Beragam upaya terus dilakukan demi mengakhiri virus corona yang menyerang bertubi-tubi. Di Indonesia, pemerintah membuat pedoman protokol kesehatan yang dikenal dengan sebutan 5M untuk menghadapi Covid-19 serta juga membuat kita konsisten menjaga imun tubuh.
Protokol 5M terdiri dari Mencuci Tangan, Memakai Masker, Menjaga Jarak, Menjauhi Kerumunan, dan Mengurangi Mobilitas. Selain itu, kita juga tetap harus melakukan upaya lain untuk menjaga imunitas tubuh seperti berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan bergizi, berjemur, beristirahat dengan cukup, serta mengonsumsi suplemen kesehatan seperti vitamin, obat herbal, atau bahkan jamu.
Akan tetapi, pada kenyataannya di lapangan masih banyak masyarakat yang kurang sadar betapa pentingnya protokol kesehatan ini, terutama mencuci tangan memakai sabun yang mestinya dilakukan dimanapun dan kapanpun. Terkadang, banyak orang malas membawa sabun saat beraktivitas diluar rumah karena dirasa kurang praktis.
Hal inilah yang mendorong sekelompok Mahasiswa STIKes Kuningan untuk mengembangkan produk sabun cuci tangan berbentuk kertas dengan kandungan bahan-bahan alami. Mereka adalah Icka Irma, Elina Haqie, Regia Rohmania Putri, Rita Nuryati dan Nita Agustina Sari, sekelompok Mahasiswa STIKes Kuningan yang sedang melakukan Kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan 2 (PBL 2) di Desa Cipaku Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Icka Irma selaku Ketua Kelompok mengatakan, bahwa inovasi tersebut awalnya terpikirkan karena masih banyak masyarakat terutama di desa Cipaku yang bepergian keluar rumah tanpa mematuhi protokol kesehatan. Sehingga, para mahasiswa ingin mengedukasi terkait Covid-19 dan bagaimana melakukan aktivitas di luar rumah namun tetap memperhatikan protokol kesehatan 5M dan meningkatkan imunitas tubuh.
“Karena banyaknya masyarakat yang melakukan aktivitas di luar rumah seperti pergi ke lahan pertanian, ke kebun, atau tempat-tempat lainnya, kemungkinan mereka lupa untuk mencuci tangan. Akhirnya kami berinisiatif untuk membuat sabun dalam bentuk kertas agar praktis dibawa kemana-mana, pembuatan sabun kertas ini terinspirasi dari Pembuatan Sabun Kertas oleh Mahasiswa UNPAD dari bahan daun dadap dan air kelapa. Akan tetapi, bahannya kami modifikasi menggunakan antiseptik serupa dari daun sirih, jeruk nipis yang juga dapat menghilangkan aroma bau, dan lidah buaya yang bisa melembabkan kulit, karena bahan tersebutpun lebih mudah dijumpai di lingkungan sekitar," ujar Icka, Sabtu (11/9).
Icka menambahkan, "Oleh sebab itulah kami namakan produk ini ALPERLIME Paper Soap singkatan dari Aloevera (Lidah buaya), Piper bettle (Daun sirih) dan Lime (Jeruk nipis). Adapun kertas yang digunakan adalah Water Soluble Translucent Paper, jenis kertas yang dapat larut air.”
Selain mengembangkan sabun kertas, mereka juga berinovasi membuat jamu sehat dari bahan kunyit yang dapat meningkatkan imunitas tubuh terutama di masa pandemi Covid-19 sekarang ini.
“Kunyit memiliki kandungan anti inflamasi, antiperadangan, dan antioksidan sehingga memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Pembuatan jamu kunyit asam selain dapat meningkatkan kekebalan tubuh juga dapat meredakan nyeri haid, mengendalikan gula darah, meredakan peradangan, membersihkan tubuh dari racun, mengatasi keputihan, engempiskan perut kembung, meningkatkan fungsi otak, dan sebagainya”, ujar Icka.
Inovasi ini disambut dengan sangat baik oleh masyarakat Desa Cipaku dan Prodi Kesehatan Masyarakat STIKKU. Karena tak hanya menggali sumber daya alam tempat PBL, mereka juga melakukan pengembangan agar produk yang dihasilkan bisa bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri terutama dari segi kesehatan.
“Adik-adik mahasiswa ini sangat kreatif dan inovatif, masyarakat yang sebelumnya hanya menjual kunyit karena banyaknya SDA tersebut, sekarang setelah mendapat edukasi menjadi tahu bahwa kunyit ini ternyata bisa dijadikan minuman sehat untuk meningkatkan imun dan bisa dibuat sendiri dirumah. Selain itu, adanya inovasi sabun kertas pun merupakan hal baru bagi kami dan tentunya bermanfaat pula bagi masyarakat” tutur Sunarya, Kepala Desa Cipaku.
Menurut Icka, produk Alperlime Paper Soap ini ada rencana untuk dipasarkan. Namun menunggu saran dan masukan dahulu dari institusi, sambil melengkapi kajian yang mereka lakukan.
“Kami telah berkonsultasi bersama dosen pembimbing dan menyerahkan beberapa sampel ke Prodi, alhamdulillah responnya baik, beliau mengapresiasi inovasi yang kami kembangkan. Terkait rencana pemasaran sudah ada, tapi kami menunggu dulu masukan dari institusi. Kami berharap, Alperlime bisa sangat berguna bagi masyarakat dan dapat meningkatkan perilaku masyarakat dalam mencuci tangan pakai sabun karena produk ini mudah dibawa kemanapun,” tutup Icka.***
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.