Dan jika pernikahan diniatkan sepanjang usia, sesungguhnya sepanjang usia itu lamaaa, sodara-sodara. Selama itu pula kita membersamai dan menerima ia pada semua baik buruknya
Bismillah, semoga menjadi pelajaran...
Seorang senior, berusia jelang antara 45-50 an memiliki segala damba para pria sejak muda. Cantik, keturunan baik, pegawai.
Bersuamikan lelaki tampan bertubuh proporsional, pekerja keras, mandiri, tahu banyak ilmu agama, pimpinan sebuah instansi. perhatian.. memiliki nyaris segala yang didamba wanita. Yang beresin rumah dia, nyuci nyetrika dia, kalo mau ada acara istrinya dia yang dandanin, beliin baju, sepatu, tas, bawa ke salon.. semua. Bahkan di rumahnya yang cukup mewah, ada 3 berjejer megah lemari kaca tempat segala barang bermerk seperti suka saya liat di tipi kalau nonton rumah artis, royal.. pulang dari mana-mana semua keluarga, tetangga, teman-teman kebagi oleh-olehnya.
Sang putri pertama tak kalah hebatnya, baru lulus kedokteran, cantik, hafidz, selesai wisuda langsung dipinang karyawan bank, dinikahi dengan segala kemegahan.. putra juragan yang punya banyak toko di Jakarta. Langsung dihadiahi rmh dan mobil. Bahkan saat lamaran, tak ada merk kendaraan lain dari keluarga sana yang datang selain mobil berharga minimal setengah eM.
Dalam satu perbincangan sang senior mengatakan sengaja menemui saya, menangis dalam keluhnya.. "cape berumahtangga dengan suaminya!" Dia yang royal berbalik menuntut kesempurnaan, jerawat sedikit dikomentarin, gendut sedikit dinyinyirin.. ke semua, termasuk pada anak-anaknya.
Klo beres-beres heboh, ruwet kalo liat yang lain ga bantu, klo ngasih uang suka diungkit-ungkit nyelekit, boros ga punya tabungan. Pengennya selalu lebih, inginnya terus dipuji. Selalu ngatur ga mau tau waktu, klo berantem curhatnyaaa kemana-mana bikin malu.
Itulah kenapa katanya senior ini tak pernah bisa gendut, badannya kurus.. *yang kami kira perawatan karena tak tampak tekanan*.
Beberapa waktu setelah tangisnya... dia dikabarkan sakit, ditinggal-tinggal, disuruh keluarganya yang urus. Sang suami mengendali semua simpanannya, tabungan, perhiasan *yang ukuran minimalnya klo gelang aja dia biasa pake seukuran 2 jari tangan lebarnya*.
Kabar terakhir dalam sakitnya, dia didiagnosa positif covid pula. Sekarang... perempuan itu dalam perawatan, di... rumah sakit jiwa..!!!
Namun ada yang luar biasa dari semua yang mendiagnosa, saat saya hubungi.. dia normal berkomunikasi, mengingat baik segalanya, hanya menjadi sangat insecure dan gelisah. Saya menangis, dia tak seharusnya di sana, masih bisa diurus di rumah.
Saya berdialog dengan yang merawat dan mengobatinya, menurut teori, harusnya dia sudah gila lebih parah, bahkan ada yang menyebut sudah level telanjang di jalan klo pada orang-orang lain.
Pak ustadz yang merukyah mengabari saya.. bahwa beliau yakin teman saya punya amalan shaleh yang dilanggengkan. Ternyata adalah dluha dan tahajud...
Ya, dalam keadaan begitu, dia tetap dluha dan tahajud, dia tak kehilangan kesadaran, betapa Allah tunjukan bagaimana shalat menjaga manusia yagn menjaga shalatnya.
Pelajaran..
Ada banyak sisi kehidupan dibalik setiap yang kita saksikan, setiap manusia punya jalan, tak ada kebaikan Ar Rahman yang harus disangsikan..
Tak perlu iri, setiap diri punya porsi, kita hanya melihat dengan indera, terbatas jangkauannya. Maka untuk segala di hidupmu.. syukuri dulu.
Penulis : Evi Kusumahati
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.