من الأبل
رواه مسلم وابو داوود
Dari Uqbah bin Amir r.a., ia menceritakan,
“Rasulullah saw. Datang menemui kami di shuffah, lalu beliau bertanya,
"Siapakah diantara kalian yang suka pergi setiap hari ke pasar _Buth-han_ atau _Aqiq_ lalu ia pulang dengan membawa dua ekor unta betina dari jenis yang terbaik tanpa melakukan satu dosa atau memutuskan tali silaturahmi?’ Kami menjawab,
"Ya Rasulullah, kami semua menyukai hal itu."
Rasululullah saw. Bersabda,
"Mengapa salah seorang dari kalian tidak ke masjid lalu mempelajari atau membaca dua buah ayat Al-Qur’an (padahal yang demikian itu) lebih baik baginya dari pada dua ekor unta betina, tiga ayat lebih baik dari tiga ekor unta betina, dan begitu pula membaca empat ayat lebih baik baginya daripada empat ekor unta betina, dan seterusnya sejumlah ayat yang dibaca mendapat sejumlah yang sama dari unta-unta.”
(HR. Muslim dan Abu Dawud)
Nah, sudah dikonferensikan ke dalam bentuk materi, bayangkan satu ayat satu ekor unta betina terbaik. Kalau sekarang mungkin perumpamaanya satu ayat dapat satu mobil fajero, dua ayat dua mobil dan seterusnya. Namun saya ingin tekankan disini adalah bahwa pahala membaca Al-Qur’an itu LEBIH BAIK dari semua materi yang telah disebutkan tersebut, sebagaimana telah Rasul sabdakan di atas. Rasul mengulang-ulang kata;
خَيرٌلَه
Yang artinya LEBIH BAIK dari pada...
2. Memberikan syafaat bagi si pembaca dan keluarganya, bahkan orangtuanya mendapatkan mahkota
Ini juga hadisnya populer,
Dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu ‘anhu : Saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِه
_“Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.”_ (HR. Muslim)
Dari Mu’adz al Juhani r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,
_“Barangsiapa membaca al Qur’an dan mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya, maka kedua orang tuanya akan dipakaikan mahkota pada hari Kiamat yang cahayanya lebih terang daripada cahaya matahari seandainya berada dirumah-rumah kalian di dunia ini. Maka bagaimana menurut perkiraan kalian mengenai orang yang mengamalkannya?”_
(HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Bayangkan teman-teman, kelak huru-hara kiamat itu sangat mencekam, begitupun perjalanan panjang kita di akhirat itu sangat menakutkan. Al-Qur’an menggambarkan bahwa kondisi pada saat itu sangat menakutkan, semuanya memikirkan nasibnya masing-masing. Sampai seorang Nabi pun, selain Nabi Muhammad memikirkan nasibnya di hadapan pengadilan Allah SWT.
Namun keistimewan bagi pembaca Al-Qur’an, kelak dapat mendapatkan syafaat (pertolongan) bahkan diberi keistimewaan dapat memberikan pertolongan kepada yang lainnya. Bukankah ini sebuah keistimewaan yang begitu agung. Disaat semua orang takut, mencekam, dan bingung mencari syafaat agar selamat, Ahlul Qur’an diberi keistimewaan dapat memberikan petolongan atas izin Allah SWT.
_Dari Sa’id bin Sulaim r.a. secara mursal bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada pemberi syafaat (penolong) yang lebih utama derajatnya di sisi Allah pada hari Kiamat daripada al Qur’an. Bukan Nabi, bukan malaikat, dan bukan pula yang lain.”_
(HR. Abdul Malik bin Habib-Syarah dari Kitab Ihya)
3. Tingkatan Syurga dan baris berjejer dengan para malaikat
Hadis yang satu ini juga populer di kalangan para pengahafal Al-Qur’an;
Dari Abdullah bin Umar r.huma. berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda,
_“(Pada hari Kiamat kelak) akan diseru kepada ahli Al-Qur’an, ‘Bacalah dan teruslah naik, bacalah dengan tartil seperti yang engkau telah membaca dengan tartil di dunia, karena sesungguhnya tempatmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca.”_
(HR. Ahmad, Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa’I, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)
Sebagian ulama berpendapat bahwa keutamaan yang disebutkan oleh hadist di atas hanya akan diperoleh para penghafal Al-Qur’an. Salah satunya disampaikan oleh Syekh Mulla Ali Qari Rahimallahu ta’ala, menjelaskan bahwa keutamaan tersebut hanya diberikan kepada hafizh Al-Qur’an, tidak termasuk orang yang membaca Al-Qur’an dengan melihat nash. Alasannya adalah: pertama, karena lafazh itu memang ditujukan kepada ahli Al-Qur’an (Shohibil Qur’an). Kedua, sesuai dengan hadits yang diriwayat oleh imam Ahmad,
حتَّى يقرا شيئاً منهُ
“…Sehingga ia membaca sesuatu yang bersamanya.”
Kalimat ini cenderung ditujukan kepada hafizh Al-Qur’an, meskipun ada kemungkinan orang yang selalu membaca Al-Qur’an juga dapat termasuk di dalamnya.
Namun ada sebagian ulama juga yang berpendapat bahwa keutamaan tersebut juga diperoleh orang yang membaca Al-Qur’an dengan syarat tartil dalam membacanya.
Dalam kitab Syarah Ihya ditulis bahwa jumlah ayat Al-Qur’an itu sesuai dengan tingkat surga, sehingga dikatakan kepada pembaca Al-Qur’an,
_“Naiklah ke surga tingkat demi tingkat sebanyak ayat Al-Qur’an yang telah kamu baca”._ Barangsiapa yang membaca seluruh ayat Al-Qur’an, maka ia akan mencapai derajat surga yang tertinggi di akhirat. Dan barangsiapa yang membacanya sebagian saja, maka derajat sebatas bacaannya itu saja. Singkatnya, batas ketinggian derajat seseorang bergantung kepada banyaknya bacaan Al-Qur’annya.
_Wa Allahu a’lamu bis showab_
عَن عَائِشَةَ رَضي اللٌهُ عَنهاَ قَالَتُ:قَالَ رَسُولُ اللٌهِ صَلٌي اللٌهُ عَلَيهِ وَ سَلٌم الَماهر باِلقُرانِ مَعَ السَفَرَةَ الكِرَامِ الَبَرَرَةِ وَاٌلَذِي يَقُراٌ القُرانَ وَيَتَتَعتَعُ فِيه وَهُوَ عَلَيهِ شَاقٌ لَه اَجَران
(رواه البخارى ومسلم وابو داوود والترمذى وابن ماجه)
Dari Aisyah r.h.a berkata bahwa Rasulullah saw.bersabda ,
_“Orang yang ahli dalam Al-Qur’an akan berada bersama malaikat pencatat yang mulia lagi benar, dan orang terbata-bata membaca Al-Qur’an sedang ia bersusah payah (mempelajarinya), maka baginya pahala dua kali.”_
(Hr. bukhari, Nasa’I, Muslim, Abu Daud, Tarmidzi, dan ibnu Majah)
Jika melihat redaksi hadistnya, tentu keutamaan yang ini lebih khusus karena sebutan ahli Al-Qur’annya denga lafadz _Mahir_, artinya ini bukan sekedar membaca dan menghafal namun menguasai segala ilmu tentang Al-Qur’an; Ilmu tafsir, ilmu asbabun nuzul, ilmu tajwid dan lainnya yang berkaitan dengan Al-Qur’an.
Wah susah dong? Tidak juga. Yang penting ada kemauan dan usaha untuk menjadi orang yang _Mahir_ maka In Sya’a Allah termasuk kepada orang yang mendapatkan keistimewaan hadist tersebut.
وَهُوَ عَلَيهِ شَاقٌ لَه
... sedang ia bersusah payah (mempelajarinya)
4. Ketenangan dalam menjalani hidup
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ
_(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram._ (Q.S Ar-Ra’d: 28)
Yang paling berharga di dunia ini adalah ketenangan hati. Karena betapa banyak orang yang punya banyak harta, punya tahta, terkenal dan punya segalanya namun berujung prustasi lalu bunuh diri. Semua itu disebabkan hatinya yang gelisah alias tidak punya ketenangan hati. Maka Al-Qur’an memberikan jaminan kepada para penggemarnya dengan ketenangan hati.
5. Mendapatkan solusi dalam setiap permasalahan
_ Dari Abu Dzar r.a., ia menceritakan, “Aku pernah berkata pada Rasulullah saw., ‘Wahai Rasulullah, berilah aku wasiat! ‘Rasulullah saw. bersabda, ‘Hendaklah engkau bertakwa kepada Allah Swt., karena takwa adalah akar dari setiap urusan.’ Saya berkata lagi, ‘Wahai Rasulullah, tambahkan wasiat untukku!’ Rasulullah pun bersabda, ‘Hendaklah engkau membaca Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Qur’an itu nur bagimu di muka bumi dan bekal yang disimpan di langit.”_
(HR. Ibnu Hibban)
Ingat kisah Nabi Yunus?. Nabi yunus pernah berada dalam tiga kegelapan; gelapnya malam, gelapnya lautan, dan gelapnya perut ikan paus. Semua masalah di dunia ini diibaratkan kegelapan, maka Al-Qur’an merupakan cahaya, berarti Al-Qur’an adalah sumber solusi.
6. Ilmu yang berkah dan teman-teman yang sholeh/ ha
Dari Abu Musa r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda,
_“Perumpamaan orang mu’min yang membaca Al-Qur’an adalah seperti jeruk manis yang baunya harum dan rasanya manis. Perumpamaan orang mu’min yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti kurma, tidak berbau harum tetapi rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an adalah seperti bunga, baunya harum tetapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an seumpama buah pare, tidak berbau harum dan rasanya pahit.”_
(HR. Bukhari, Muslim, Nasai, dan Ibnu Majah)
Setidaknya itulah keutamaan Al-Qur’an yang perlu kita kaji dan resapi tentunya, sehingga diharapkan Al-Qur’an mendapatkan tempat yang spesial di hati kita semua dibanding apapun yang ada di dunia ini.
Tiga yang pertama Allah berikan kelak di Akhirat, meskipun sebetulnya secara kias bisa saja itu berarti Allah berikan juga ketika di dunia. Kemudian tiga yang terakhir itu diberikan kelak di akhirat.
Namun perlu diingat-ingat. Semua keutamaan itu bukan tujuan! artinya jangan jadikan pengetahuan kita terhadap keutamaan berinteraksi dengan Al-Qur’an menjadi satu-satunya alasan berinteraksi dengan Al-Qur’an. Ingat, tujuan tetap _lillah_ mengharap ridho Allah! Agar semuanya bernilai di sisi Allah. Adapun keutamaan-keutamaan tersebut diatas adalah sebagai bonus dari Allah swt., in sya’a Allah.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.