oleh H. Imam Nur Suharno, MPdI
Kepala Divisi HRD dan Personalia Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat
Dalam kehidupan masyarakat ada yang memimpin dan ada yang dipimpin. Orang yang memimpin harus mampu mengantarkan orang yang dipimpin kepada kehidupan yang lebih baik. Dan, komitmen melayani itu menjadi kunci dalam kepemimpinan.
Kepemimpinan hakikatnya adalah melayani (al-khidmah), sebagaimana ditegaskan dalam sabda Nabi SAW, “Pemimpin suatu kaum adalah pelayan bagi mereka.” (HR Ibnu Asakir dan Abu Nu’aim).
Pemimpin adalah pelayan bagi orang (rakyat) yang dipimpinnya. Menjadi pemimpin berarti mendapatkan kewenangan besar untuk melayani rakyat. Karena itu, setiap pemimpin harus memiliki kemampuan dalam membangun visi pelayanan untuk meningkatkan kesejahteraan di segala bidang. Atas dasar itu, bukan pada tempatnya apabila pemimpin minta dilayani.
Kesuksesan pemimpin bukan terletak pada kemampuannya duduk di singgasana kepemimpinan, namun terletak pada kemampuannya duduk di hati orang (rakyat) yang dipimpinnya. Hal itu terwujud dalam kemampuannya melayani rakyat yang dipimpinnya.
Sehingga, antara yang memimpin dan yang dipimpin akan saling mencintai karena Allah SWT. Itulah tanda pemimpin terbaik (HR Muslim). Salah satu indikator pemimpin dicintai adalah yang dapat mengayomi, melayani, menyayangi, membela, dan tidak berbuat zalim kepada rakyat.
Paling tidak ada tiga aspek dalam melayani rakyat (khidmatul ummah) agar kehidupan menjadi lebih baik dan sejahtera.
Aspek pertama, melayani dengan hati (al-khidmah bil-qalb). Melayani harus dimulai dari dalam diri. Kepemimpinan sejati dimulai dari dalam hati, kemudian bergerak ke luar untuk melayani.
Ciri pemimpin yang mampu melayani dengan hati adalah tujuan utama pemimpin adalah melayani kepentingan orang yang dipimpinnya. Orientasinya bukan untuk kepentingan pribadi maupun golongan, tetapi untuk kepentingan publik yang dipimpinnya.
Kemudian, memiliki kerinduan membangun dan mengembangkan rakyat yang dipimpin, memiliki perhatian terhadap rakyat yang dipimpin, perhatian kebutuhan dan kepentingan rakyat, akuntabilitas, penuh tanggungjawab, mendengar curhatan rakyat, dan mampu mengendalikan ego dan kepentingan pribadi.
Aspek kedua, melayani dengan kepala (pikiran) (al-khidmah bil-aql). Hal penting dalam melayani dengan pikiran, yaitu memiliki visi yang jelas; responsive, dan performance coach.
Aspek ketiga adalah melayani dengan tangan (al-khidmah bil-yad). Hal yang harus dimiliki oleh pemimpin adalah pemimpin tidak sekedar memuaskan mereka yang dipimpinnya, tetapi memiliki kerinduan untuk mengemban amanah dengan baik, fokus dalam hal spiritual dibandingkan sekedar kesuksesan duniawi, mau terus belajar, dan senantiasa menselaraskan dirinya terhadap komitmen untuk ibadah dan melayani.
Jika setiap pemimpin pada semua level berkomitmen dalam melayani maka dapat mengantarkan kepada kehidupan yang lebih baik. Semoga.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.