Tradisi ini untuk mengenang jasa K.R.H. Dimyati selaku sesepuh Desa Jatimulya yang juga merupakan salah satu tokoh penyebaran agama Islam di daerah Cidahu dan sekitarnya.
Saat musim ziarah tersebut, rumah-rumah warga sekitar makam menyediakan makanan gratis bagi para peziarah.
Uniknya, makam K.R.H. Dimyati ini terletak di Desa Mekarmulya Kecamatan Cimahi yang bersebelahan dengan Desa Jatimulya.
Berkunjung ke makam beliau bersama salah satu cucunya, Ahmad Jayadi, S.Kom alias Kang Didi Ajay (Kepala Desa Jatimulya) yang juga meneruskan jejak sang kakek mengembangkan syiar agama Islam dengan mendirikan pondok pesantren Salaf dan Modern As Salam.
Menurut Kang Ajay kakeknya mewarisi puluhan hektar tanah yang kemudian diwakafkan ke beberapa pihak untuk dijadikan pondok pesantren.
“Ketika kakek wafat, saya masih kecil, tapi sempat melihat kerapnya orang-orang datang menemui kakek untuk berbagai keperluan. Setelah saya dewasa, saya mendengar dari beberapa orang, termasuk orangtua, bahwa kakek sering diminta bantuan baik urusan uang atau pun permasalahan,” kisahnya.
Kang Ajay menuturkan bahwa semasa hidupnya kakek kerap diundang ke kesultanan cirebon, dan setelah kakeknya wafat, dari keluarga kesultanan Cirebon kadang ada yang berziarah ke makam sang kakek. Dirinya belum memastikan hubungan kekerabatan sang kakek dengan kesultanan Cirebon.
“Dengan terbitnya Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, dimana komponen-komponen kebudayaan desa harus terinvetarisir, rencananya makam-makam sesepuh serta peninggalan bersejarah Desa Jatimulya akan di SK atau Perdes kan. Sebagai salah satu implementasi UU tersebut yang beberapa waktu lalu telah disosialisasikan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten kepada para perangkat desa sebagai pelestarian dan destinasi wisata religi,” pungkasnya.(red)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.