Selain pertanian padi dan palawija, salah satu komoditas andalan di desa tersebut yakni tanaman tembakau. Selain dikenal sebagai sentra penghasil tembakau terbaik sejak dahulu, lahan pertanian tembakau di Desa Karanganyar pun terluas dibandingkan desa-desa penghasil tembakau lainnya di Kabupaten Kuningan. Adapun lahan pertanian tembakau di Kabupaten Kuningan seluas ± 135 ha.
Tembakau Desa Karanganyar, hampir seluruhnya dipergunakan untuk pembuatan rokok, karena memiliki aroma yang sangat khas. Sebagai komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi, pengelolaan tembakau melibatkan banyak tenaga kerja sejak pembibitan hingga pembuatannya menjadi rokok.
Sudiardi, selain sebagai kepala desa, ia juga merupakan salah satu produsen tembakau di Desa Karanganyar. Bisnis tembakau sudah ia geluti sejak lama sebelum menjabat sebagai kepala desa. Tidak hanya dalam hal pengolahan, dalam pertanian tembakau pun, sudiardi adalah ahlinya.
“Sebelum jadi kepala desa, saya kan petani tembakau, dan sampai sekarang juga masih bertani tembakau, karena ini sudah turun temurun di keluarga saya. Mulai dari pembibitan, penanaman, panen, sampai pengolahan daun tembakau menjadi tembakau kering, ya saya masih terjun langsung,” ungkapnya.Untuk menghasilkan tembakau kering, dikatakan Didi (red-panggilan akrab Sudiardi), membutuhkan proses yang cukup panjang, mulai dari pemilahan kualitas daun, perajangan (pemotongan), pengeringan, hingga pemintalan.
“Untuk menghasilkan tembakau kering prosesnya itu cukup panjang, sehingga dalam pengolahannya saya juga dibantu sekitar 6 orang pekerja. Ada yang bagian milih daun, memotong, mengeringkan memintal dan mengemas,” ujarnya.
Sementara dalam hal pemasaran, diungkapkan Didi, saat ini hanya baru bisa melayani pesanan diseputar wilayah Kabupaten Kuningan, hal itu dikarenakan keterbatasan hasil tembakau karena semakin berkurangnya pertanian tembakau.
“Dulu, kita bisa memasok tembakau ke perusahaan-perusahaan rokok di Temanggung Jawa Tengah, karena kualitas tembakau dari Kuningan ini telah diakui di pasar tembakau nasional. Tapi sekarang, untuk memenuhi kebutuhan di Kabupaten Kuningan saja masih kurang. Mungkin hal ini karena faktor berkurangnya orang yang mau menanam tembakau, dan menggantinya dengan tanaman lain,” bebernya.
Padahal menurutnya, keuntungan dari menanam tembakau cukup memberikan prospek yang baik. Selain pemasarannya yang mudah dan tidak ribet, tembakau juga dapat menghasilkan rupiah yang cukup menjanjikan. “Bagi saya, tidak salah jika tembakau itu disebut sebagai ‘emas hijau’ karena permintaan pasarnya yang tinggi dan dapat memberikan keuntungan yang cukup menjanjikan,” pungkasnya. (red)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.